12

928 102 16
                                    

WARN! Typo bertebaran!

"To....Santai aja dong." Kata ku berusaha menenangkan.

Haruto mengangguk dan mulai menetralkan nafasnya. Dan beberapa detik kemudian kami dibuat kaget dan syok secara bersamaan saat Haruto membuka mulut dan mengatakan alasan kenapa dia sangat gelisah.

+++++++++++

Haruto masuk ke salah satu ruang rawat dengan nafas yang berburu. Mobil Haruto mogok saat laki laki itu menempuh perjalanan ke rumah sakit.

Dan Haruto terpaksa berlari dan menempuh 3km untuk sampai dirumah sakit. Ingin naik angkutan umum juga masalahnya Haruto tidak membawa uang cash.

"Dokter! Gimana keadaannya?!" Teriak Haruto membuat sang dokter yang tengah mencatat pun langsung terlonjak kaget.

Dokter itu menatap Haruto dari atas Sampai bawah kemudian menggeleng. Raut Haruto berubah drastis. Laki laki itu langsung menatap kearah ranjang rumah sakit.

Bisa dia liat disana, ada dua pasien yang tengah tertidur lelap dengan wajah lesu. Air mata Haruto sudah tidak bisa dibendung lagi dan mengalir begitu saja.

"Mereka gak kenapa kenapa kan dok?!" Sang Dokter masih terdiam menatap Haruto.

Decakan Haruto terdengar dan laki laki itu menatap kesal kearah si dokter. Ini kok daritadi dia nanya dokternya cuma diem aja gitu.

"Lu bisu ya daritadi gw nanya cuma diem aja?!"  Haruto bertanya lagi sambil menyentuh pundak sang dokter. Dokter itu menatap wajah Haruto dan setelahnya darah mengalir dari hidung si dokter.

Haruto agak kaget juga panik saat dokter itu mimisan dan tiba tiba pingsan.

Laki laki itu langsung keluar ruangan dan beruntungnya dia bertemu dengan dokter lain yang sedang lewat didepan ruangan. Langsung saja Haruto menarik dokter itu masuk kedalam.

"Dok dok ada orang sekarat!"

"Mana?! Mana?!"

"Itu!" Haruto menunjuk dokter perempuan tadi yang masih berbaring dengan darah yang mengalir.dari hidungnya.

Dokter laki laki yang ditarik Haruto barusan pun langsung berjalan mendekati dan berjongkok didepan objek yang Haruto maksud.

"Dia cuma pingsan dan darah ini, kayaknya dia mimisan juga." Haruto terdiam dan mengangguk kecil. Dokter tadi langsung mengangkat tubuh dokter perempuan itu ke punggungnya.

Setelah itu berjalan keluar dari ruangan. Tetapi sebelum benar benar pergi, dokter itu membalikkan badannya dan tersenyum kearah Haruto.

"Kamu mau tau keadaan pasien?" Haruto mengangguk.

"Mereka gak kenapa Napa. Untungnya setelah tertabrak mereka langsung dibawa kesini jadi masih bisa terselamatkan." Ujar sang dokter yang dibalas oleh tatapan mata berbinar oleh Haruto.

"Beneran?"

"Iya."

Haruto mengulas senyum dan menatap haru kearah dua pasien yang masih memejamkan mata. Tertidur dengan tenang dan lelap.

My Blood and My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang