[22] Same Feeling & Small Problem

84.7K 13.6K 2.7K
                                    

Dilarang mengcopy atau memplagiat cerita ini!"

Follow Instagram @yeremisaragih buat ngeliat cogan😎😾

Selagi nunggu update cerita ini, kalian bisa baca cerita aku yang masih on going, ayo ramaikan, bantu aku dengan vote dan komen. Aku update setiap hari loh disana!

• Selamat Membaca •

•••

"Udah saling, ada aja pengganggu."

•••

"Nix, ada yang mau aku omongin sama kamu," tutur Kasuari pada Phoenix yang saat ini tidur di pahanya sebagai bantalan kepala cowok itu.

Saat ini, keduanya sedang berada di rooftop sekolah. Jam istirahat sedang berlangsung. Mereka memutuskan untuk pergi ke rooftop.

Angin berhembus, menerbangkan rambut hitam panjang Kasuari. Phoenix menatap gadisnya yang sangat cantik dari bawah dengan intens.

"Mau ngomong apa sayang?" ujar Phoenix lembut. Kedua tangannya sedang memainkan jari-jari tangan kanan Kasuari.

"Aku udah cinta sama kamu," ungkap Kasuari to the point. Netranya menatap Phoenix yang ada dibawahnya dengan lembut.

Keduanya terdiam cukup lama. Sampai akhirnya, Phoenix dengan tiba-tiba mendudukkan dirinya disebelah Kasuari.

"Kamu serius?" tanya Phoenix. Matanya menatap penuh harap pada gadisnya.

Kasuari menganggukkan kepalanya. Untuk pertama kalinya, gadis itu tersenyum dengan lebar pada Phoenix.

DEG

"Sayang, jantung aku makin kencang tau detaknya," adu Phoenix memegang dadanya sendiri.

"Dasar bocah," batin gadis itu.

Kasuari tertawa pelan. Phoenix mematung melihat tawa Kasuari. Baru tadi ia tidak percaya karena melihat senyuman gadisnya, sekarang cowok tampan itu sudah melihat tawa gadisnya yang begitu cantik.

"Kamu pokoknya nggak boleh senyum sama ketawa kalau bukan sama aku," titah Phoenix, cowok itu memeluk gadisnya dengan erat, sesekali mencium puncak kepala gadisnya.

Kasuari membalas pelukan cowoknya dengan tak kalah erat.

Iya, gadis cantik itu tidak berbohong saat mengatakan, kalau dia sudah mencintai pacarnya yang tingkahnya kadang seperti anak kecil ini.

"Kamu beneran serius sama ucapan kamu?" tanya Phoenix lagi, cowok itu merenggangkan pelukannya dan menatap gadisnya lembut.

"Iya. Kenapa? Kamu nggak percaya?" ujar Kasuari menyipitkan matanya.

Phoenix menggeleng dengan cepat. Lagi-lagi tingkahnya seperti anak kecil.

Dengan cepat, cowok itu kembali memeluk gadisnya dengan erat. Senyuman lebar terpampang diwajahnya yang selalu terlihat datar itu.

"Makasih, sayang." Phoenix benar-benar bahagia. Tidak ada yang paling bahagia baginya, setelah mendengar gadisnya ternyata sudah mencintainya.

"Hm," gumam Kasuari sembari mengelus punggung tegap Phoenix.

"Aku bahagia banget," bisik Phoenix. Kepala cowok itu sudah berada di ceruk leher gadisnya. Menghirup aroma yang sudah menjadi candunya.

Kasuari hanya tersenyum mendengar bisikan Phoenix.

DANGEREUXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang