15. Mark's misson: pujian

2.9K 330 26
                                    


"Wih, ganteng banget aku," celetuk pria kecil saat melihat bayangan dirinya di cermin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Wih, ganteng banget aku," celetuk pria kecil saat melihat bayangan dirinya di cermin. Tangannya sibuk menata rambutnya dengan gel pomade yang ia dapat dari kamar orang tuanya. Senyumnya makin merekah saat dirinya puas dengan penampilannya.

Kalian pasti sudah bisa menebak siapa pria kecil itu. Iya, dia Mark.

Hari ini dia ingin melaksanakan salah satu nasihat ayah Jaehyun untuk mengambil hati si dedek gemes, Haera. Setelah sepuluh menit mematut dirinya didepan cermin, Mark bergegas pergi ke rumah Haera. Mark melangkah dengan percaya diri melewati orang tua dan juga adiknya yang ada di ruang keluarga. Tya yang pertama kali menyadari kehadiran anak sulungnya terkejut melihat rambut Mark. Rambutnya sangat klimis.

"Abang, kamu pake apa sampe rambutnya licin gitu?!" tegur Tya. Jaehyun dan Jeno ikut menoleh kearah Mark saat mendengar suara Tya yang lumayan tinggi.

"Aku pake jelly yang ada di kamar ayah. Gimana? aku ganteng kan?" ucap Mark dengan percaya diri.

Jaehyun tertawa saat mendengar anak pertamanya memakai pomade miliknya. Tawanya semakin keras saat melihat betapa klimisnya rambut Mark. Entah berapa banyak pomade yang anak itu pakai.

"Gimana? ganteng kan?"

"Rambut abang milip perosotan di sekolah nono. Licin."

------

Mark berjalan santai menuju rumah sahabatnya. Di kepalanya, ia sudah memikirkan skenario yang Mark yakini bisa meluluhkan hati Haera. Memikirkan hal tersebut membuat Mark senyum-senyum sendiri sepanjang jalan.

"Kamu kenapa senyum-senyum seperti orang gilla?"

Mark memandangi  dua orang yang datang dari arah berlawanan. Kakak ipar, pikir Mark. Hendery dan Lucas makin bingung melihat wajah Mark yang terlihat berbinar saat betemu dengan mereka, atau lebih tepatnya saat melihat Hendery.

"Hoi Mark, kau kenapa?" tanya Lucas. Mark mengedipkan matanya beberapa kali.

"Aku gak kenapa-kenapa."

"Hmm.. ayo kita main bola dilapangan. Temen-temen yang lain udah nunggu," ajak Hendery. Namun Mark menggelengkan kepala kemudian melanjutkan langkahnya. Dengan berjalan membelakangi dua temannya, satu tangannya melambai di udara, "Lain kali may fren, hari ini aku akan bertemu dengan cintaku."

"Dia itu kenapa?" tanya Lucas sambil memandangi punggung Mark yang makin menjauh. Hendery mengangkat bahunya tidak tahu, kemudian dua bocah itu kembali berjalan menuju lapangan.

Bener kata Daddy. Mark aneh, pikir Hendery.

------

"My... Paket," teriak Haera saat bel rumah berbunyi beberapa kali. Akhir-akhir ini Tania senang sekali belanja online. Hampir tiap hari ada kurir yang datang mengantarkan paket. Tania yang berada di dapur buru-buru mencuci tangan dan bergegas membuka pintu. Namun, bukan kurir paket yang Tania temui melainkan anak sahabatnya, Mark.

"Halo, mommy mertua," sapa Mark dengan hangat. Tania hanya bisa melongo melihat penampilan Mark. Tanpa permisi, Mark langsung masuk kedalam rumah dan menghampiri Haera yang ada di ruang keluarga. Dia sudah hapal tempat favorit si dedek gemas.

Kalau dipikir-pikir anak sulung Jaehyun ini tidak ada sopan santun, masuk ke rumah orang tanpa permisi.

"Dek ra, sedang apa?"

"Nonton seponbob," jawab Haera tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi. Mark mendudukkan bokongnya di sofa, melirik bocah disampingnya kemudian menggeser duduknya mendekati Haera.

"Dek ra liat aku deh. Aku ganteng kan?"

Haera menatap Mark. Kemudian pandangannya terpaku pada rambut Mark, " Rambut kak Malk aneh, seperti perosotan."

Mark menghela napas melihat reaksi Haera saat melihat penampilannya. Padahal Mark berharap Haera terkesima dengan penampilannya. Haera kembali asyik menonton televisi sesekali memasukkan kue kering ke mulutnya. Mark terduduk diam disamping Haera. Tak lama kemudian senyum bocah itu kembali merekah. Ia ingat tujuannya datang ke rumah Haera.

'Perempuan itu suka sekali dipuji, bang. Apalagi kalo dipuji cantik'

Suaranya ayahnya tiba-tiba bergema di kepalanya. Mark menatap Haera disampingnya, "Dek ra, jepit rambutnya baru ya?"

Haera menoleh dan tersenyum lebar. Yes, berhasil, pikir Mark, "Iya, daddy yang beli, hihi"

"Dek ra kalo pake jepit rambut jadi makin cantik deh."

"Hihihi, iya kan? Kemarin Nono juga bilang Ra cantik kalo pake jepit rambut." Jelas Haera dengan sumringah. Lain hal nya dengan Mark. Bocah itu tidak senang saat Haera menyebut nama adiknya itu. Nono lagi, nono lagi. Kenapa nono terus sih?, celetuk mark dalam hati.

"Kamu jangan deket-deket Jeno deh. Dia itu nakal," ucap Mark.

"Nono enggak nakal. Nono baik kok, sering bantu Ra mewarnai."

Mark mulai kesal. Mark kan abang, kenapa Jeno terus yang selalu menang? Mark bangun dari duduknya, tangannya mengepal. Haera menatap yang lebih tua dengan muka polosnya. Gak bisa. Mark gak bisa marah kalau Haera selucu itu.

"Dek ra, gantengan aku atau Jeno?" tanya Mark dengan serius. Haera memiringkan kepalanya. Jari mungilnya mengetuk-ngetuk pipinya pelan, "Hmmm.. Nono."

"Okeh." Ucap Mark dengan singkat dan senyum tipis di wajahnya. Ia pun berjalan pelan kembali ke rumahnya. Saat dia sudah diluar rumah Haera, Mark berlari sambil menangis, "Huhuhu... Ayah, Mark ditolak."

Mission 1 has failed.

Mari kita buat Mark uring-uringan (⁠~⁠‾⁠▿⁠‾⁠)⁠~Btw, happy eid mubarak everyone

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mari kita buat Mark uring-uringan (⁠~⁠‾⁠▿⁠‾⁠)⁠~
Btw, happy eid mubarak everyone.

11/04/24

Suh Daily Life [GS]Where stories live. Discover now