Chapter 2 | Bripda Bagas

4.2K 164 1
                                    

Setelah satu tahun menjalani pelatihan, akhirnya kini Bagas sudah menjadi seorang Bripda. Kini Bagas sudah menjelma menjadi seorang pria yang gagah layaknya seorang prajurit tangguh.

Postur tubuh yang ramping, namun kekar, hasil dari latihan berat yang dijalaninya selama ini. Rahangnya yang tegas, hidung mancung dan tulang hidung yang tinggi, ditambah sorot matanya yang tajam, senyumnya yang memesona, dagu belahnya, dan kulit coklat eksotisnya menambah kharisma yang dimiliki oleh seorang Bagas.

Bagas sekarang masuk ke divisi Korlantas (Korps Lalu Lintas), dimana dia akan di tempatkan di Jakarta Barat. Walau jaraknya sekarang cukup jauh dari panti asuhannya yang ada di daerah Lembang.

Bagas mulai mencari tempat kosan, dimana Bagas juga masuk satu divisi bersama 3 temannya saat masih tamtama dahulu, yakni Agung, Gilang dan Rizki.

Mereka mencari indekos yang ada disekitaran Kebon Jeruk, supaya dekat dengan tempat mereka bekerja.

*Yang tinggal di jakbar, pc gw yah, mau tanya² di daerah situ, soalnya saya ga ngerti daerah jakarta 😅

Sampai akhirnya mereka menemukan sebuah indekos yang masih punya banyak kamar kosong untuk masing-masing mereka tempati.

Indekos yang mereka huni termasuk bersih dan rapih, ditambah harganya yang masih tergolong murah, khususnya di daerah ibukota.

"Akhirnya, dapat tempat tinggal juga."

Kamar yang Bagas dapat tidak terlalu besar, hanya ukuran 4x4 meter, sudah tersedia lemari plastik, satu ranjang tidur dan kipas angin.

Barang bawaan Bagas tidak terlalu banyak, hanya pakaian dinas dan 10 stelan pakaian, serta 5 buah celana dalam, sisanya bingkai foto keluarga besarnya di panti asuhan dan keperluan mandinya.

Bagas segera membereskan pakaiannya, lalu meletakkan ke dalam lemari. Setelah selesai beres-beres, Bagas memutuskan untuk tidur sejenak karena perjalanan yang jauh dan Bagas orangnya agak mabuk jika menaiki mobil, sehingga berefek ke kepalanya yang terasa pusing dan berat.

.

.

"Bagas? Bagas?"

Terdengar suara memanggil dan ketukan pintu, membuat Bagas terbangun dari tidur lelapnya.

Dengan keadaan yang setengah sadar, Bagas bangkit dan berjalan gontai ke arah pintu.

"Iya, ada apa?"

Dengan suara serak khas baru bangun tidur, ditambah penampilan yang agak berantakan Bagas menyambut orang yang ada di balik pintu kamarnya.

"Ah, anu, itu,,, Gas, temen-temen ngajak makan malem." Jawab salah satu teman Bagas yang tak lain adalah Rizki, dengan agak terbata-bata.

"Hah? Makan malam?" Balas Bagas sedikit linglung."

Ternyata hari sudah gelap, dan jam sudah menunjukkan hampir pukul 7 malam.

"Kayanya aku kebablasan tidur nih. Ya sudah, kalian tunggu dulu ya, aku mau mandi sebentar."

"Iya Gas, aku balik dulu ya, mau bilang ke temen-temen yang lain."

.

.

Selang 10 menit, Bagas sudah selesai mandi, dan segera berganti pakaian. Setelah itu, Bagas mendatangi teman-temannya dan mereka pun pergi mencari makan malam di daerah sekitar kosan mereka sambil menghafalkan jalan.

Keesokan harinya, mereka berjalan mengitari tempat sekitar mereka sampai ke tempat kerja, dimana jaraknya memang tidak terlalu jauh, bisa di tempuh dengan jalan kali, butuh waktu sekitar 15 menit saja.

The Secret || RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang