12. Menerima tantangan

1.7K 218 24
                                    

"Ini si Jeongwoo sama Haruto kemana lagi." Doyoung terus mencari keberadaan Jeongwoo dan Haruto. Selang beberapa menit, suara notifikasi masuk ke hp-nya Doyoung. Ya! Itu pesan dari Jeongwoo.

Tertulis di sana kalau Jeongwoo sudah pulang bersama Haruto. Tentu saja Doyoung merasa kesal, tetapi sedikit curiga juga dengan keduanya. Sejak kapan Jeongwoo dekat dengan Haruto? Pikir Doyoung.

Jeongwoo membawa Haruto pulang ke rumahnya, tetapi bukan tempat tinggal kediaman keluarga Park. Jeongwoo memiliki satu rumah lagi khusus untuknya. Di sana lah Jeongwoo membawa Haruto.

"Masuk dulu Ru." Jeongwoo mempersilahkan Haruto untuk masuk ke dalam rumah miliknya, tidak terlalu besar tidak juga terlalu kecil, tetapi cukup luas. Bentuk rumahnya seperti adat Korea zaman dahulu, tetapi gaya modern.

"sillyehapnida." Haruto masuk ke dalam setelah melepaskan sepatunya, lalu mengganti dengan sepatu rumahan.

"eoseooseyo." Jeongwoo berjalan dibelakang Haruto. "Jewu, papih kamu kemana? Kok ga ada?" Tanya Haruto setelah melihat sekeliling.

"Papih aku lagi pergi mungkin ke rumah nenek aku." Jeongwoo merasa bersalah karena telah berbohong.

"Kapan pulangnya?" -Haruto.

"Gak tau juga, mungkin nginap." -Jeongwoo.

"Mau ditunggu berapa lama pun papih aku gak bakal pulang ke sini Ru, ini rumah pribadi ku, yang boleh tinggal di sini cuma aku sama kamu." Batin Jeongwoo sambil tersenyum miring.

"Kamu nginep di sini dulu ya Ru? Udah malem juga, jarak rumah kamu dari sini kan jauh." -Jeongwoo.

"Iya Jewu." Jeongwoo mengajak Haruto untuk berganti pakaian.

"Pilih aja yang mana, ukuran baju aku pasti pas kok di kamu, malah kek nya kegedean." Ucapan Jeongwoo benar saja, baju yang dipakai Haruto terlihat kebesaran, tinggi mereka memang hampir sama, tetapi badan Haruto lebih ramping dibanding Jeongwoo.

"Anjir! Kok Haruto jadi gemesin gini sih! Minta diterkam emang ya nih anak." Batin Jeongwoo.

"Jeongwoo—" Haruto belum selesai ngomong, udah di pojokin aja ke tembok.

"Haru, aku udah gak tahan lagi, boleh ya?" Suara Jeongwoo terdengar berat di telinga Haruto, seketika tubuh Haruto merinding.

"Mau ngapain wu?" Raut wajah Haruto tetap datar seperti biasanya, aslinya jantung Haruto lagi disko di dalam sana.

"Mau menjamah tubuh kamu Haru." Bisik Jeongwoo tepat di telinga Haruto.

(Help! Gue yang ngetik kok jadi deg-degan sendiri woy!😭)

Tanpa menunggu persetujuan dari sang pacar, Jeongwoo langsung melahap bibir ranum milik Haruto. Haruto tidak menolaknya sama sekali, dia juga menikmati ciuman dari Jeongwoo.

Tangan laknat Jeongwoo sudah masuk ke dalam kaos Haruto, dia meraba semua yang ada di dalam sana, termasuk puting merah muda milik Haruto. Dia menariknya pelan lalu memencetnya.

Lidah milik Jeongwoo sedang bermain dengan lidah Haruto, saliva turun ke dagu hingga ke leher. Jeongwoo menarik tengkuk Haruto untuk memperdalam ciuman mereka. Merasa keenakan, Haruto mendesah pelan, tentu saja itu berhasil membuat Jeongwoo semakin gencar.

"Jeongwoonghh..." Haruto memukul dada bidang Jeongwoo untuk menyudahi ciuman mereka. Jeongwoo yang peka segera melepaskan ciuman itu walaupun terpaksa. Dia tidak mau membuat Haruto sampai jatuh pingsan.

Terasa belum puas, Jeongwoo menciumi, menjilat, bahkan menggigit leher jenjang Haruto.

"Jangan tinggalin bekas di sana, besok sekolah." Tanpa memperdulikan ucapan Haruto, Jeongwoo sudah membuat tanda kepemilikan di sana.

FAKE (JEONGHARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang