□□□□□□
Naruto menatap kedua temannya tajam ketika keduanya terpergok melakukan sesuatu yang sudah pasti dilarang di tempat kerja. Bagaimanapun mereka harusnya tahu sopan santun, meski hal semacam itu—sesuatu yang dilakukan secara negatif—hampir selalu terjadi pada setiap perusahaan.
"Ini alasan aku tidak setuju kalau seorang kekasih harus merangkap sebagai sekretaris juga!" mereka ribut membereskan penampilan, terlihat panik, walaupun akhirnya sangat sia-sia, saat Naruto begitu saja duduk, dan mengabaikan keduanya yang sudah ketahuan. "Aku ingin membicarakan sesuatu dengan kalian."
"Kenapa kamu tiba-tiba ada di sini?"
Naruto menatap Sasuke, temannya, dengan pandangan aneh. "Kenapa aku tidak boleh pergi ke kantorku sendiri? Sejak kapan aku dilarang untuk datang ke sini?"
"Bukan begitu maksud Sasuke!" seru Sakura, mengambil duduk kemudian di bagian sofa seberang Naruto dengan wajah malu-malu. "Bukankah kamu ingin bekerja di rumah selama melakukan pendekatan dengan gadis itu?"
"Nah, itu masalahnya, terletak di sana!"
"Ada masalah apa?" Sakura merapikan duduknya, menunggu temannya bercerita, dan bagi Sakura, masalah rumit temannya menjadi hal yang paling digemarinya akhir-akhir ini. "Apakah terjadi sesuatu pada kalian? Kamu sudah melakukan sesuatu dengannya?"
"Melakukan sesuatu seperti apa?"
"Seks misalnya," seru Sasuke yang keluar dari meja kerjanya, mengambil duduk di sofa yang berbeda dari kekasihnya. "Berterus-terang saja, kami bisa menjaga rahasia, jangan khawatir."
"Ayolah, aku tidak ingin bercanda."
"Kami tidak berusaha menciptakan candaan dari masalahmu," kata Sakura.
Naruto bersandar setelah dia menghela napas berat. Saking beratnya dia dapat merasakan pening di bagian pelipisnya. Oh Tuhan, ini tidak akan berakhir begitu saja, aku yakin.
"Sebaiknya aku tetap di sini, dan Sakura, kamu bisa kembali ke Konoha kalau begitu."
"Apa? Kamu menyerah begitu saja?"
"Siapa bilang aku menyerah? Tapi masalahnya akhir-akhir ini aku sedang tidak berminat untuk terlibat dengannya, jika memang tidak mau sendiri, sebaiknya kamu bersamaku untuk kembali ke sana."
Sasuke berdiri dari duduknya. "Aku tidak bisa bekerja sendirian di sini," katanya, sedikit berteriak. "Salah satu dari kalian harus membantuku. Baik, jika kamu meminta Sakura kembali ke Konoha, tetapi kamu tidak harus ikut dengannya pulang," Naruto mengerutkan dahinya. "Aku butuh orang yang bisa membantuku mengurus pekerjaanmu yang menumpuk, sialan!"
"Naruto, kamu bisa mengerti, 'kan? Sasuke mungkin cekatan dan tekun dalam segala hal, tapi dia tidak gila kerja sepertimu."
Naruto mendongak sembari memijit leher belakangnya yang terasa menyakitkan. Jika kedua orang di depannya itu bukan temannya, sudah pasti dia perlu memberi keduanya pelajaran karena sepertinya mereka senang untuk menggoda dirinya sampai membuat kepalanya sakit tak tertahankan.
"Baiklah, sampai di sini saja, aku akan kembali ke Konoha setelah mampir ke suatu tempat."
"Tunggu Naruto!" cegah Sakura, menahan pria itu untuk tidak meninggalkan kantor Sasuke begitu saja. "Aku mau memastikan sesuatu—bagaimana dengan lamaranmu?"
"Sakura, maafkan aku untuk mengatakan ini, tetapi gadis itu tidak menerima lamaranku," ujar Naruto dengan sedikit sedih. "Apa yang harus aku lakukan kalau begitu?"
"Jadi kamu akan membiarkannya pergi?" Sasuke tampak tertarik, dia maju untuk mendengar jawabannya, tetapi Naruto malah menggelengkan kepala. "Apa artinya itu? Kamu membiarkanya keluar dari rumahmu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/280621323-288-k190483.jpg)
YOU ARE READING
TALKING To The Moon
FanfictionPembunuhan yang terjadi malam itu tidak harusnya dia lihat! Hinata Hyuuga yakin untuk itu. Namun kesialan menimpanya. Hinata bertemu seorang pria misterius bermandikan darah dengan setelan jas formal hitam, justru menembak sang tetangga, seorang pri...