Bagian empat

15 3 0
                                    

"Menutup aurat, tidak berarti aku orang yang baik, tidak berarti aku orang yang memiliki ilmu agama yang tinggi, sekali lagi aku peringatkan, TIDAK!
Menutup aurat itu wajib bagi semua wanita yang mengucapkan syahadat, mengaku memiliki Tuhan yang satu ALLAH SWT. dan mengaku MUHAMMAD adalah utusan Allah.
Mungkin, sebagian orang beranggapan, jika menutup aurat harus dimulai dengan memiliki perilaku yang baik. Konsepnya tidak begitu! Justru, dengan menutup aurat engkau akan merasa malu melakukan maksiat kepada Tuhanmu.
Dosa kita sebagai wanita sudah banyak, jika dengan menutup aurat bisa menutup satu pintu dosa kita, mengapa tidak dilakukan? Berat? Ya iya, imbalannya surga.
Bisa, mulai pelan-pelan aja. Karena hijrah itu tidak langsung berdiri, tapi dimulai dengan proses merangkak."

-IMP-
-Dariku wanita akhir zaman-

••••

Umi, Ayzia dan juga Afdhal sudah berdiri di depan ruangan tempat sang Abi dirawat. Tidak ada yang baik-baik saja saat melihat orang yang disayang terbaring lemah di kasur putih dalam ruangan kotak itu. Ayzia berusaha menenangkan Umi yang menangis tak bersuara itu, Umi menangis dengan air mata yang terus berjatuhan di pipinya.

"Umi jangan nangis lagi, Umi. Ayzia yakin Abi akan baik-baik saja, Mi," ucap Ayzia menenangkan.

Ayzia wanita yang memiliki skill pandai menyimpan perasaan. Bukan hanya Umi yang bersedih dan rapuh, Ayzia pun juga rapuh melihat Abi yang sangat ia sayangi berbaring tak sadarkan diri. Tapi, Ayzia selalu berprinsip, ia harus tetap terlihat baik-baik saja, jika dia ikut menampakkan kepedihan hatinya lantas siapa yang akan menjadi penyemangat Umi dan juga adik kecilnya Afdhal.

"Umi, Abi nggak akan ninggalin kita kan, Mi?" tanya Afdhal polos dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Umi semakin rapuh saat mendengar pertanyaan Afdhal, pertanyaan yang paling dan teramat sangat ditakuti olehnya.

"Abi akan sembuh kok, Dek. Abi kan kuat," ucap Ayzia lembut dengan mengusap pelan rambut sang adek.

"Nanti kalau Abi udah sembuh, Abi tetap bisa main bola sama Afdhal kan, Kak? Nanti Afdhal janji deh gawangnya nggak Afdhal tutup," ucap Afdhal.

"Kenapa?" tanya Umi.

"Karena Afdhal mau Abi yang menang, kan selama ini Abi nggak gol karena Afdhal tutup gawang semuanya," jawab Afdhal lagi dengan begitu lugunya.

Air mata Umi semakin deras membanjiri pipinya. Umi masih tidak percaya jika Abi akan mendapatkan serangan jantung untuk yang pertama kalinya.

Sepuluh menit berlalu, seorang laki-laki berbaju putih dengan segala perlengkapan Dokter keluar dari ruangan tempat Abi diperiksa.

Umi, Ayzia dan juga Afdhal langsung berlari menghampiri Dokter tersebut.

"Bagaimana dengan kondisi suami saya, Dok?" tanya Umi..

"Keadaan Suami Ibuk saat ini sudah lumayan membaik, walau tadi sempat drop, tapi sudah bisa kami atasi. Untuk hari ini kami sarankan Bapak tetap dirawat dulu agar kami bisa memantau kondisi Bapak kedepannya. Jika sudah stabil, Bapak dibolehkan pulang besok pagi, Buk," ujar Dokter menjelaskan pada Umi, Ayzia dan juga Afdhal.

"Alhamdulillah. Baik, Dokter. Terima kasih, Dok."

"Sama-sama, Buk. Sudah kewajiban kami mengusahakan yang terbaik untuk pasien."

MENOLAK RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang