12. Cemburu

5.1K 543 43
                                    

Suasana kediaman Suh hari ini lebih ramai dari hari biasanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suasana kediaman Suh hari ini lebih ramai dari hari biasanya. Suara obrolan, tawa bahkan teriakan mendominasi satu ruangan di rumah besar itu. Hari ini Jaehyun, Tya dan juga kedua anak mereka tengah berkunjung ke rumah keluarga Johnny. Mereka baru saja selesai melihat-lihat lingkungan perumahan yang akan mereka tempati nantinya.

Keluarga Jaehyun berniat untuk pindah rumah karena Tya sudah tidak tahan dengan ke-julid-an tetangganya. Akhirnya pilihan mereka jatuh pada perumahan yang sama dengan keluarga Johnny untuk hunian baru mereka. Tentu ada satu dari empat anggota keluarga itu yang senangnya bukan main saat mengetahui mereka akan pindah. Ya, dia Mark. Dia berjingkrak-jingkrak senang saat mengetahui rumah barunya nanti berdekatan dengan rumah Hendery. Asyik, bisa main sama Haera tiap hari, pikirnya.

"Bantu aku dong!" pinta Hendery pada Mark. Sedangkan sang empu nama hanya menoleh sekilas tanpa minat. Dia lebih memilih melihat Haera yang tengah mewarnai bersama Jeno. Tak jarang Mark berusaha mengambil perhatian bocah perempuan itu dengan memberi saran warna yang bagus untuk gambarnya. Tapi sayang, Haera lebih mendengar saran Jeno daripada Mark. Hal itu membuat bocah laki-laki berumur tujuh tahun itu menatap adiknya jengkel.

"Ayo bantu aku ambil mainan!" Ucap Hendery sambil menarik kerah baju Mark. Dengan berat hati, Mark berdiri dan mengikuti Hendery dari belakang. Ia menghembuskan napas nya kesal saat melihat Haera dan Jeno asyik dengan dunia mereka sendiri.

------

"Ayo, cepat!" perintah Mark pada Hendery yang tengah mencari mainan. Mark tidak rela Haera berduaan dengan adiknya. Saat Hendery sibuk dengan kegiatannya, Mark menyapu pandangannya ke seluruh sudut kamar Hendery. Ia berjalan mendekati tempat tidur dan mengambil sebuah boneka beruang yang ada disana, "Kamu mainan boneka?"

Hendery menoleh dan melihat boneka beruang di tangan Mark, "Itu punya Haera". Mark tersenyum lebar dan menatap boneka itu. Ia mulai menyusun skenario yang mungkin bisa mengambil perhatian bocah gembul itu, " Aku bawa ini ya."

"Buat apa?" Mark tidak menjawab. Dia terus tersenyum sambil menatap boneka beruang di tangannya.

"Sepertinya dia sudah gila," ucap Hendery dalam hati.

------

"Kalo pohon walna apa?"

Jeno menghentikan kegiatan mewarnainya, tangannya mengambil dua buah krayon dan menyerahkannya pada Haera, " Daunnya walna ijo, tlus batangnya warna coklat."

Haera tersenyum dan mulai mewarnai gambar pohon di hadapannya dengan serius. Jeno pun melanjutkan kegiatan mewarnainya yang sempat tertunda tadi. Hening, kedua bocah itu sama-sama sedang sibuk menyelesaikan karya mereka masing-masing. Kemudian, Haera tersenyum lebar saat gambarnya telah selesai, "Bagus ndak?"

Jeno mengangkat kepalanya dan melihat hasil gambar Haera. Jeno tertawa saat melihatnya karena Haera mewarnai daunnya dengan warna coklat dan batang pohonnya dengan warna hijau. Haera memandang Jeno yang tertawa dan gambarnya bergantian, "Bagus kan?"

Jeno mengangguk, "Bagus, tapi Ra salah walna nya. Halusnya warna ijo buat daun, tlus yang coklat buat batangnya."

"Hehe."

"Dek Ra, liat aku bawa apa!" seru Mark yang berlari dari arah kamar Hendery. Haera menoleh dan tersenyum melihat barang yang dibawa oleh mark. Ia berdiri dan berjalan menghampiri Mark. Mark tersenyum senang saat rencananya berhasil. Tapi senyum itu tidak bertahan lama karena Haera mengambil boneka beruang itu dan kembali menghampiri Jeno.

"Nono, ayo kenalan sama Bubbu." ucap Haera sambil menyodorkan bonekanya. Jeno mengamit tangan boneka itu dan mengoyangkannya pelan, "Halo, aku Nono". 

"Bubbu mau ikut walnai, boleh?" tanya Haera dan dijawab anggukan oleh Jeno. Setelahnya dua bocah itu kembali sibuk dengan kegiatannya sambil tertawa. Mark yang melihatnya hanya bisa tersenyum pahit. Pemandangan itu pun tidak luput dari pandangan Hendery. Ia menepuk bahu sahabat karibnya, " Ayo, main. Nanti aku ajak Lucas kesini."

------

Anak-anak masih sibuk dengan dunia mereka, sedangkan para orangtua masih betah berbincang-bincang. Hendery benar-benar mengajak Lucas untuk bermain bersama mereka. Ketiga bocah laki-laki itu sedang bermain Lego. Namun, sedari tadi Mark terus melirik kearah Jeno dan Haera yang tengah bermain puzzle.

"Liatin apa sih kamu?" celetuk Lucas. Sedari tadi Ia melihat Mark terus melirik ke arah dua bocah berbeda gender itu. Mark hanya menggeleng pelan. Lucas menatap Hendery seolah bertanya kenapa. Hendery menggeleng dan mengangkat bahunya tidak tahu. 

"Anak-anak, Cookies-nya udah jadi. Ayo dimakan," seru Tania sambil meletakkan sepiring biskuit coklat ke atas meja.

"Wah, kukis coklat!" seru Jeno saat melihat makanan kesukaannya. Anak-anak pun memakannya dengan lahap. Melihat Haera yang masih sibuk dengan puzzlenya, Mak berinisiatif menyuapi bocah itu dan terima dengan baik oleh Haera. Oh, betapa senangnya Mark.

Tak terasa cookies coklat itu hanya tersisa satu. Jeno mengambil cookies tersebut dan hendak memakannya, tetapi Mark tiba-tiba merebut cookies tersebut dan menyodorkannya pada Haera. Jeno sedih. Matanya mulai berkaca-kaca. Haera mengambil cookies dari tangan Mark, kemudian menatap Jeno dan Mark bergantian.

"Nih, buat Nono" tak disangka, Haera memberi cookies tersebut kepada Jeno. Jeno menerimanya dengan senang hati. Namun berbanding terbalik dengan Mark. Ia sudah tidak kuat. Akhirnya Ia menangis dan berlari memeluk bunanya.

"Hahaha, anak lo cemburu sama anak lo satu lagi." Ucap Johnny sambil memukul bahu sahabat karibnya, Jaehyun.

" Ucap Johnny sambil memukul bahu sahabat karibnya, Jaehyun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Awas oleng (~ ̄³ ̄)~

30/03/24

Suh Daily Life [GS]Where stories live. Discover now