"Whistle."

4.4K 384 45
                                    

Bonus Up karena libur, hehe.

___•••••___

"Lice!" panggil Jisoo ketika mereka sedang menunggu Lisa untuk sarapan bersama.

"Wait eonni. Where is my handphone?" teriak Lisa bertanya masih dengan mencari-cari handphone nya di dalam kamar.

Jennie menggelengkan kepalanya merasa heran, "kau meninggalkannya semalam dan sekarang di bawa Hanbin-oppa, kau lupa?"

Lisa menepuk jidatnya dan bergegas keluar kamar sambil tersenyum tanpa dosa.

"Kebiasaan, haha." komentar Rose sebelum mengambil sereal dan susunya di atas meja lebih dulu.

"Aku lupa, semalam aku panik karena sudah terlalu malam dan melupakan barang-barangku." jawab Lisa dan bergerak mengikuti pergerakan Rose mengambil makanannya.

"Kau selalu seperti ini, di saat kita mendapatkan weekend. Kau selalu tidak mau setiap kuajak pulang bersamaku atau yang lainnya." keluh Jisoo karena setiap mereka mendapatkan waktu libur, semua member kecuali Lisa akan menyempatkan diri untuk pulang. Meninggalkan Lisa sendirian di dorm membuatnya khawatir.

Lisa menggelengkan kepalanya, "anniya, bukan seperti itu. Aku hanya tidak mau mengganggu waktu kalian. Hehe, lagipula aku tidak selalu sendirian. Ada Mino-oppa, Hanbin-oppa dan Bobby-oppa kemarin."

"Teddy-oppa mengirim pesan, katanya kalau mau mengambil barangmu, datang saja ke studionya. Hanbin-oppa menitipkannya di studio." ujar Jennie setelah melihat pesan Teddy tadi malam.

Rose mengerutkan keningnya "Kenapa harus ke studio? Padahal, antar saja langsung ke dorm kita, eonni."

Jennie mengangkat bahunya tidak tahu.

"Pasti karena sibuk masalah nama Hanbin-oppa tidak akan ditulis dalam salah satu pencipta lagu Whistle. Aku tidak begitu mengerti, tapi Hanbin-oppa ikut andil dalam menciptakan lagu kita. Tapi, kenapa namanya tidak boleh ada dalam daftar pencipta lagu Whistle?" keluh Lisa pada teman-temannya.

"Kasian sekali ..."

Jisoo, Jennie dan Rose benar-benar bersimpati pada Hanbin. Pasti terasa lelah dan kesal.

"Padahal Hanbin-oppa juga sedang sibuk mengurus lagu untuk iKon dan Winner. Kenapa agensi melakukan itu pada Hanbin-oppa. Rasanya aku ingin bilang pada YG, apa menciptakan lagu adalah sebuah dosa besar?"

Jisoo mengelus bahu Lisa pelan untuk meredakan amarah gadis itu. Ah, Lisa memang selalu begitu, terbawa perasaan dan mudah sekali berkeluh kesah jika itu menyangkut orang lain. Tapi, jika masalah itu berasal diri sendiri, Lisa malah memendamnya dalam hati.

"Jangan terbawa arus, kita tidak tahu alasan agensi melakukan itu. Siapa yang tahu itu untuk kebaikan Hanbin-oppa sendiri? Terkadang suatu masalah tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi pandang." nasehat Jisoo masih mengelus bahu Lisa pelan.

"Jisoo-eonni memang selalu bisa diandalkan persoalan nasehat. Meski kadang-kadang suka abstrak." ujar Jennie terkekeh kecil agar suasana tidak terlalu serius.

___•••___

Lisa datang ke The Black Label di daerah Mapo-gu, Hapjeong-dong. Kakinya melangkah masuk dan pergi ke studio Teddy.

Blackpink mungkin berada di bawah naungan YG Entertainment, tapi sebenarnya Teddy Park dari The Black Label adalah orang yang berwenang atas mereka.

Maka tidak heran, jika Blackpink banyak menghabiskan waktu di sub-label independen The Black Label.

"Oppa!" panggil Lisa sambil membuka pintu kaca studio Teddy.

"IDK (I Don't Know)"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang