16. Mark's mission: Perhatian

958 149 12
                                    

Halo, I'm back. Baru bisa update sekarang soalnya aku terlalu nyaman jadi reader sampai gak inget kalo punya buku yang harus dilanjut, hehe (⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠)

 Baru bisa update sekarang soalnya aku terlalu nyaman jadi reader sampai gak inget kalo punya buku yang harus dilanjut, hehe (⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hey, kita mau main apa hari ini?" Lucas bertanya pada Hendery dan Mark yang duduk di hadapannya. Tiga bocah laki-laki itu langsung berkumpul di rumah Lucas setelah pulang sekolah. Hendery mengangkat bahunya kemudian meraih botol minum yang Ia bawa dari rumah. 

Lucas menghela napas kemudian matanya beralih pada Mark. Namun bocah bermarga Jung itu tengah menatap ke arah yang lain. Lucas mengikuti arah pandangan temannya dan menemukan adiknya tengah bermain dengan teman-temannya.

'Huh? Mark pengen main rumah-rumahan?' pikir lucas.

Mark masih menatap kumpulan bocah perempuan yang asyik bermain, lebih tepatnya Ia memandang Haera yang terus tertawa riang. Namun Ia menjadi jengkel saat sosok adiknya, Jeno, tertangkap oleh netranya, "Ck, harusnya tadi aku gak usah ajak Jeno."

"Mark!" Mark terlonjak kaget mendengar suara Lucas dan tepukan keras di bahunya. Sambil meringis memegangi bahunya, bocah laki-laki itu menatap dua temannya seolah bertanya ada apa.

"Kamu kenapa sih ngeliatin kesana terus? Kamu mau ikutan main sama mereka?" tanya Lucas dan dibalas dengan gelengan kepala dari Mark. Sedangkan Hendery hanya bisa memutar bola matanya, dia paham siapa yang membuat Mark seperti itu.

Mata Mark kembali memandang Haera dan seketika matanya melebar saat Haera bangun dari duduknya dan berjalan menuju arahnya. Senyuman langsung terlukis di wajah tampannya. Mark pun melangkahkan kakinya, ikut menghampiri anak bungsu keluarga Suh yang sudah mengambil hatinya itu.

Namun, gerakan si sulung Jung langsung terhenti saat Haera berjalan melewati Mark. Dengan gerakan patah-patah, Ia mengerakkan kepalanya. Senyumannya berubah masam saat melihat Haera menghampiri Hendery, bukan dirinya.

"Abang, Ra haus. Mau minum," ucap Haera pada kakaknya. Bagai disengat listrik, setelah mendengar permintaan Haera, Mark langsung teringat akan nasihat nomor dua dari sang ayah.

"Mark, perempuan itu suka banget diperhatiin."

"Diperhatiin? Diliatin terus gitu, Yah?"

"Hm, bisa jadi. Pokoknya Mark harus peka sama apa yang perempuan mau."

Dengan cepat Mark merebut botol minum dari tangan Hendery, membuka tutup botolnya kemudian menyodorkannya pada Haera. Mark tersenyum lebar sedangkan Hendery dan Lucas terheran melihat tingkah laku teman mereka.

"Maacih," Haera mengambil botol minum dari tangan Mark dan meminumnya. Setelahnya bocah lucu itu kembali bermain dengan Jasmine dan yang lainnya. Mark berteriak kegirangan dalam hati, akhirnya Ia bisa maju satu langkah untuk mengambil hati sang pujaan.

Suh Daily Life [GS]Where stories live. Discover now