07.

5.3K 751 59
                                    


Junkyu tertegun saat sampai di kantin. Langkah terburunya mendadak terhenti saat melihat suasana kantin.

Tak ada perkelahian.

Tak ada keributan.

Di bangku biasa Haruto duduk dengan Jeongwoo dan Hyunsuk terlihat tenang. Mereka bertiga makan dengan santai, ditambah satu personil baru di samping Jeongwoo.

Takata Mashiho, pacar Jeongwoo ikut duduk di samping Jeongwoo dengan wajah tertunduk dan senyum malu-malu.

Junkyu menghela nafas kesal. Menoleh ke belakang dimana tak dia temukan Jihoon, si pembawa kabar palsu. Ingatkan Junkyu untuk setidaknya memberi satu pukulan atau dua pukulan ke kepala temannya itu.

Junkyu hendak berbalik namun satu teriakan membuat Junkyu menutup matanya, mencoba menahan rasa kesal yang mulai menumpuk.

"Eh Junkyu sini ayo makan siang!!"

Teriakan itu berasal dari Hyunsuk yang kini melambai ke arah Junkyu. Haruto yang mendengar seruan dari Hyunsuk ikut mendongak. Matanya langsung bertabrakan langsung dengan Junkyu membuat Junkyu meneguk ludahnya kasar.

Tatapan Haruto seakan perintah untuk Junkyu mendekat ke arahnya dan Junkyu dengan langkah pelan mendekati tempat Haruto.

Junkyu terduduk di samping Haruto sesaat setelah dia merasakan tarikan di tangannya.

"Kenapa pesanku gak dibalas?" tanya Haruto dengan tatapan lurus ke arah Junkyu membuat Junkyu menelan ludahnya gugup.

"A-ponselku mati. Tadi baru aku charger. Maaf Haru.." Junkyu meremat kedua tangannya. Ternyata tadi dia tak diajak ke kantin bukan karena Haruto membebaskannya, tapi karena memang dirinyalah yang tak membuka pesan dari pemuda itu.

"Aku sampai harus nyuruh Jihoon untuk membawamu kesini."


"Ma-maaf Haru.." Junkyu semakin gelisah. Harusnya tadi Jihoon bicara jujur saja padanya tanpa harus membohonginya.

'Eh apasih Junkyu. Harusnya kamu berterimakasih kepada Jihoon karena membuatmu kesini. Kalau tidak ada Jihoon pasti dirimu akan mendapat hukuman lebih parah nantinya.'

Tangan Haru terangkat membuat Junkyu dengan cepat menutup matanya. Bersiap jika dia akan mendapat tamparan atau pukulan dari pacarnya karena dia mengabaikan pesan dari Haruto.

Haruto tidak pernah diabaikan oleh siapapun. Itu adalah mutlak dan siapapun yang mengabaikannya akan mendapatkan balasan darinya.


Junkyu mengernyit saat dirinya tak merasakan pukulan atau tamparan dari Haruto. Dengan perlahan dirinya mencoba melirik ke arah Haruto, yang mana sekarang sedang mencekal tangan seseorang yang melewati tempat mereka duduk.

"Beli nasi goreng sama es teh. Nasi goreng tanpa kecap tanpa acar pedasnya sedang. Gue tunggu lima menit semua itu harus udah ada di sini." Setelah dapat anggukan dari murid yang dari badge seragamnya merupakan adik kelas mereka itu, Haruto melepas cekalan tangan murid itu yang mana langsung berlari cepat untuk membeli pesanan dari Haruto.

Makanan yang dipesan Haruto itu untuk Junkyu. Junkyu membuka kedua matanya lebar saat mengingat apa yang dipesan Haruto tadi.

Haruto bukan hanya memesan makanan untuk Junkyu, namun juga memesan sesuai apa yang disukai Junkyu.

Tanpa Junkyu sadari pipinya mulai terasa panas, apalagi kini Haruto mulai merangkul Junkyu disaat Haruto, Jeongwoo dan Hyunsuk asik dalam obrolan mereka.

Pesanan Junkyu datang setelah sepuluh menit. Murid dengan name tag Junghwan sudah mulai gemetaran takut karena dia telat memberikan pesanan yang Haruto inginkan. Dirinya sudah pasrah jika hari ini akan pulang dengan beberapa luka di badannya.

Namun sepertinya dewi fortuna masih melindungi Junghwan. Haruto hanya memberi dia uang lima puluh ribu lalu memberi kode untuk Junghwan pergi. Setelah berterimakasih dengan senyum lebarnya Junghwan langsung pergi dari kantin. Melupakan keinginannya untuk mengisi perut yang menjadi tujuan awal dirinya ke kantin tadi.

Junkyu mulai menikmati makanannya. Sesekali ikut mendengarkan obrolan ketiganya namun enggan untuk ikut bergabung. Junkyu tak paham sama sekali pembahasan mereka.

Di samping Jeongwoo, Mashiho pun hanya menjadi pendengar karena dirinya masih tergolong baru di kelompok ini. Mashiho juga sesekali mencuri pandang ke arah Haruto dan Junkyu. Dalam hati Mashiho merasa sedikit iri dengan pasangan itu.

Karena disaat Haruto sibuk berbicara dengan Jeongwoo dan Hyunsuk, Haruto tak pernah absen untuk mengecek keadaan Junkyu. Mengelap sudut bibir Junkyu yang berminyak agar Junkyu merasa nyaman saat menikmati makanannya.

Mashiho melirik ke arah Jeongwoo. Mengernyit bingung saat melihat Jeongwoo yang akan berubah ekspresi saat Haruto menaruh perhatian penuh ke arah Junkyu. Seperti saat ini, cengkeraman tangan Jeongwoo yang berada di pundaknya mengetat saat Haruto membantu Junkyu memegang gelas minum Junkyu.

Mashiho semakin tak dapat menahan rasa bingungnya saat tak sengaja tatapannya beralih ke arah Hyunsuk. Mashiho melihat Hyunsuk tersenyum miring saat meminum kopinya, dengan pandangan lurus ke arah Junkyu.





Ada apa dengan circle ini sebenarnya?




TBC/END





Jadwal update tak tentu ya. Lebih ke-ada mood-nulis-update. Jadi ya jangan kaget kalau aku bisa up beberapa chapter sehari, tapi menghilang lama karena moodku yang hilang. Hehehe

Jangan bosen dulu ya sama book ini. Soalnya ini masih jauh perjalanannya.

Oiya terimakasih untuk yang udah vomment cerita ini.. untuk vomment kalian tuh sangat berarti buat aku ya. Semua aku baca kok dan itu juga jadi salah satu moodbooster aku buat nulis.. jadi jangan ragu2 buat kasih komen kalian sebanyak-banyaknya di book ini.

See you all💜

Run Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang