Chapter 24 | Happy Birthday Nathan

492 59 20
                                    

Oke guys, ini chapter terpanjang yang pernah saya ketik. 3200+ kata. Biasanya saya ngetik cuma 2000-2300 kata.
Saya kasih challenge boleh lah ya. Vote 250 dan 50 komen bakal saya upload next chapternya minggu depan. Yok di bantu yok biar cepet capai target. Dan saya semangat buat ngetik ceritanya. :)

Selamat malam jumat! Happy Reading!

***

Bagas melanjutkan perjalan pulangnya dengan penuh semangat dan antusias sekali. Ia sudah membayangkan akan seterkejut apa Nathan nanti, dengan kejutan yang sudah ia siapkan, pasti akan sangat membuat Nathan senang.

"Tunggu kejutan dari kakak ya dek! Hahhhhh!!!!" Teriak Bagas yang sudah sangat tidak sabar ingin cepat-cepat sampai di rumah.

-

-

Rini yang sedang sibuk membereskan berkas-berkasnya di dalam ruangannya, tak henti-hentinya memikirkan Bagas. Lelaki gagah nan tampan yang beberapa hari terakhir terus mengusik dirinya.

"Duh, lelaki yang seperti mas Bagas bener-bener pria idamanku. Hanya dengan membayangkan wajahnya saja sudah membuat darahku berdesir." Ucap Rini kegirangan.

"Selain gagah dan tampan, dia juga penyayang keluarga, apa lagi dia seorang polisi, yang paling penting, sepertinya dia punya k*nt*l berukuran jumbo, bener-bener definisi dari pria sempurna yang sesungguhnya!"

"Aahhh.. Mas Bagas, aku ingin sekali memiliki kamu mas.." Ucap Rini lirih sambil memeluk dirinya sendiri..

Rasa sensasi saat bersalaman dengan Bagas masih terasa di telapak tangannya, hanya dengan membayangkan tangan kasar, gagah dan penuh urat itu menyentuh tubuhnya sontak membuat liang goanya di bawah sana berkedut-kedut dan menimbulkan rasa hangat di dalam rahimnya.

Masih dalam imajinasi kotornya, Rini melanjutkan, "Pokoknya besok aku harus berjumpa dengan kamu mas Bagas."

*Hmm calon-calon pelakor nih.. 🔥

-

-

Tak terasa Bagas sudah menempuh perjalanan selama dua jam, namun langit saat ini mulai menjadi kelabu, awan hitam pekat terlihat sudah saling bertumpuk-tumpuk berjalan perlahan menuju ke arahnya. Bagas seketika menambah kecepatan laju motornya, berharap hanya akan turun hujan lokal saja dan di depan sana cuaca akan lebih cerah.

Namun setelah 20 menit berkendara, terkadang harapan tak selalu sesuai dengan yang kita inginkan, justru suara gemuruh dan kilatan petir kian jelas dan semakin menjadi-jadi. Lalu hanya dalam hitungan detik, hujan lebat langsung turun membasahi bumi. Mau tak mau Bagas harus menepikan motornya dulu. Untung saja ada gubuk tak jauh dari posisi Bagas saat ini.

Walau hanya sesaat, namun pakaian Bagas sudah lumayan basah. "Ah sial! Malah kehujanan kaya gini!" Umpat Bagas.

Bagas mengecek tasnya, mencari jas hujan di dalam sana. Setelah mengeluarkan pakaiannya, ia tak menemukan barang yang ia cari.

"Anjing! Sialan! Kenapa pake ketinggalan sih!" Sumpah serapah Bagas yang kesal akan keteledorannya.

Bagas pun hanya bisa mendudukkan pantatnya di gubuk tersebut, mencoba meredam emosinya, dan berdoa agar hujan tidak akan berlangsung terlalu lama.

Jalanan yang sepi hanya di lalui beberapa orang saja, kebanyakan orang mengendarai mobil. Dan setelah 15 menit menunggu, saat ini datang seorang pria yang hendak menepi karena terjebak hujan juga.

Bagas menyunggingkan senyuman kepada seorang pria paruh baya di sebelahnya.

Pria tersebut pun membalas senyuman Bagas, lalu lanjut bertanya, "Dinas dimana mas?"

The Secret || RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang