11.

4.6K 686 47
                                    








"Aku pergi dulu ya. Selama aku gak di sini, kamu jangan kemana-mana." ucap Haruto saat kini mereka berada di depan pintu mansion Haruto.

Haruto ada perjalanan bisnis dengan orangtuanya dan juga Jeongwoo. Entah bisnis apa Junkyu tak tau dan tak mau tau.

Junkyu mengangguk. "Aku boleh ke sekolah?" dan gelengan dari Haruto membuat Junkyu menghela nafas pelan.

Seharusnya dia sudah tau apa jawaban dari Haruto.

"Nanti akan ada guru yang mengajarimu di rumah."

Kembali, Junkyu hanya mengangguk pasrah. Namun alisnya mengernyit saat melihat satu orang yang berada di samping Jeongwoo.

"Dia kenapa di sini?" tanya Junkyu dengan tangan menunjuk ke arah samping Jeongwoo, tepatnya seseorang yang kini masih menunduk dengan tangan saling bertautan.

Haruto menurunkan tangan Junkyu dan beralih menggenggam jemari kekasihnya.

"Mashiho akan menemanimu selama aku dan Jeongwoo pergi. Aku gak mau kamu kesepian nantinya."

Mata Junkyu membulat. Apa barusan yang Haruto katakan?

Mashiho, yang notabene pacar barunya Jeongwoo, seseorang yang masih Junkyu sayang (walau sepertinya rasa sayang Junkyu sudah mulai pudar diganti dengan rasa baru terhadap Haruto). Dia yang akan jadi teman Junkyu di mansion ini selama dirinya ditinggal pergi Haruto?


Sungguh drama macam apa ini yang akan dimainkan oleh Junkyu. Dia dan Mashiho bahkan belum berkenalan secara resmi. Setiap mereka satu meja di kantin, atau bersama saat Haruto, Jeongwoo dan Hyunsuk berkumpul di basecamp keduanya hanya saling bertukar senyum.

"Apa dia juga akan tinggal di sini? Bagaimana dengan sekolahnya?"

"Iya dia akan tinggal disini dan dia juga akan sama sepertimu, nanti akan ada guru yang mengajar kalian berdua di rumah. Kamu tidak keberatan bukan?" Haruto mengusap poni Junkyu. Menyibakkan helaian rambut yang mulai panjang dan menutupi sebagian mata indah Junkyu.

Jujur Junkyu merasa keberatan, namun dia tau pasti bahwa apa yang diucapkan Haruto itu mutlak. Tidak boleh ada yang membantah walaupun tadi Haruto mengajukan pertanyaan.

Itu hanyalah basa-basi yang tak ada gunanya, karna jawaban pastinya sudah ditentukan sedari awal.

Junkyu mengangguk. "Iya aku gak keberatan. Terima kasih sudah membawakan teman untukku."

Haruto tersenyum. "Sama-sama sayang." dan kecupan lembut di bibir Junkyu menjadi salam perpisahan mereka berdua.

Haruto dan Jeongwoo masuk ke mobil hitam yang sudah disiapkan oleh sopir. Junkyu dan Mashiho masih berdiri di depan pintu sampai mobil yang membawa Haruto dan Jeongwoo pergi.

Kecanggungan mulai dirasakan keduanya. Mashiho semakin memilin tangannya saat dirinya tak tau apa yang harus dia lakukan.

"Ayo masuk Chio–eh boleh aku memanggilmu seperti itu?"

Mashiho sedikit tersentak mendengar suara lembut Junkyu. Anggukan pelan Mashiho berikan membuat senyum Junkyu terkembang.

"Ayo masuk aku tunjukkan kamarmu."

Keduanya lalu masuk ke dalam mansion yang terdapat beberapa bodyguard yang menjaga. Junkyu membungkuk sopan ke arah dua bodyguard yang berjaga di depan pintu. Dua bodyguard itu membalas sapaan Junkyu dengan tak kalah hormat dan mulai menutup pintu utama mansion.









Run Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang