01

1.5K 136 4
                                    

Tahun Ajaran 2016/2017 terhitung sudah berjalan kurang lebih tiga bulan di SMA Pelita Unggul.

Tampak seorang gadis, dengan paras wajah cantik nan imut tengah sibuk dengan berkas-berkas di mejanya.

"Jea, kantin gak?" salah satu sahabat perempuan itu mengajaknya ke kantin. Mengingat bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu.

"gua enggak dulu Zi"

"serius? kamu sesibuk itu?"

"iya Han, duluan aja sama Zia sana"

Perempuan itu bernama Jeani Lianne, menjabat sebagai wakil ketua sekbid 6 (Bidang Olahraga dan Kesehatan), baru 2 minggu ia menjabat, tugasnya sudah banyak. Akhir tahun ini, tepatnya bulan Desember nanti sekolahnya akan mengadakan Pekan Olahraga dan akan mengundang beberapa sekolah yang satu wilayah.

Banyak persiapan yang dilakukan sejak dini. Membuat Jeani harus membagi fokus sekolahnya dengan urusan Osis.

Disisi lain….

Zia dan Jihan adalah sahabat baru Jeani di kelas 11 ini, pasalnya mereka semua dari kelas yang berbeda saat kelas 10. Berawal dari tempat duduk yang berdekatan, secara natural mereka berteman hingga menjadi sedekat sekarang.

Zia adalah salah satu siswi berprestasi, meskipun begitu ia tidak terlihat kutu buku sama sekali justru kebalikannya, terlihat seperti anak pentolan sekolah, cantik, modis dan humble. Menjadi salah satu anggota ekskul KIR (Kelompok Ilmiah Remaja).

Kalau Jihan, perempuan cantik, manis nan lembut. Aku-kamu adalah bahasanya. Memiliki suara yang enak didengar, Jihan mengikuti ekskul Paduan Suara (Padus). Meskipun terlihat polos di antara 2 sahabat lainnya, justru Jihan lah yang lebih dulu memiliki kekasih hati.

"Jihan!" Pria tampan ber-name tag 'Harbi' itu memanggil sang kekasih hati untuk makan bersama di mejanya. Kantin sudah penuh oleh siswa-siswi, Harbi sengaja datang lebih dulu agar mendapat tempat untuk pacarnya.

"Zia, ayo gabung sama Harbi aja" Zia dengan semangkok bakso di tangan kanannya dan botol minum di tangan kirinya hanya mengangguk menjawab ajakan Jihan.

"temen aku juga join yaa" ujar Jihan saat sudah di meja Harbi.

"silahkan..silahkan.. masih lega" bukan Harbi yang menjawab, namun salah satu temannya, Davion.

"Makasih" ucap Zia saat diberi tempat duduk.

"Zia, kenalin ini Harbi, Bi ini Zia yang sering aku ceritain hehe"

"bukannya ada satu lagi sahabat baru kamu?"

"ohh Jea, dia lagi sibuk sampe gak bisa ke kantin"

"pasti belom ngerjain pr yak?" pertanyaan itu keluar dari pria ber-name tag Jenanta.

"itu mah elo! jangan disamain cok!" pria di samping Jenanta, yaitu Juan mencibir.

"oiya! ini temen-temen aku Ji, Davion, Jenanta, Juan"

"hai, salam kenal semua"

"salam kenal juga Jihan" ucap mereka bertiga kompak

"salam kenal juga Zia" ucap Davion yang kebetulan duduk disamping Zia.

"ah iyaa" jawab Zia

Setelah itu mereka fokus makan, dan asik dengan teman masing-masing.

….

Bel istirahat akan berbunyi 10 menit lagi. Jeani memutuskan untuk ke kantin membeli minuman ber-topping Jelly, kesukaannya. Membaca berkas-berkas membuat kepalanya seperti akan pecah ia membutuhkan pereda.

Penampilan Jeani dengan rambut diikat asal, memperjelas betapa pusing dirinya. Jeani berjalan dengan langkah cepat, tidak menyadari keberadaan sahabatnya di kantin.

untung saja gerai minuman yang dituju Jeani sedang sepi, alias tidak ada yang lagi beli.
"Bang, Strawberry Jelly nya satu, yang large"

Zia yang kebetulan menghadap ke arah gerai-gerai menyadari keberadaan Jea. Setelah minuman Jea selesai, ia berniat akan langsung balik ke kelas.

"Jea!!" langkah Jea terhenti mendengar namanya dipanggil, kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara.

maklum saja, kantin sekolah mereka cukup besar ditambah masih ramai siswa-siswi membuat susah menemukan orang yang dikenal.

Zia dan Jihan melambai-lambaikan tangannya.
Jea akhirnya menyadari, dan melangkah menghampiri.

Ada sepasang mata yang seperti terhipnotis melihat Jea, dia Jenanta. Pria itu seperti baru menemukan permata di sekolahnya, tatapan matanya tidak terlepas hingga Jea sudah di meja nya saat ini.

"kamu berantakan banget Jea, abis jatoh?" tanya Jihan polos.

"nggak jatoh, gua pusing"

"nggak makan?"

"udah ilang nafsu makan gua"

"Davion?! kok lu santai banget si malah nongki di kantin"

semua bingung, kenapa Jea mengenal Davion, sebenarnya harusnya nggak kaget, Davion buaya Pelita Unggul, gaada perempuan yang nggak kenal dia.

"lu sampe berantakan gini gara-gara berkas itu?"

"iya anjirrr!!! gua stress bgt bacanya"

Zia berinisiatif berdiri, agar Jea bisa ngobrol dengan Davion. Namun, bel masuk sudah berbunyi.

"bu irma"

"bu irma"

"bu irma"

Jea, Zia dan Jihan saling tatap dan siap-siap bergegas, mengingat kini mata pelajaran Kimia yang diajar oleh Bu Irma, salah satu guru killer.

"Bi, aku duluaaan" teriak Jihan sambil lari bersama sahabatnya.

Harbi dan kawan-kawan menatap bingung kepergian tiga perempuan itu.

….

Hi! Jika kalian suka cerita ini, tolong bantu vote dan beri feedback dengan bahasa yang baik di comment yaa.. ✨

—flawersun🌻

Boy #01 - Jeongwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang