"Kenapa dia pake motor Jeongwoo?!"
"Ya mana gue tau."
"Kenapa lo gak mastiin dia pake motornya sendiri?"
"Gue bukan baby sitter nya yang harus mastiin semua kebutuhannya."
"Tapi kalo kayak gini rencana kita jadi gagal Hyunsuk!"
"Ya bukan salah gue kalo Haruto gak pake motornya sendiri!"
"Lo gak berniat berkhianat kan?"
"Ngapain gue khianatin keluarga gue sendiri?"
"Besok pastiin semua rencana kita berhasil, gue gak mau tau!"
"Iya, adik."
.
.
."Beneran gak mau nginep?"
Pertanyaan yang sudah dilontarkan sekitar tiga kali oleh Haruto membuat Junkyu sedikit jengah.
"Nggak Haru. Aku harus mengerjakan tugasku."
"Kan bisa dikerjakan di rumahku. Sekalian kita selesaikan bersama."
Junkyu memutar bola matanya malas. Ucapan Haruto tak mungkin benar. Tak mungkin jika malam ini Junkyu menginap, mereka berdua akan mengerjakan tugas. Sudah dapat dipastikan 'tugas' yang lain yang dimaksudkan oleh pemuda bersurai gelap itu.
"Enggak Haru. Aku juga harus membersihkan rumahku."
Haruto menghela nafasnya kesal. Junkyu yang mendengar hela nafas Haruto sedikit mengernyit.
Mode manja Haruto muncul lagi? Begitu pikirnya.
Junkyu menggapai tangan Haruto yang berada di atas kemudi. Mengelusnya lembut membuat rahang Haruto yang mengeras mulai mengendur.
"Malam ini saja ya.. besok aku akan ke rumahmu." ucap Junkyu lembut.
Jujur malam ini dirinya sangat lelah. Dari pagi sampai malam dia bahkan tak lepas dari Haruto. Dan ini merupakan waktu yang tepat untuk dirinya merasakan sedikit kebebasan.
Cukup lama mereka saling bertukar pandang. Haruto mengalihkan pandangannya ke tangan Junkyu yang berada di atas tangannya. Junkyu yang melihat tatapan Haruto sontak ingin menarik tangannya namun dengan cepat Haruto menahan dan dengan sengaja ganti menarik tangan Junkyu cukup kencang sehingga membuat Junkyu tertarik mendekat.
Cup!
Butuh beberapa sekon untuk Junkyu menyadari apa yang terjadi sekarang. Bibir Haruto berada di dahinya. Mengecupnya lembut membuat perasaan Junkyu menghangat.
Haruto menangkup kedua pipi Junkyu. Mengelusnya lembut seakan pipi Junkyu adalah bahan yang mudah hancur.
"Hubungi aku jika terjadi apa-apa."
Bagai terhipnotis Junkyu menganggukkan kepalanya. Haruto lalu kembali memasang helmnya dan mulai melajukan motornya. Meninggalkan Junkyu yang masih termangu dengan tangan mulai meraba keningnya yang sempat dikecup sang pacar.
*****
Junkyu selesai membersihkan dirinya. Kini dia duduk di tepi ranjang, dengan tangan masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tatapannya tertuju langsung ke arah cermin yang memantulkan bayangan dirinya.
"Lo gak bakal kehilangan apa-apa karna Haruto lah yang akan ngembaliin semuanya."
Ingatannya memutar kembali ke jawaban yang Jeongwoo berikan tadi, membuat gerakan tangannya berhenti.
"Maksud kamu apa Je?" Junkyu bingung. Selama ini semua hal yang berharga di dirinya sudah habis direnggut oleh Haruto.
Namun kenapa Jeongwoo mengatakan seperti itu?
Apa ada hal yang dirinya tak tau mengenai Haruto?
****
"Haruto berantem lagi, lo gak mau berhentiin pacar lo?" tanya Jihoon teman sebangkunya.
Junkyu mengalihkan pandangannya dari buku paket matematika. "Pasti ada teman-temannya yang lain. Mereka aja yang berhentiin Haruto sepertinya udah cukup."
Jihoon berdecak. "Justru karna ada temen-temennya, berantemnya pasti bakalan lebih lama. Lo tau kan gak ada yang berani buat ganggu Haruto?"
Junkyu menghembuskan nafasnya pelan. "Ya terus aku harus gimana? Kamu pikir aku bakalan berani ngusik Haruto? Ini aja udah ngucap syukur aku gak diajak ke kantin sama dia."
"Tapi anak orang bisa mati Junkyuu.. lo gak kasihan??"
Ucapan Jihoon mulai mengusik Junkyu. Dirinya meremat buku paketnya, merasa bingung.
Apa dia harus ke kantin? Tapi dirinya juga takut bakal kena imbasnya kalau mengganggu kesenangan Haruto.
Junkyu lalu berdiri sampai kursi yang didudukinya termundur sedikit menimbulkan suara berderit. Jihoon yang berdiri di samping Junkyu tersenyum senang membuat Junkyu memutar bola matanya malas. Junkyu lalu berlari ke arah kantin, dengan Jihoon yang mengikutinya di belakang.
Tangan Jihoon dengan cepat mengetik pesan kepada seseorang.
'Junkyu udah ke kantin.. sisanya lo yang urus.'
Jihoon menyimpan kembali ponselnya. Dirinya berhenti mengikuti larinya Junkyu. Tersenyum miring, dirinya lalu berbelok dan memilih untuk pergi ke lapangan melanjutkan futsalnya yang sempat terhenti.
TBC/END
Maaf ya nunggu lama. Jujur aku udah lama gak nulis full narasi seperti ini jadi ngerasa kagok(?)
Semoga part ini tak terlalu mengecewakan dan semoga semakin membuat pusing.. wkwkwkwk maaf becanda.
Lanjutnya diusahakan lebih panjang dari ini. Semoga aku bisa komitmen untuk lanjut ini sampai end.
See you all💜
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away [END]
Fanfiction"Ada orang yang ngajak ngobrol Junkyu tadi." lapor Hyunsuk kepada Haruto. Haruto menghembuskan asap rokoknya kasar. "Siapa?" "Ha Yoonbin, sains 3." "Bawa ke markas jam tiga nanti." Haruto membuang puntung rokoknya dan menginjaknya sampai mati. Tidak...