Malam ini Junkyu ikut Haruto pergi ke arena balapan. Sebenarnya setiap akhir pekan Haruto dkk selalu pergi ke arena balapan, entah hanya untuk menonton atau ikut berpartisipasi dalam balap liar itu. Dan dapat dipastikan jika salah satu dari ketiganya turun, maka kemenanganlah yang mereka dapat.
Junkyu duduk di kursi yang mana di sampingnya ada Haruto yang menenggak minuman kalengnya. Banyak mata perempuan disana yang mencuri pandang ke arah Haruto karena memang siapa yang bisa mengabaikan paras rupawan dari seorang Watanabe Haruto?
Dengan leather jaket dan juga gelang hitam di tangan kirinya. Jangan lupakan 3 tindikan di telinga kiri dan dua di kanan, menambah kadar ketampanan Haruto. Junkyu yang berada di samping Haruto duduk dengan tak nyaman. Pasalnya selain para perempuan memandang kagum ke arah Haruto, mereka juga memandang Junkyu, dengan pandangan sinis dan tentu saja cibiran.
Bagaimana tidak? Posisi duduk keduanya yang terlalu rapat, dengan tangan Haruto berada di pundak Junkyu seakan memeluk tubuh Junkyu dan jangan lupakan Haruto yang sesekali mencuri ciuman di pelipis Junkyu, walaupun pandangan matanya tetap tertuju ke arena.
Jeongwoo melihat semua yang dilakukan Haruto kepada Junkyu, namun seperti biasa dia hanya diam. Dirinya tetap berusaha fokus ke arah arena balap dimana ada dua motor berwarna sama sedang mencoba menyalip satu sama lain. Di samping Jeongwoo ada Mashiho. Mashiho terlihat sedikit tak nyaman karena memang ini baru pertama kalinya dia datang ke arena balapan seperti ini.
Junkyu awalnya ingin mengajak Mashiho duduk bersamanya, paling tidak supaya Mashiho dan dirinya bisa mengakrabkan diri, namun Haruto tak memperbolehkannya menjauh membuat Junkyu harus menahan keinginannya.
Saat mereka masih asik menonton balapan, ada seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam mendekati mereka. Haruto menatap sinis lalu berdecih.
Kanemoto Yoshinori. Musuh geng nya dari dua tahun lalu.
"Mau balapan sama gue?" tanya Yoshi saat dirinya sudah berada di depan Haruto.
"Gak." jawab Haruto singkat. Dirinya malam ini memang sedang malas untuk turun ke arena.
"Kenapa? Oh takut dilihat pacar pas kalah ya?" tanya Yoshi lagi dengan nada meremehkan. Mata Yoshi mengerling ke arah Junkyu yang mana langsung memalingkan wajah dan tanpa sadar mencengkeram jaket Haruto.
Haruto berdecih. "Sejak kapan gue kalah?"
"Malam ini." Tatapan keduanya beradu.
"Gue gak akan kalah."
"Buktikan kalau gitu."
"Oke gue turun."
Seringaian timbul di wajah Yoshi.
"Pacar lo boleh juga nih buat hadiah yang menang." Yoshi mengedipkan sebelah mata ke arah Junkyu, sedangkan Junkyu melotot tak percaya saat mendengar ucapan dari Yoshi.
"Bangsat pacar gue bukan barang taruhan!" Haruto menarik kasar kerah kaos Yoshi.
Yoshi terkekeh pelan. "Kenapa? Lo beneran takut kalah?"
"Gue gak takut sialan!"
"Kalau lo gak takut lo harusnya gak perlu panik saat pacar lo jadi taruhan. Lo kan bakalan menang." Yoshi menyeringai.
Jeongwoo yang mendengar keributan itu mulai bicara.
"Pake dia aja buat taruhan." ucapnya sambil menunjuk Mashiho yang duduk di sebelahnya.
"A–apa?" Mashiho jelas terkejut. Dirinya kesini hanya untuk menemani Jeongwoo bukan untuk dijadikan barang taruhan.
"Gak! Gue aja yang jadi barang taruhan jangan dia!" Junkyu langsung berdiri dan mendekat ke arah Haruto.
Haruto menatap Junkyu datar. "Lo bukan barang taruhan."
"Tapi dia juga bukan barang taruhan." ucap Junkyu sambil menunjuk ke arah Mashiho yang mulai menangis.
"Jadi gimana?" tanya Yoshi dengan seringaian semakin lebar.
Junkyu berbalik menatap Yoshi. "Gue yang jadi taruhannya."
"Good.. gue tunggu di bawah." Yoshi menepuk bahu Haruto yang mana langsung ditepis oleh Haruto.
Sepeninggalan Yoshi, Haruto langsung menarik Junkyu dan membuatnya berhadapan dengannya dengan kedua tangan Haruto di pundak Junkyu.
"Aku gak akan kasih kamu kesiapapun!"
Junkyu tersenyum kecil. "Kalau gitu menangkan balapanmu malam ini. Aku juga tidak mau dengan orang itu."
Haruto menatap Junkyu lamat lalu perlahan dia menghembuskan nafasnya pelan. Haruto menarik Junkyu ke dalam pelukannya. Memberikan kecupan kecil di rambut Junkyu.
Haruto melonggarkan pelukannya. Tangannya berpindah ke pipi Junkyu.
"Tunggu aku. Jangan kemana-mana."
Junkyu mengangguk. "I'm here." dan Haruto mencium bibir Junkyu . Memberi lumatan sedikit sebelum akhirnya dia melepaskan Junkyu dan pergi ke bawah. Tepatnya ke arena setelah sebelumnya menyambar kunci motor di meja.
"Pake motor gue." ucap Jeongwoo, Haruto mengangguk.
"Titip Junkyu."
"Ya." dan Haruto benar-benar pergi turun arena.
Mata Junkyu tak lepas dari langkah Haruto. Jujur saja dia sebenarnya juga takut jika Haruto kalah, maka dia harus menjadi milik orang lain.
Lagi.
Sudah cukup dirinya dilempar kesana kemari. Dia hanya ingin berada di tempat dimana dia bersama dengan orang yang disukai dan menyukainya juga. Tanpa ada sesuatu hal yang diinginkan darinya.
Haruto sudah memulai balapannya dengan Yoshi. Secepat kilat kedua motor itu melesat pergi dari arena. Junkyu tetap menatap kedepan. Berbagai pikiran buruk mulai berkecamuk di kepalanya.
Jeongwoo yang melihat Junkyu diam langsung mendekat. Dia berdiri di samping Junkyu dengan kedua tangan masuk di saku celana jeansnya.
"Percaya sama Haruto. Haruto gak pernah kalah dalam balapan." ucap Jeongwoo.
Atensi Junkyu beralih ke Jeongwoo. Senyuman miris mulai terukir di wajah Junkyu.
"Percaya ya?" tanya Junkyu, membuat Jeongwoo menoleh ke arah Junkyu, sedangkan Junkyu kembali menatap ke depan.
"Terakhir kali aku percaya sama seseorang, aku kehilangan kehormatanku." ucap Junkyu. Jeongwoo yang mendengar kalimat Junkyu mengeraskan rahangnya. Dia tau arah ucapan Junkyu membuatnya kini mengalihkan pandangan saat dirasa Junkyu kembali menatapnya.
"Kalau sekarang aku percaya sama Haruto, aku akan kehilangan apalagi?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away [END]
Fanfiction"Ada orang yang ngajak ngobrol Junkyu tadi." lapor Hyunsuk kepada Haruto. Haruto menghembuskan asap rokoknya kasar. "Siapa?" "Ha Yoonbin, sains 3." "Bawa ke markas jam tiga nanti." Haruto membuang puntung rokoknya dan menginjaknya sampai mati. Tidak...