Seorang pemuda bertubuh tinggi, berparas manis nan tampan, ramping dan berkulit putih pucat. Terlahir dari keluarga berada, tetapi di mata semua orang dia hanyalah seorang yang tidak berguna, di sekolahnya dia juluki sebagai "sampah" atau siswa yang...
"Park Jeongwoo, nanti kamu tidur di kamar tamu ya?" ucap tuan Watanabe.
"Hah?! Gue gak salah denger? Gue kira udah dapat lampu ijo.." batin Jeongwoo syok.
"Ba-baik ayah... " Jeongwoo tersenyum kaku.
"Mampus!" bisik Haruto sambil tersenyum miring.
"Untung sayang." bisik Jeongwoo.
"Takashi-kun, tolong antar teman Haru ke kamar tamu."
"Baik tuan, mari tuan muda Park ikut saya."
"Panggil Jeongwoo saja paman." -Jeongwoo.
"Baik, Jeongwoo mari ikut saya."
"Hm" Jeongwoo beranjak dari sana lalu pergi mengikuti kepala pelayan keluarga Watanabe.
—————————————————— —————————————— —————————
"Setiap perkataan tuan muda kedua (Haruto) jangan pernah diambil hati ya Park Jeongwoo, sifat tuan muda kedua memang seperti itu, padahal dulunya tidak."
"Maksud paman?" tanya Jeongwoo.
"Ya, semenjak tuan muda kedua pindah ke korea dia jadi lebih sering murung, bahkan sifatnya sangat dingin, waktu dulu tuan muda kedua masih SMP dia sering di bully karena tidak memiliki teman satu pun. Tapi dia sering menerima banyak surat cinta."
"Walaupun banyak yang bully tapi tetep banyak yang diem-diem suka juga. Cih! Munafik." batin Jeongwoo.
"Kalo boleh tau kenapa sifat Haruto jadi seperti itu ya paman? Saya kira itu sifat turun temurun dari tuan Watanabe?" -Jeongwoo.
"Tuan muda kedua belum memberitahu anda?"
"Belum, memangnya kenapa paman?" -Jeongwoo.
"Biarkan tuan muda kedua sendiri saja yang memberitahu anda. Silahkan masuk, ini kamarnya. Anggap saja seperti kamar anda sendiri."
"arigatou gozaimasu." Jeongwoo membungkuk sopan.
"Anda anak yang sopan, kalau butuh sesuatu tinggal panggil saya saja." Takashi juga membungkuk sopan setelahnya pergi meninggalkan Jeongwoo.
"Rahasia apalagi yang ada pada diri lo Haruto?... Cih! Kenapa juga gue harus tidur di kamar tamu?! Kenapa gak tidur di kamar Haruto aja? Lagian kita kan sesama pria." Jeongwoo merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan perasaan yang kesal.
Kini Jeongwoo sibuk memainkan HP-nya, mana bisa tidur dia kalau belum cuddle sama Haruto. Dasar si Jeongwoo :)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
