O5. Kata Pertama

1.5K 197 1
                                    

"Abang pakai baju dulu," titah seorang pria yang baru saja keluar dari kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Abang pakai baju dulu," titah seorang pria yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia menyambar setelan pakaian yang sudah tersedia di atas tempat tidur kemudian mengejar bocah kecil yang berlarian di dalam kamar. Hendery tertawa riang dengan badan telanjang, berlari dari kejaran ayahnya.

Johnny menghela napas lelah kemudian dengan cepat menggapai badan kecil Hendery yang berlari di depannya. Bocah lima tahun itu berteriak sambil tertawa dan menggeliatkan tubuhnya berusaha lepas dari pelukan Johnny.

"Pakai baju abang, nanti dimarahin mommy," mendengar kata 'mommy' bocah itu langsung berhenti. Johnny menggeleng pelan dan mulai memakaikan baju pada anaknya. Namun lagi-lagi Hendery bertingkah, Ia tidak mau diam dan menyuruh ayahnya untuk cepat memakaikannya baju.

Hendery berlari keluar dari kamarnya setelah selesai dengan pakaiannya, kakinya dengan cepat menuruni tangga. Di belakangnya terlihat Johnny mengikuti dengan baju yang basah karena baru saja memandikan anak sulungnya. Pria dewasa itu mendudukkan tubuhnya pada sofa dan menempelkan punggungnya pada sandaran sofa.

"Dad, bajumu kenapa basah? Ganti dulu sana," ucap Tania yang baru selesai membuat MPASI untuk Haera yang sudah berumur enam bulan. Johnny menegakkan tubuhnya dan memasang wajah yang melas, "Dery bar-bar banget pas aku mandiin."

"Payah kamu. Sana ganti baju dulu, nanti sakit. Kamu kalo sakit rewelnya melebihi Dery," ucap wanita itu sambil tertawa kecil. Dengan malas Johnny berjalan menuju kamar meninggalkan istri dan dua anaknya di ruang keluarga.

__________

Hendery dan Haera mulai memakan sarapannya. Alih-alih makan di meja makan, kedua bocah itu lebih suka makan di ruang keluarga. Duduk di lantai sambil menonton kartun di televisi.

"Mommy, dedek mam apa? Kok beda sama mam abang?" tanya Hendery sambil menunjuk piring makannya dan mangkuk kecil di tangan ibunya bergantian. Tania tersenyum kemudian mengusap wajah anak sulungnya yang penuh dengan bedak. Setelahnya Ia kembali menyodorkan sendok kecil ke mulut kecil Haera dan diterima dengan baik oleh bayi itu.

"Dedek makan bubur bayi," Hendery membulatkan mulutnya setelah mendengar jawaban ibunya. Matanya menatap bubur bayi itu, entah kenapa Ia penasaran dengan rasanya. Tiba-tiba Johnny yang baru saja berganti pakaian menginterupsi percakapan ibu dan anak itu. Lelaki itu menggeser posisi Hendery di samping Haera kemudian menciumi pipi anak bungsunya yang fokus pada layar televisi di depannya .

"Ih, abang daritadi di samping dedek!" teriak Hendery tidak terima, Ia mendorong tubuh besar ayahnya namun Johnny tidak bergeser sama sekali. Lelaki itu tertawa melihat anaknya bersusah payah mendorong dirinya, sedangkan Tania tidak memperdulikan tingkah dua laki-laki di hadapannya.

"Abang makannya di meja makan sana," ucap Johnny yang dibalas teriakan tidak terima dari Hendery. Seperti tidak puas menjahili Hendery, kali ini Johnny mengambil lauk di piring anaknya dan memakannya. Hendery semakin semangat memukuli ayahnya dengan tangan kecilnya, pukulannya tidak terasa membuat Johnny tertawa mengejek.

Namun tiba-tiba pertengkaran ayah dan anak itu seketika terhenti saat terdengar celotehan yang keluar dari mulut kecil Haera. Johnny, Tania bahkan Hendery memandang bayi enam bulan itu dengan mata membulat. Haera tertawa melihat wajah-wajah di hadapannya dan kembali berceloteh riang, "Pa..pa..pap.. pa."

Johnny tersenyum lebar kemudian mengangkat Haera dari kursi bayinya, dan setelahnya Ia menghujani pipi anak bungsunya itu. Gelak tawa mengisi ruangan, tania yang melihat interaksi ayah dan anak di hadapannya ikut tersenyum. Wanita itu menghampiri suami dan anaknya yang terduduk di sofa kemudian ikut menciumi pipi Haera.

Kedua orang tua itu memuji bertapa hebatnya Haera sedangkan si bayi hanya tertawa dan berceloteh tidak jelas. Johnny menatap anak bungsunya, mengelap sisa makanan yang mengotori bibir mungil bayi itu, " Coba bilang 'daddy', dek."

"Pap..pa..pa," Johnny terus meminta Haera menyebut kata 'daddy' namun kata yang keluar dari mulut bayi itu hanya kata 'papa'. Tania tertawa melihat sang suami mengerucutkan bibirnya.

"Haera masih enam bulan, dad. Kata yang mudah buat bayi itu papa atau nggak mama," jelas Tania sambil mengusap rambut suaminya. Johnny mengangguk pelan kemudian mengusakkan wajahnya ke perut Haera dan membuat bayi itu tergelak keras.

"Mommy," sebuah seruan mengambil perhatian Tania sekaligus Johnny. Pasangan itu terkejut melihat anak sulung mereka sedangkan Hendery menatap polos orang tuanya. Sedetik kemudian tawa Johnny meledak, tania pun ikut tertawa.

Dengan mulut yang berlumuran bubur bayi, Hendery mengangkat mangkuk kecil milik Haerayang isinya sudah habis, "Abang mau mam bubur adek lagi, hehe."

04/02/2024

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


04/02/2024

Suh Daily Life [GS]Where stories live. Discover now