Semua murid berkerumun di depan ruang BK. Dua karakter murid yang berbeda sedang diadili oleh guru BK dalam ruangannya. Dua lelaki gagah sedang mendapat nasehat dan juga terkadang ocehan pedas dari guru BK karena mereka saling sahut menyahut tak mau kalah dalam berdebat.
"Azel, kamu saya skor 2 hari."
Satu keputusan yang membuat luar jendela dan depan pintu ruang BK mulai ditinggali oleh murid-murid yang ikut menguping dan ingin tau apa yang terjadi dan keputusan apa yang dijadikan akhir dari proses perundingan.
Ayzia menelan salivnya saat mengetahui keputusan guru BK-nya yang merugikan Azel tentunya. Ayzia terpaku, ia tidak tau harus menyalahkan siapa, yang jelas ia ketahui dialah penyebab Azel diskors selama 2 hari.
"Aku yang salah," ucap Ayzia pelan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Flashback on.
"ZIDAN!!!"
Seorang lelaki dengan pakai yang sudah tidak rapi dan rambut yang mulai basah karena keringat, ia menatap Zidan— pria yang saat ini sedang berusaha berbicara dengan Ayzia.
"Azel, kenapa?"
"Lo nggak boleh deket-deket Ayzia!" larang Azel pada Zidan.
Zidan terdiam dan tersenyum samar menatap Azel yang melarangnya untuk berbicara dengan Ayzia. Memang semuanya harus ia jelaskan pada Ayzia agar Ayzia tak salah paham dan tidak menjauh darinya.
"Apa hak lo larang-larang gue, Zel?" Zidan tak terima.
Azel tersenyum kecut. "Jelas gue ada hak, gara-gara cewek lo dia jadi dihukum. Lo kalau udah punya cewek jagain cewek lo, jangan gampang nyakitin orang lain, apalagi bawa-bawa hijabnya."
Satu kalimat terpanjang yang diucapkan Azel. Lagi-lagi kepedulian kembali diberikan oleh seorang Azel yang terkenal dingin pada wanita yang baru saja dikenalnya, Ayzia.
"Bacot lo, lo kayak gak pernah aja nyakitin cewek. Ingat, korban lo sekarang lagi dirawat di rumah sakit jiwa, mending lo urusin itu!" balas Zidan.
Ucapan yang membuat Azel terdiam. Matanya saat ini sudah memerah, jari-jari panjangnya mulai mengepal kuat karena sudah tersulut amarah. Ucapan Zidan benar-benar membuat Azel sudah tak kuasa menahan diri.
Bugg!!!
Satu pukulan mendarat di wajah Zidan, buliran darah segar mulai keluar dari sudut bibirnya. Azel sudah mulai mengeluarkan rasa amarahnya, tak penting saat ini di sekolah yang akan mengakibatkannya masuk ruang BK. Ucapan Zidan benar-benar bagai petir untuk Azel, bagaimana bisa Zidan mengucapkan hal yang tak pernah dilakukan oleh Azel, bahkan sampai saat ini Azel tidak menyalahkan dirinya atas sakit yang dialami wanita yang pernah mencintai nya itu.
"Brengs*"
Bugg!!!
Zidan tak tinggal diam, ia juga memukul Azel dengan satu tinjunya yang saat ini sudah mendarat di perut Azel."CUKUPP!!!"
Flashback off.
Semua mata yang masih ada di dekat ruang BK saat ini sudah beralih menatap Ayzia. Ayzia tak menghiraukan, yang jelas ia menyalahkan dirinya yang menjadi penyebab kerugian yang dialami Azel.
"Emang semuanya salah elo!" Seseorang datang menghampiri Ayzia.
"Sejak lo datang ke sekolah ini, hawa di sekolah ini jadi panas tau nggak! Lo tu sok kecakepan banget jadi orang, kemarin Zidan sekarang Azel yang belain lo mati-matian. Dasar rakus, wanita munafik. Lo nutupin kebusukan lo dengan hijab yang lo kenakan ini kan? Dasar munafik!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENOLAK RASA
Teen FictionTerbiasa sendiri Bukan aku tak ingin membuka hati Tapi, aku adalah wanita yang takut akan patah hati... Aku tidak lemah, juga tidak pemberani.. Tapi, untuk menyembuhkan torehan luka, aku butuh waktu yang terbilang cukup lama.. Untuk itu, aku lebih m...