Chapter 6 | Daftar Masuk Sekolah

2.5K 116 7
                                    

*Note: foto sampul adalah penggambaran Nathan pas masih umur 7 tahun ya.

*****

Bagas terbangun tepat pukul 6 pagi, udara pedesaan yang masih sejuk dan dingin, membuat tidur menjadi sangat nyenyak.

Dengan pandangan mata yang masih samar-samar, dilihatnya sosok yang sedang dipeluknya saat ini..

'Rupanya nyenyak juga aku tertidur semalam. Sampai-sampai posisi tidur kami pun tidak berubah sepanjang malam.' Ucap Bagas dalam hati.

Dipandanginya wajah Nathan perlahan. Setiap kali Bagas memandang wajah Nathan seperti sekarang, perasaan bersalah itu selalu saja muncul.

'Apa aku sanggup menjadi sosok orang tua dan kakak yang baik untuk Nathan? Apa aku sanggup memberikan kebahagiaan yang layak untuk Nathan? Apa kasih sayang yang akan aku berikan akan cukup untuknya?'

Pertanyaan itu selalu muncul dalam benaknya. Gundah gelisah dihatinya pun kian tak kunjung reda. Ia bingung, harus kepada siapa ia mengutarakan perasaan tak tenang ini dihatinya?

Ditengah kebingungan itu, Nathan pun teringat ucapan Bu Minah dulu.

#Flashback

"Jika Bagas punya masalah atau pun terjadi hal-hal yang tidak mengenakkan. Dan tidak ada seseorang yang bisa mendengar keluh kesah Bagas, coba Bagas curahkan melalui tulisan. Ceritakan semua yang terjadi dan Bagas rasakan melalui tulisan itu. Walau tidak bisa membantu banyak, setidaknya bisa meringankan beban yang ada di hati Bagas."

Dengan mengingat hal ini, Bagas merasa sedikit tenang dan lega, karena rahasia ini, cukup dirinya, atasan, dan kerabat Nathan saja yang tahu. Ia bertekad untuk tetap menjaga rahasia ini dan akan menebus kesalahannya.

Bagas pun perlahan memisahkan dirinya dari Nathan agar tak mengganggu tidur nyenyak Nathan pagi ini.

Setelah itu Bagas langsung menuju kamar mandi dan mulai menggosok gigi serta mencuci wajahnya. Setah selesai dengan kegiatan tersebut, Bagas bergegas menuju kearah dapur untuk menghangatkan lauk yang sudah ia simpan di dalam kulkas semalam untuk sarapan mereka pagi ini.

Setelah semua sudah siap, Bagas kembali berjalan menuju kamar untuk membangunkan Nathan agar mereka sarapan bersama. Tidak butuh waktu lama untuk membangunkan Nathan. Mereka pun sarapan dengan khidmat.

Setelah selesai makan, Bagas pun memandikan Nathan dan mengobati luka Nathan. Setelah selesai dengan urusan Nathan, kini giliran Bagas untuk mandi.

-

-

Bagas berencana untuk berkeliling daerah sekitar dan menghafal jalan menuju tempat kerjanya. Dikarenakan Bagas hanya diberikan ijin 3 hari libur sebelum ia aktif berkerja lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Bagas sudah selesai memanaskan mesin motor dan segera memanggil Nathan untuk ikut dengannya berkeliling kota Baturaja.

"Dek, ayok sini, kita jalan-jalan."

Nathan hanya mengangguk. Namun terlihat sedikit semangat yang terpancar di bola matanya.

"Adek mau duduk di depan atau di belakang?"

Nathan dengan lugunya menunjuk arah depan motor.

"Ya sudah, ayok sini, naik dek."

Dengan cepat Nathan langsung menaiki kebagian depan yang juga dibantu oleh Bagas.

Dan akhirnya motor pun melaju. Dari kaca spion Bagas melihat semburat senyum kecil di wajah Nathan.

The Secret || RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang