Pagi ini doyoung dan teman teman lainnya akan menaiki kereta yang membawa mereka menuju bus an untuk liburan.Tidak terlalu banyak yang menaiki kereta biasanya kereta akan selalu sesak karena banyaknya penumpang. Tapi mereka cukup beruntung karena masih cukup banyak bangku kosong.
Ten menuntun doyoung untuk mengantri sebelum menaiki kereta ten terlihat cukup sibuk karena sedang menerima telpon dari ibu doyoung yang berpesan untuk menjaga putranya.
Rambut doyoung sesekali terkena angin hingga membuatnya sedikit berantakan beberapa kali doyoung menyentuh rambutnya agar angin tidak membuatnya semakin berantakan kembali.
Tanpa sadar lelaki yang di sampingnya ini terpesona dengan wajah dari pemuda manis ini hidung mancungnya, mata obsidiannya yang bulat, bibir menggemaskannya yang semerah buah cherry sanggup membuat pemuda itu menatapnya terus menerus.
Doyoung tidak menyadari jika lelaki di sampingnya ini terus memperhatikannya hingga orang tersebut mengucapkan sesuatu.
"Cantik" ucapnya tanpa sadar.
"Hah?"
"Kau cantik."
"Aku? Terima kasih" ucap doyoung sambil berusaha menatap lawan bicaranya meskipun ia tidak tahu posisi lelaki itu sekarang. Ya doyoung mengalamai kebutaan.
Pintu kereta terbuka ten segera menggandeng doyoung dan tas berisi perlengkapannya sedangkan tas milik doyoung jungwoo yang membawanya.
Doyoung duduk di antara keduanya dengan tangan yang terus menggenggam tangan ten. Lelaki itu tidak pernah melepaskan tatapannya dari doyoung entahlah doyoung seperti mengambil semua atensinya.
Ten yang menyadari seseorang yang berada di hadapan doyoung terus menatapnya sejak tadi merasa jengkel bisa saja itu pemuda mesum yang mencoba berbuat jahat pada sahabatnya ini.
Ia segera memakaikan hoodie agar wajah doyoung tertutup dan lelaki itu bisa berhenti menatapnya. Doyoung yang tidak tahu apa-apa hanya tersentak kaget.
"Ada apa ten?" Tanya doyoung.
"Tidak, hanya saja sepertinya ada pria mesum di sini, itu akan sangat berbahaya jika wajah kita terlihat olehnya" ucap ten sambil melirik sinis pemuda yang terus menatap sahabatnya itu.
"Oh? Benarkah? Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi? Terima kasih ten" ucap doyoung.
Jungwoo sebenarnya sedikit kasihan dengan doyoung yang terlampau polos meskipun perkataan ten tidak salah. Ia juga tidak tahu maksud pria itu yang terus menatap sahabatnya terus menerus ia saja sampai risih melihatnya.
'Polos sekali' batinnya.
Ten dan jungwoo tertidur di kereta perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh mungkin karena lelah mereka akhirnya tertidur.
Doyoung sendiri tidak bisa memejamkan matanya lagipula apa bedanya? Semuanya sama saja hanya ada kegelapan yang ia lihat.
Pria yang sejak tadi menatapnya itu menghampiri doyoung ia mendekat untuk melihat wajah doyoung yang menunduk membuatnya tidak bisa melihat wajah cantik itu.
"Kenapa kau terus menunduk?" Bisiknya.
"Siapa itu?" Tanya doyoung.
"Aku hanya pria asing yang mencoba berteman denganmu, jika boleh"
"Kau ingin menjadi temanku? Boleh. Perkenalkan namaku doyoung. Kim doyoung"
Doyoung menjulurkan tangannya ke samping pemuda itu membuatnya mengernyitkan dahinya tidak paham tapi ia dengan segera menjabat tangan doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Film (One shoot)
FanfictionBerisi oneshoot yang aku remake dari beberapa film tapi beberapa dari ide sendiri JaeDo DoJae BXB!!! Jangan salah lapak