Chapter 3 | Tragedi Mei 1998

3.6K 135 2
                                    

Hari-hari berlalu, dan bulan ini telah memasuki bulan Mei. Desas-desus ekonomi Indonesia dan Asia yang sedang merosot, membawa dampak yang cukup besar bagi perekonomian di Indonesia.

Dimana para mahasiswa, aktivis, tokoh masyarakat dan murid-murid SMA mulai melakukan demo terhadap pemerintah dan terhadap etnis Tionghoa.

Saat itu beredar tuduhan bahwa etnis Tionghoa penyebab krisis moneter, provokasi tersebut disebarkan oleh beberapa jenderal yang tidak memiliki hubungan dengan perekonomian. Tuduhan tersebut didasarkan pada informasi palsu bahwa etnis Tionghoa melarikan uang rakyat ke luar negeri dan sengaja menimbun sembako sehingga rakyat Indonesia kelaparan dan sengsara. Apalagi jika dilihat secara materi, perekonomian etnis Tionghoa yang stabil dan strategis, serta dinilai lebih sukses, hal tersebut semakin memperkuat kebencian masyarakat pribumi terhadap keberadaan etnis Tionghoa tersebut.

"Sorry, kejadiannya mungkin ga sama persis dengan tragedi 98', aku juga ga terlalu ngerti politik, jadi jika ada salah penulisan mohon dimaklumi ya."

Dengan maraknya kasus demonstrasi, Polri dan TNI langsung ditugaskan untuk membuat barisan blokade guna menghadang dan menertibkan mahasiswa yang berdemo.

Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brimob, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara, Kodam serta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Steyr, dan SS-1.
Tak terkecuali seluruh jajaran polisi juga diikut sertakan guna meminimalisir terjadinya hal-hal yang diluar kendali.

Ditempat Bagas bekerja saat ini pun tengah maraknya mahasiswa yang turun berdemo. Bagas dan pasukan lainnya siap siaga menjaga keamanan jalannya. Sudah sejak tanggal 1 Mei ketegangan antara masyarakat dan pemerintah serta keturunan etnis Tionghoa terus menegang.

Ketegangan kian meningkat sejak tanggal 4 Mei sampai dengan 12 Mei, dimana massa bergabung bersama mahasiswa beramai-ramai melakukan long march besar-besaran ke gedung Nusantara, termasuk mahasiswa Trisakti.

Untuk daerah Jakarta Barat dimana Bagas berada pun ketegangan kian memanas, dimana massa dan aparat saling berseteru. Aparat polisi yang membuat barisan pertahanan pun sampai melempar gas air mata untuk memecah kerumunan massa dan mahasiswa.

Sejak pukul 12 siang, mahasiswa melakukan orasi dan negosiasi dan bersama melakukan aksi damai, namun tetap dijaga barikade aparat dari kepolisian dengan tameng dan pentungan yang terdiri dua lapis barisan, termasuk Bagas.

Terhitung pukul 13.00 siang sampai dengan pukul 16.45 hasil negosiasi disepakati massa dan aparat sama-sama untuk mundur dan ketegangan sedikit mereda.

Mahasiswa dan massa pun, kini perlahan mundur. Untuk para mahasiswa, mereka pun juga mulai kembali ke universitas. Namun tiba-tiba seorang oknum yang mengaku sebagai alumni berteriak dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor ke arah massa. Hal ini memancing massa untuk bergerak karena oknum tersebut dikira salah seorang anggota aparat yang menyamar.

Oknum tersebut dikejar massa dan lari menuju barisan aparat sehingga massa mengejar ke barisan aparat tersebut. Hal ini menimbulkan kembali ketegangan antara aparat dan massa mahasiswa. Pada saat petugas satgas, ketua SMUT serta Kepala kamtibpus Trisakti menahan massa dan meminta massa untuk mundur dan massa dapat dikendalikan untuk tenang. Kemudian Kepala Kamtibpus mengadakan negoisasi kembali dengan Dandim serta Kapolres agar masing-masing baik massa, mahasiswa maupun aparat untuk sama-sama mundur.

Ketika massa bergerak untuk mundur kembali ke dalam kampus, di antara barisan aparat ada yang meledek dan mentertawakan serta mengucapkan kata-kata kotor pada mahasiswa sehingga sebagian massa mahasiswa kembali berbalik arah. Tiga orang mahasiswa sempat terpancing dan bermaksud menyerang aparat keamanan tetapi dapat diredam oleh satgas mahasiswa Trisakti.

Pada saat yang bersamaan barisan dari aparat langsung menyerang massa mahasiswa dengan tembakan, sehingga kekacauan pun tak terhindarkan lagi. Chaos dimana-mana, mahasiswa dan massa pun berhamburan menuju kearah kampus.

Dari arah jembatan layang, para penembak jitu memberondong massa dan mahasiswa dengan peluru, korban luka pun tak terhindarkan, bahkan sampai ada korban tewas akibat tembakan tersebut.

Pada tanggal 13 Mei, gelombang massa yang beraksi kian meluas, keberingasan terjadi dimana-mana akibat jatuhnya korban mahasiswa Trisakti kemarin. Dimana selain menyerang aparat, massa juga merusak dan menjarah toko serta rumah-rumah warga keturunan Tionghoa.

Berlanjut pada hari esoknya, 14 Mei, massa makin menjadi-jadi, dimana selain menjarah toko-toko dan rumah warga keturunan Tionghoa, mereka juga bahkan melakukan tindakan asusila kepada wanita-wanita keturunan Tionghoa, memperkosa beramai-ramai bahkan sampai membunuh.

Hal ini membuat warga keturunan Tionghoa, berbondong-bondong melarikan diri keluar kota, bahkan sampai keluar negeri. Dan memasang tulisan di depan pintu rumah mereka "rumah milik pribumi/ pro reformasi" supaya tidak dijarah ataupun di bakar oleh amukan massa yang kian membludak.

Bagas yang sedari 2 minggu ini kewalahan menjaga keamanan yang sudah tak terkendali ini, mendapat sebuah perintah untuk ikut serta mencari okmun yang menjadi dalang kericuhan ini.

Tim Bagas mendapatkan kabar bahwa sudah ditemukan oknum yang diduga otak dari kerusuhan ini. Bagas bersama tim dibagi menjadi 3 kelompok, dimana mereka akan mengepung komplotan tersebut dari 3 arah.

Yang pada akhirnya, mobil yang ditumpangi Bagas tepat berada di belakang mobil oknum tersebut. Sehingga aksi kerjar-kejaran pun tak dapat dihindarkan. Didalam mobil oknum tersebut, ternyata ada yang membawa pistol. Dikarenakan si penembak tidak ahli dalam memakai pistol, tembakan pun banyak meleset.

Bagas pun di beri komando untuk segera menembak mobil tersebut, guna segera menangkap dan mengamankan para oknum tersebut. Tapi, pengemudi mobil tersebut cukup ahli dalam berkendara dan menghindari tembakan Bagas, dikarenakan Bagas juga belum terlalu menguasai dalam menembak.

Hingga disuatu ketika, Bagas hendak menembak salah satu dari mereka, tiba-tiba pengemudi mobil oknum tersebut membanting stir kearah kiri, sehingga tebakan Bagas meleset, dan justru mengenai mobil dari arah berlawanan, besi panas tersebut tepat menembus kaca mobil dan tepat mengenai bagian jantung seorang pria di dalam mobil tersebut.

Mobil yang masih dalam kecepatan tinggi tersebut langsung oleng, dan menabrak pembatas jalan, lalu seketika terpental dan terguling-guling beberapa kali. Membuat mobil tersebut ringsek dan satu keluarga di dalam mobil tersebut meregang nyawa.

'Bagas, apa yang sudah kamu lakukan!' Ucap Bagas dalam hati dengan apa yang barusan terjadi.

Bagas yang syok dan tak percaya akan hal yang terjadi pun terdiam memandangi mobil tersebut dari kejauhan. Untuk pertama kalinya, Bagas secara tidak langsung membunuh sebuah keluarga yang ada didalam mobil tersebut.

#TBC

Sekali lagi, Maaf kalo kejadian yang saya tulis disini tidak sesuai dengan sejarah yang terjadi. Saya tidak pakar ahli dalam sejarah dan juga hanya mengambil referensi dari beberapa artikel yang saya singkat dan jadikan satu .
Semoga para readers juga tetap paham, dan suka sama cerita saya.

The Secret || RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang