"A–aku suka sama kamu.. kamu mau jadi pa–pacarku?"
Haruto, Junkyu, Jeongwoo dan Hyunsuk berhenti saat seseorang menghadang jalan mereka. Seseorang itu adalah adik tingkat mereka. Berdiri dengan kepala menunduk dan tangan mengulurkan sebuah kotak yang bisa diyakini berisi makanan.
Jeongwoo, dialah yang mendapat sodoran kotak dan ungkapan dari sang adik kelas. Jeongwoo menatap kotak dan orang yang masih setia menunduk itu dengan pandangan datar. Tak ada niat sedikitpun untuknya mengambil kotak itu. Orang di depan Jeongwoo mulai merasa pegal, dengan perasaan takut dirinya mencoba mendongak dan itu merupakan pilihan yang salah.
Tatapan keduanya bertubrukan membuat kaki orang dengan name tag –Mashiho itu bergetar ketakutan. Tatapan Jeongwoo yang datar membuat Mashiho perlahan berjalan mundur.
Sebelum tangan Mashiho turun, ada satu tangan yang menahannya. Itu tangan Jeongwoo, dengan wajah tetap datar dia mencekal tangan Mashiho yang gemetar.
Tangan kiri Jeongwoo dia gunakan untuk mengambil satu bulatan coklat yang dihias begitu cantik. Jeongwoo langsung menyuap coklat itu ke dalam mulutnya sendiri.
"Manis." gumamnya setelah mengunyah beberapa kali. Mashiho yang mendengar pujian dari Jeongwoo bersemu merah.
Apakah ini artinya perasaannya diterima Jeongwoo?
Jeongwoo kembali menutup kotak itu dan mengambil alih kotak itu dari tangan Mashiho. Buru-buru Mashiho menurunkan tangannya dan meremat bagian samping celananya. Melampiaskan rasa gugup yang semakin menderanya.
Jeongwoo berbalik. Kini berhadapan langsung dengan Junkyu yang sedari tadi mengamati kejadian di depannya dengan tangan Haruto yang melingkar di pundaknya.
"Coklatnya aman, sekarang bisa lo makan." ucapnya.
Junkyu yang mendapat sodoran kotak coklat termangu bingung, namun tangannya tetap menerima uluran kotak dari Jeongwoo.
"Ma–makasih."
Haruto di sampingnya meremas pundak Junkyu membuat atensi Junkyu langsung beralih ke arah sang pacar.
"Jaga pandanganmu sayang. Kamu ingat kan Jeongwoo itu teman pacarmu sendiri?" ucap Haruto penuh penekanan.
'Kamu salah Haru.. Jeongwoo bukan hanya temanmu. Dia juga pacarku, sampai saat ini.'
"I–iya Haru." Junkyu menunduk dengan tangan semakin mengeratkan pegangannya kepada kotak berwarna biru muda itu.
"Gimana Woo? Lo udah nerima cokelatnya apa lo juga terima perasaannya?" kini Hyunsuk bertanya. Mulai bosan juga drama di depannya durasinya terlalu lama.
Pandangan Jeongwoo kembali berpusat ke pemuda yang lebih pendek darinya ini.
"Pulang sekolah tunggu di parkiran."
Mashiho mendongak, begitupula Junkyu yang mendengar ucapan Jeongwoo ikut mendongak.
"Eh?"
Jeongwoo mendekat ke arah Mashiho. Menepuk kepala Mashiho tiga kali.
"Lo nanti pulang bareng gue. Gue harus nganter pacar gue pulang kan?"
Mashiho spontan menutup bibirnya karena terkejut. Perasaannya diterima oleh Jeongwoo membuat Mashiho susah payah harus menahan pekikan senangnya.
Sedangkan berbanding terbalik dengan perasaan Junkyu sekarang. Matanya menatap nanar Jeongwoo yang kini menarik tangan Mashiho guna mengantar sang pacar barunya kembali ke kelas.
Junkyu menahan airmatanya yang mulai menggenang. Mengalihkan pandangan ke samping saat dirasa airmata mulai mengalir di pipinya. Buru-buru Junkyu menghapusnya.
Sebuah tarikan di dagunya membuat wajah Junkyu kembali berpaling. Kini berhadapan langsung dengan wajah Haruto yang terlihat datar.
"You're mine. Don't you dare to cry for someone else or I'll kill him!" Junkyu langsung menggeleng kencang mendengar ancaman Haruto.
Haruto melepaskan cengkraman tangannya di dagu Junkyu. Dia lalu kembali menarik Junkyu dengan tangan kini berpindah memeluk pinggang Junkyu dan mereka berjalan ke kelas mereka.
Hyunsuk di belakang mereka menyeringai.
"Mulai terasa seru.. gue jadi gak sabar lihat kalian berdua hancur.." gumam Hyunsuk lalu mengambil permen karet di sakunya dan mengunyahnya dengan santai.
TBC
Merasa minder dengan cerita sendiri.. entahlah bisa lanjut atau tidak :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away [END]
Fanfiction"Ada orang yang ngajak ngobrol Junkyu tadi." lapor Hyunsuk kepada Haruto. Haruto menghembuskan asap rokoknya kasar. "Siapa?" "Ha Yoonbin, sains 3." "Bawa ke markas jam tiga nanti." Haruto membuang puntung rokoknya dan menginjaknya sampai mati. Tidak...