"사랑해"

1.8K 218 23
                                    

[Wait, aku publish ulang, karena error gak ada notif update]

_____•••••_____

"Dara-eonni tidak melakukan apapun, oppa." jawab Lisa menarik kedua tangannya dari genggaman Jiyong.

Jiyong menghela nafas pelan. Dia menyandarkan tubuhnya ke sofa namun masih dengan posisi menyamping, menatap Lisa yang juga terlihat kelelahan.

"Desember adalah bulan terakhir di tahun ini dan bulan depan kita sudah masuk di tahun 2017. Sudah berapa lama kita kenal Lisa-yaa?" tanya Jiyong mengusap kepala gadis itu yang kini ikut bersandar ke sofa, namun menghadap ke depan.

Dirinya bertanya-tanya sudah bertanya berapa lama mereka kenal dan mengapa Lisa tidak pernah mau terbuka padanya.

"Aku tidak tahu, oppa. Waktu berjalan begitu cepat, tapi kehidupan seperti bergerak di tempat." jawab Lisa masih termenung melihat TV yang tidak menyala.

"Kehidupan tidak bergerak ditempat, tapi hatimu. Hatimu yang bergerak ditempat dan tidak mau mencoba keluar. Kau perlu menjadi kuat untuk menghadapi dunia. Hiduplah bersama musik, dance dan suaramu. Jangan pedulikan hal lain yang mengganggumu." nasehat Jiyong yang diambil dari cerminan dirinya sendiri.

Lisa memejamkan matanya sejenak, mencoba berfikir jernih. "Aku bukan oppa yang kuat dan aku juga bukan oppa yang luar biasa. Aku tidak sekuat itu untuk berjalan dalam tekanan, apalagi tidak hanya dari luar agensi tapi juga di dalam agensi."

"Dan tekanan dalam agensi, aku yakin kebanyakan dihasilkan karena aku, right? Biarkan aku tahu Lisa! Ijinkan aku jadi tempat keluh kesahmu, agar aku tidak perlu mengetahui keadaanmu yang sebenarnya dari orang lain." pria itu memegang pundak Lisa agar menghadapnya dan menatapnya serius.

"Apa aku harus selalu meminta Bobby, Hanbin, Mino, atau siapapun itu yang berada di dekatmu untuk selalu tahu kehidupanmu? Apa aku harus mengemis untuk sebuah jawaban atas rasa sakit yang kau rasakan selama di Korea? Aku ingin selalu menjadi inspirasimu, impianmu, idolamu, atau bahkan rekan kerjamu. Tapi, aku tidak ingin menjadi orang terakhir yang melihat kau menangis dengan air mata yang telah mengering, karena kau sudah lebih dulu menghabiskan air matamu untuk diperlihatkan pada orang lain yang berada di dekatmu!"

Ucapan Jiyong lebih terdengar orang yang sedang putus asa dibandingkan marah. Tapi tone suaranya meningkat seperti dia sedang menahan emosi. Tidak mengerti mengapa pria di depannya ini terlihat begitu kehilangan harapan dan hampir menyerah.

"Wae?" gumaman Lisa yang terdengar bingung membuatnya tersentak.

"Apa?" tanya Jiyong tidak mengerti.

"Kenapa oppa terlihat begitu khawatir tentangku? Aku tidak pernah menjadi apapun yang berharga untukmu. Bukankah aku hanya sekadar dongsaeng? Atau aku hanya sebuah bayangan karena terlihat mirip dengan Nana? Mungkin rasa kasihan karena aku first trainee asing yang masuk ke YG? Bisa jadi banyak alasan yang memungkinkan mengapa aku berakhir di sini malam ini." ucap Lisa menatap mata Jiyong dengan tatapan terluka.

Tatapan yang tidak akan pernah Jiyong lupakan karena kedua mata itu tampak begitu patah tanpa pegangan untuk tetap terlihat kuat.

"Kenapa kau berfikir begitu Lisa?!"

Lisa menepis kedua tangan Jiong di bahunya sedikit kasar. "Mereka yang bilang! Orang-orang yang berada di sekitarmu yang selalu bilang padaku setiap hari tentang alasan mengapa oppa masih berada di sisiku meski aku bukan siapa-siapa!"

"IDK (I Don't Know)"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang