"Ka–kak?" Junkyu meragu. Dirinya merasa selama ini tak memiliki saudara, pun di sisa ingatannya dirinya hanya mengingat bahwa dia adalah anak tunggal dari pasangan Kim Junmyeon dan juga Kim Jisoo.
Hyunsuk menutup pintu di belakangnya membuat Junkyu semakin memundurkan badannya. Gerakan defensif yang dilakukan Junkyu membuat Hyunsuk berdecak.
"Gue gak akan ngapa-ngapain lo kalau itu yang lo takutkan. Gue hanya ingin bantuin lo mengingat semua hal yang udah lo lupain." terang Hyunsuk membuat Junkyu berhenti berjalan mundur.
"Kamu tau?"
Hyunsuk mengangguk. Dirinya beralih duduk di sofa, sekitar satu meter dari tempat Junkyu berdiri.
"Kita ini saudara. Gue sebenernya satu tahun diatas lo tapi gue milih buat gap year biar bisa seangkatan sama lo."
"Gue cerita dari awal ya. Lo gak mau duduk di sini? Kemungkinan cerita gue bakalan panjang dan kemungkinan besar lo juga akan merasa pegal jika terus berdiri." ucapan Hyunsuk tak membuat Junkyu berpindah tempat. Dirinya tetap berdiri di tempatnya membuat Hyunsuk mengangkat bahunya acuh.
Paling tidak dia sudah memperingati Junkyu bukan?
"Nyokap gue hamil lagi tepat saat gue berumur tiga bulan. Gak terencana sebenarnya, namun buat mereka tidak apa-apa. Selama Mama masih kuat mereka tetap mempertahankan kandungannya."
"Keluarga besar menyambut antusias. Semua merasa senang karena penerus keluarga Choi akan bertambah. Mereka semua menjaga Mama dengan penuh kehati-hatian."
"Tepat saat usia kandungan tujuh bulan, Mama sama Papa memutuskan untuk melakukan USG, guna melihat perkembangan calon adik gue. Dan saat hasil mereka dapat, mereka merasa cemas dan mulai ketakutan."
Hyunsuk beralih posisi. Dirinya sedikit condong ke depan dengan kedua siku bertumpu di kedua lututnya dan tangan berada di bawah dagunya.
"Ada satu kutukan yang mereka percayai di keluarga Choi, bahwa anak kembar membawa hal buruk untuk keluarga mereka. Mama tak percaya dan tetap mempertahankan lo sama sodara kembar lo di kandungan. Papa sampai frustrasi saat mendapat desakan dari keluarga besar untuk menggugurkan kandungan Mama sedangkan Mama bersikeras mempertahankan kandungannya."
"Mama mulai dicaci, dibenci bahkan tak segan anggota keluarga Choi ingin melukai Mama membuat Papa dengan cepat mengungsikan Mama ke tempat yang jauh di mana tak ada satu pun dari Choi yang mengetahuinya. Mama disembunyikan sampai lo dan sodara lo lahir, dan begitu kalian lahir, ada salah satu keluarga Choi yang berhasil mengetahui tempat persembunyian Mama membuat Mama dan Papa saat itu membuat keputusan cepat untuk mengantarkan lo ke panti asuhan sedangkan sodara kembar lo di bawa pulang. Mereka mengatakan bahwa kondisi salah satu bayi Mama sangat lemah dan tak bisa bertahan jadi hanya satu bayi yang dapat diselamatkan."
Junkyu mencoba memproses semua info yang diberikan Hyunsuk. Kepala kembali terasa pusing saat ingatannya perlahan mulai kembali.
"Maafin Mama sayang, Mama sama Papa sebenarnya bukan orang tua kandung kamu."
"ARGH!!!"
Junkyu meremat rambutnya kencang. Hyunsuk yang melihatnya tak berkeinginan membantu Junkyu yang kini meluruh ke lantai.
"Tepat diusia lo yang sebentar lagi tujuh belas tahun, kedua orang tua kita memutuskan untuk kembali mengambil lo dari orang tua angkat lo. Kakek sama Nenek sudah meninggal membuat Papa dan Mama berani mengambil keputusan untuk membawa lo kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away [END]
Fanfiction"Ada orang yang ngajak ngobrol Junkyu tadi." lapor Hyunsuk kepada Haruto. Haruto menghembuskan asap rokoknya kasar. "Siapa?" "Ha Yoonbin, sains 3." "Bawa ke markas jam tiga nanti." Haruto membuang puntung rokoknya dan menginjaknya sampai mati. Tidak...