13. Modus

4.1K 504 30
                                    


Bunyi bel terdengar begitu nyaring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bunyi bel terdengar begitu nyaring. Johnny membuka pintu rumah dan menemukan seorang anak kecil di depan pintu, menatapnya dengan senyum lebar. Seragam sekolah berwarna merah putih pun masih melekat di tubuh bocah itu. Johnny menghela napas. Sudah seminggu ini, bocah itu selalu datang kerumahnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Mark. Sejak keluarganya pindah, dia sering sekali datang ke rumah Johnny.

"Mau ngapain kamu?"

"Mau jenguk Dery," jawab Mark sekenanya dan langsung masuk kedalam rumah Johnny tanpa permisi. Pria dewasa itu menaikkan sebelah alisnya heran. Dia belum mempersilahkan bocah itu untuk masuk omong-omong.

"Heh, ganti baju dulu sana. Baru kesini lagi," perintah Johnny. Dia menduga bahwa Mark pulang kerumahnya hanya untuk menaruh tas sekolahnya dan langsung mengunjungi rumah Johnny.

"No need, Daddy mertua. Dery membutuhkan pertolongan ku. Dery, I'm coming," ucap Mark. Namun tidak sesuai dengan ucapannya, bocah itu malah melipir mendekati Haera yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.

"Oalah, modus. Persis banget kaya si Jaehyun."

------

"Ayo, minum obat dulu," ucap Tania. Tangannya menyodorkan sendok berisikan obat ke depan mulut Hendery. Ekspresi hendery langsung berubah saat rasa pahit obat menyentuh lidahnya. Buru-buru Tania memberikan segelas air kepada anaknya.

Clek

"Siapa yang datang John?" tanya Tania, menatap suaminya yang baru masuk ke kamar si sulung.

"Biasa, bibit sulungnya si Jaehyun," jawab Johny dan dibalas kekehan kecil sang istri. Johnny mendudukkan tubuhnya di pinggir tempat tidur anak laki-lakinya. Tangannya Ia bawa meraba kening Hendery. Anaknya itu sedang demam.

"Masih panas, mau ke dokter aja?"

"Tunggu besok, kalo masih panas baru kita ke dokter," ucap Tania seraya memeras kain kecil dan kemudian ditaruh di kening si sulung. Berharap suhu tubuhnya menurun. Johnny menggangguk kecil, "Kamu sih main ujan-ujanan, jadi sakit kan!"

"Ihhh.. Daddy bawel banget. Aku jadi pusing," rengek Hendery dengan lemas.

------


"Dek ra, tadi disekolah ngapain aja?" tanya Mark yang mendudukan bokongnya di sofa. Haera menoleh kearah Mark disampingnya. Kemudian bocah lucu itu turun dari sofa untuk mengambil tas sekolah yang berbentuk beruang di atas meja. Tangan kecilnya membuka ristleting tas dan mengambil buku gambar.

"Nih." Ucap Haera sambil menyodorkan buku gambarnya pada Mark. Mark menerimanya dan membuka lembar pertama, "Ra tadi gambar ini?"

Haera mengangguk semangat membuat poni yang membingkai wajahnya bergerak lucu, "ng, bu gulu suluh gambar. Bagus kan?"

"Bagus. Ini gambar siapa aja?" Tanya Mark. Tangannya menunjuk gambar yang dibuat oleh Haera.

"Gambal temen-temen. Ini rena, iyas, ini aku terus ini nono." Jelas Haera. Mark yang mendengar nama adiknya langsung merengut kesal, "kenapa kamu gambar jeno?"

(Iyas itu nama panggilan buat Jasmine dari Haera.)

"Kenapa? Kan nono temen aku."

"Kenapa gambarnya harus disamping kamu. Harusnya kamu gambar aku disamping kamu. Jeno gausah di gambar."

Haera menatap wajah mark bingung, "mang napa sih? Nono kan baik, aku suka. Bang malk kan temen bang dery bukan temen aku."

'kok sakit ya' batin Mark.

Mark melengkungkan bibirnya. Sedih. Kenapa Haera lebih dekat dengan adiknya si Jeno dibanding dia? Padahal yang sering berusaha mendekati si gemes itu Mark bukan jeno. Tapi tiba-tiba wajah Mark berseri. Ia teringat petuah Ayahnya.

Mark mengambil permen jelly di saku seragamnya. Permen itu Ia pinta paksa dari temannya di sekolahnya tadi. Dengan senyum lebar, Mark menyodorkan permen kehadapan Haera, "Mau ga?"

"MAU!!" teriak Haera. Ia sangat suka permen jelly. Tapi sang ibu sering melarangnya untuk memakannya dalam jumlah yang banyak. Haera dengan sigap mengambil permen itu dari tangan Mark. Tapi Ia kalah cepat. Mark lebih dulu menjauhkan permen itu dari jangkauan Haera.

"Ihhh.. mau pelmen jelly."

"Kalo mau harus cium aku dulu."

"Cium kaya daddy mommy?" tanya Haera yang dibalas anggukan oleh Mark. Bocah tiga tahun itu memiringkan kepalanya bingung, "cium dimana? Daddy sama mommy suka cium-cium di pipi sama bibir."

"Hmmm..iya juga yaa. Kalo gitu sekarang cium pipi, besok cium si bibir. Gimana?" tawar Mark tanpa pikir panjang.

Haera mengangguk, "Okay!!"

CUP

" KURANG AJAR EMANG ANAKNYA SI JAEHYUN," seru Johnny saat melihat anaknya mencium pipi Mark. Sebenarnya dia sudah berdiri di belakang mereka saat Mark menyuruh anaknya itu mencium pipinya. Tanpa menghiraukan teriakan Johnny, Haera sibuk dengan permen jellynya sedangkan Mark sudah senyum-senyum sendiri. Ia tidak menyangka nasehat ayahnya berhasil.

Sepertinya Mark harus banyak belajar pada Ayahnya.

Halo readers,Menurut kalian buku ini gimana sih? Terus kalian tahu buku ini dari mana? Aku pengen tahu soalnya gak nyangka buku ini banyak yang baca, hehe (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Halo readers,
Menurut kalian buku ini gimana sih? Terus kalian tahu buku ini dari mana? Aku pengen tahu soalnya gak nyangka buku ini banyak yang baca, hehe (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

04/04/24

Suh Daily Life [GS]Where stories live. Discover now