Bagian Sembilan

12 2 0
                                    

Tidak takut, hanya saja memperpanjang masalah itu bukanlah jalan terbaik.

-IMP-

_____________________________

••••

"Assalamualaikum, Bu." Ayzia berdiri di depan pintu dengan mengetuk pintu satu kali saja karena ia sudah melihat ada Bu guru dan seseorang lainnya.

"Wa'alaikumussalam, masuk Ayzia!" jawab Bu Nia saat melihat Ayzia sudah memenuhi panggilannya.

Di dalam ruangan yang bertuliskan nama RUANG BK itu sudah ada Bu Nia selaku guru BK dan juga Aren beserta Monica. Ayzia sudah menduga kejadian saat jam istirahat itu akan sampai ke ruang BK, pasalnya banyak sekali dari siswa dan siswi yang berkerumun untuk menyaksikan pertengkaran yang sebenarnya berawal dari sebuah kesalahpahaman. Ayzia sedikit kesal karena yang menjadi inti permasalahan sampai saat ini pun belum menunjukkan batang hidungnya.

"Kenapa Ibu panggil saya?" tanya Ayzia yang sebenarnya sudah tau jawabannya.

Saat Ayzia berbicara di dalam ruang BK bersama Bu Nia, Aren dan juga Monica. Sementara di luar ruang BK sudah berdiri menguntit para sahabatnya, ya siapa lagi kalau bukan Flora, Lea dan Manda. Mereka sangat penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Bu Nia pada Ayzia.

"Gue nggak terima kalau Ayzia yang dihukum cuma karena Bu Nia itu tantenya Aren," Lea bersuara.

"Iya, gue juga gak setuju!" ucap Flora serentak dengan Manda.

Saat sedang mengintip kejadian di dalam ruang BK, tiba-tiba saja mereka dikejutkan oleh para kakak kelasnya. Kakak kelas dari 12 IPA 2 yang selalu membuat mata yang menatap terkagum-kagum seakan berkata 'Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan' tapi hal itu lain dengan Lea yang tidak begitu suka dengan para kakak kelasnya itu, apalagi pada Devan— anggota geng Vounter. Lea tidak menyukainya karena Devan terlihat begitu sombong saat ada lomba cerdas cermat antar kelas, Lea tau Devan pintar, tapi melihat sifatnya yang dingin dan terlihat acuh itu membuat Lea semakin berambisi untuk mengalahkannya dalam bidang yang Devan sukai yaitu hitung-hitungan.

"Siapa masuk BK?" tanya Azel yang diangguki oleh para sahabatnya.

"Ya pasti Aren sama anak baru itu lah," sahut Deden di belakang Azel.

Ucapan Deden diangguki oleh Manda dan Flora. Azel terdiam, ia ikut mengintip dari jendela ruang BK tempat sahabat Ayzia mengintip sebelumnya.

Ditia, Devan, Deden, Farel, Dirga, mereka mendeklik, menatap Azel yang tak seperti biasanya. Lagi-lagi mereka curiga mengapa Azel begitu peduli dengan wanita yang baru saja hadir di kehidupannya itu, sementara Monica yang selalu mengejarnya terus ia abaikan tanpa melirik sedikitpun.

"Kalau disuruh ngomong tu ya ngomong!" bentak Bu Nia yang mereka perkirakan itu tertuju pada Ayzia ya karena Ayzia hanya menjawab seperlunya saja tanpa berusaha menjelaskan.

"Nggak bisa didiemin!" Azel bergumam, dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruang BK yang tertutup pintunya itu.

Di ruang BK, Ayzia beberapa kali sudah menjawab pertanyaan Bu Nia, tapi Bu Nia selalu mendesak Ayzia untuk mengaku dengan suatu hal yang tidak diperbuatnya, ia tidak memiliki hubungan apapun dengan Zidan. Bu Nia ternyata juga sudah memanggil Zidan untuk datang ke ruang BK, tapi ternyata Zidan sedang sakit dan izin tidak masuk sekolah terlebih dahulu.

MENOLAK RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang