Jeongwoo memarkir asal mobilnya. Mereka berdua mulai masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi, namun itu semua tak membuat keduanya lengah. Rasa waspada ada.
Belum sampai mereka menginjak tangga depan rumah kosong itu, keduanya dikejutkan dengan beberapa orang berperawakan besar keluar dari pintu dengan menodongkan pistol.
Haruto dan Jeongwoo sontak berhenti. Mereka menatap lima orang berpakaian hitam itu dengan tatapan datar, tak terlihat takut sama sekali walau dalam jumlah maupun postur tubuh keduanya kalah telak.
"Angkat tangan kalian!" perintah salah satu yang Haruto dapat duga sebagai ketua bodyguard itu.
Haruto dan Jeongwoo menurut. Mereka juga tak menolak saat empat orang memeriksa pakaian mereka. Haruto dan Jeongwoo diperbolehkan masuk saat tidak ditemukan senjata di tubuh mereka.
Haruto berdecih saat melewati orang yang menyuruhnya angkat tangan tadi dan langsung masuk ke dalam rumah diikuti Jeongwoo yang memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket.
Mereka menaiki tangga menuju lantai dua. Menurut bodyguard tadi, ada yang telah menunggu mereka di ruang paling pojok sebelah kanan. Keduanya berhenti sebentar sebelum memasuki ruangan.
"Tahan emosi lo. Ada Junkyu di dalam." Jeongwoo berucap, Haruto yang mendengar menarik nafas kencang.
"Hm." jawab Haruto setelah menenangkan amarahnya. Jeongwoo mengangguk dan mulai membuka pintu.
'I'll kill you, dumbass!!'
.
.
.Haruto dan Jeongwoo terpaku saat melihat ruangan kosong di depannya. Benar-benar tak ada furniture apapun yang berada di ruangan itu, kecuali kursi di tengah ruangan dengan Junkyu duduk disana.
Tangan Haruto mengepal erat. Dirinya ingin mendekat, namun segera sadar saat mendengar suara tepuk tangan di ruangan itu.
Pandangan Haruto dan Jeongwoo beralih mencari suara tepuk tangan yang berasal dari tiga orang.
Disana. Berdiri angkuh Choi Hyunsuk, Choi Jihoon dan juga Choi Junghwan.
Ketiganya berjalan mendekat ke tempat Junkyu berada, membuat Jeongwoo dan Haruto waspada. Mereka tak bisa gegabah karena disana Junkyu masih belum membuka matanya.
"Hai sahabat.. cepat juga ya kalian sampainya, gue merasa tersanjung atas kunjungan kalian ini." ucap Hyunsuk. Jihoon dan Junghwan berada di samping kursi Junkyu menjadi penonton.
"Lepasin Junkyu! Urusan lo sama gue gak ada hubungannya sama Junkyu!!" Suara Haruto terdengar berat, pun dengan tarikan nafasnya. Jeongwoo yang berada di sampingnya sebisa mungkin tetap tenang.
"Menurut lo begitu? Tapi bukannya lo bilang Junkyu milik lo? Jadi ya secara gak langsung dia ada hubungannya juga kan?" Seringaian muncul di wajah Hyunsuk. Dirinya mengeluarkan pistol di sakunya.
Haruto melangkah mendekat. Jeongwoo bahkan tak mampu mencegah pergerakan Haruto, namun baru tiga langkah Haruto harus berhenti.
"Tetap di tempat lo atau gue bolongin kepala pacar lo ini." Hyunsuk menempelkan pistol di pelipis Junkyu.
Tatapan Haruto semakin menajam. "Apa mau lo?!"
Hyunsuk kembali menyeringai.
"Berlutut."
"FUCK!"
"Berlutut atau kepala pacar lo pecah saat ini juga!"
Haruto dan Jeongwoo dengan terpaksa berlutut. Kepala keduanya menunduk dengan tangan mengepal erat. Selama hidupnya, baik Haruto maupun Jeongwoo tak pernah diperlakukan seperti ini.
"HAHAHAHAHHA... ini yang katanya penguasa??? sekarang bahkan si penguasa berlutut di hadapan gue.. HAHAHAHA"
"HAHAHAHA" Jihoon dan juga Junghwan yang sedaritadi hanya menonton ikut tertawa.
Hyunsuk berjalan mendekati Haruto. Tangannya yang memegang pistol diarahkannya ke kepala Haruto. Haruto mendongak. Tatapan mata Haruto tajam, tak ada raut ketakutan di mata kelam itu membuat Hyunsuk geram.
"Dengan posisi lo sekarang lo masih berani natap gue kayak gitu?!"
"Kenapa gue harus takut sama lo?"
"BAJING–"
"Kak Hyunsuk.."
Ucapan Hyunsuk terpotong saat terdengar suara Junkyu.
Baik Haruto maupun Jeongwoo menatap lekat Junkyu yang kini dibantu Jihoon dan Junghwan melepas ikatannya. Tatapan keduanya tak terbaca.
Hyunsuk kembali tersenyum saat melihat adiknya berjalan mendekat dengan tangan menarik kasar plester yang masih berada di pipinya.
Junkyu kini berada di samping Hyunsuk. Tangannya kini menggenggam satu pistol yang sama seperti kepunyaan kakaknya.
"Biar aku aja yang membalaskan dendam papa sama mama kak."
Hyunsuk sedikit mengernyit saat mendengar ucapan Junkyu. "Lo yakin?"
Junkyu mengangguk. Pandangannya kini mengarah ke kedua orang yang sedang berlutut di hadapannya.
"Aku akan bunuh orang yang udah bunuh papaku."
Junkyu menodongkan pistolnya ke kepala Haruto. Pandangan keduanya bertemu.
"Bukan Haruto yang bunuh papa lo Junkyu!" Jeongwoo berdiri dan akan mendekat ke arah Junkyu namun pergerakannya ditahan oleh bodyguard yang entah darimana bisa datang dan berdiri di sampingnya.
"Dan apa aku harus percaya sama omongan orang yang udah hampir bunuh aku juga?!?!"
"Apa maksud lo?"
"LO YANG NABRAK GUE JEONGWOO!! LO SENGAJA NABRAK GUE BIAR GUE LUPA INGATAN DAN BISA KALIAN GUNAIN SESUKA KALIAN!!"
Lepas sudah emosi yang ditahan Junkyu membuat Hyunsuk di sampingnya semakin kencang tertawa.
Tak dia sangka rencananya akan berhasil secepat ini.
"Oke Junkyu sepertinya kita udah terlalu lama ngasih mereka waktu buat hidup. Sekarang langsung aja lo kirim mereka ke neraka!"
"Iya kakak," dan Junkyu kembali memfokuskan pandangannya ke arah Haruto yang masih memandangnya.
"Goodbye.." Junkyu menutup matanya erat saat menarik pelatuk. Haruto tersenyum tipis mendengar ucapan Junkyu.
"I love you Junkyu.."
Ctak!
Dor!
Dor!
"ARGH!!"
"Hiks.. hiks.."
"It's okay.. you doing great Junkyu. Aku gapapa sayang. Aku disini. Rurunya Juju masih disini."
TBC/END?
Sumpah aku bingung motongnya dimana biar greget gitu😭😭😭
Kira-kira ada yang bisa nebak gak endingnya seperti apa? Tinggal satu chapter ending masa gak ada yang mau nebak??
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away [END]
Fanfiction"Ada orang yang ngajak ngobrol Junkyu tadi." lapor Hyunsuk kepada Haruto. Haruto menghembuskan asap rokoknya kasar. "Siapa?" "Ha Yoonbin, sains 3." "Bawa ke markas jam tiga nanti." Haruto membuang puntung rokoknya dan menginjaknya sampai mati. Tidak...