Hari Senin, waktu opening pekan olahraga SMA Pelita Unggul, seluruh panitia sudah datang sejak pagi buta, menyiapkan banyak hal sebelum pertandingan dan acara opening di mulai.
"duh ko gua deg-degan si anjir" seru Davi sudah seperti cacing kepanasan –tidak bisa diam.
"santai kali Dav, lancar kok pasti"
"Je lu bisa-bisanya santai gini, bahkan sempet buat pake tu merah-merah di pipi" ujar Davi yang baru menyadari Jea hari ini menggunakan make up meskipun tipis tetap terlihat bedanya.
"harus santai dong Dav, biar ga grasak grusuk"
"kalo panik, malah bakal ga sesuai rencana nanti, calm down""duh… ga normal deh kayanya lu"
"normal lah!"
"Dav sorry gua baru sampe" ujar perempuan dengan postur tubuh tinggi, namun kurus.
"yeuu kak Dy, udah tau ada speech buat opening malah telat" celetuk Jea, ia kenal dengan perempuan itu, kakak kelas sekaligus sepupunya– Dyandra.
"gua begadang, sorry"
"gapapa kak, santai aja, gua percaya lu pasti bisa kok" ucap Davi
"briefnya apa aja tadi, singkatnya aja"
"masih sama kaya sebelumnya kok, lu bakal speech opening pertandingan Taekwondo jam 09.15 di lapangan indoor, oiya jangan lupa bawa nama sponsor" Davi menjelaskan dengan detail, Jea merasa ada hal yang aneh, padahal 5 menit yang lalu Davi sangat gugup sampai badannya tidak bisa diam. Tapi setelah Kak Dyandra datang kenapa dia jadi tenang seketika, bahkan bisa ngomong panjang lebar. aneh pikir Jea
"oh iyaa!!! untung lu ingetin Dav! apa aja deh?"
Davi dan Dyandra lanjut membicarakan tentang pertandingan, Jea memilih berlalu dari sana karena merasa kehadirannya tidak berguna.
"JEAAA!!!!" Jihan sedang menunggu opening mulai karena ia akan tampil bersama tim Padus, ia duduk di pinggir lapangan bersama Harbi dan sahabatnya, yap betul siapa lagi kalau bukan Jenanta dan Juan.
"hi!!!" Jea memeluk Jihan.
"good luck Je, i believe you can through this" ucap Jihan pelan namun tetap terdengar oleh 3 pria di belakangnya.
"hmm.. i'm so nervous, really"
"no, don't! keep positive mind!!"
"good luck too, baby" Jea mengelus lembut rambut Jihan.
"of course!!" balas Jihan dengan senyum pepsodent.
Jenanta tersadar, dibalik sikap cuek dan jawaban jutek Jea jika diajak berbicara, Jea adalah tipikal perempuan dengan sikap manis kepada orang-orang terdekatnya.
Ia jadi membayangkan bagaimana jika menjadi pacar Jea, pasti ia akan menjadi pria paling beruntung di dunia. sepertinya perasaan Jenanta ke Jea sudah tidak bisa tertolong.
"gua duluan ya, mau cek yang tampil nanti" ujar Jea berlalu
"SEMANGAT JEA" teriak Jihan
"Jea keliatan mempesona banget ga sih? ampun sahabat aku keren bangeeet"
"banget Han, liat nih satu sampe ga ngedip"
"hahaha eh Jenanta!"
"masih pagi Nan, ga lucu kalo kesambet" sindir Harbi
….
Jea sudah membagi tugas dengan Davi, untuk mengontrol persiapan opening. Jea kedapatan tugas untuk mengecek anak musik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boy #01 - Jeongwoo ✓
Fanfiction𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 & 𝙒𝙚𝙚𝙚𝙠𝙡𝙮 𝙎𝙚𝙧𝙞𝙚𝙨 #1 "Pacar Jenanta?" "Eh? Bukan kak" "Temen pacarnya Harbi, Bang. Sakit makanya gua bantuin" "Bukan temen lu dong berarti" "Abis ini temenan" [𝑱𝒆𝒐𝒏𝒈𝒘𝒐𝒐 × 𝑱𝒂𝒆𝒉𝒆𝒆] © 𝘧𝘭𝘢𝘸𝘦𝘳𝘴𝘶𝘯