Hoodie hitam.
Couple an.Ga tau gimana bisa, Najun dan Janji pakai hoodie dengan warna dan gambar yang sama. Hoodie hitam dengan gambar tangan yang sedang membentuk love, namun hanya sebelah.
Pun dengan pertemuan tak sengaja mereka di jalanan malam yang tampak sepi, karena sekarang jam hampir menunjukkan pukul setengah dua belas malam.
Berakhir mereka berjalan berdampingan di pinggir jalan. Bersama menikmati langit yang menyuguhkan bintang dan bulan nya.
Janji menarik Najun ke sisi kanan, sisi yang lebih aman, tidak dekat dengan jalanan.
Perlakuan kecil, yang mampu membuat Najun kembali merasakan sensasi sensasi yang terus dia rasakan ketika bersama Janji.
Najun menatap hamparan langit yang luas, "janji, karna ada bintang dan bulan, langit jadi keliatan berwarna" ucap nya melantur.
Janji mengerutkan kening nya tak paham dengan ucapan Najun.
"Ibarat gue ini langit nya, gelap karena ga ada warna. Lo bintang dan bulan nya, menggores warna agar langit tampak berbeda" kalimat itu terlintas di pikiran Najun, mendadak. Sungguh. Najun sendiri pun terkejut.
Setelah mengingat beberapa hari lalu yang selalu ditemani kehadiran Janji, Najun menjadi yakin.
Najun berdiri di hadapan Janji, sontak menghentikan langkah.
"Kenapa?" Tanya Janji.
Najun menatap netra yang akhir akhir ini mampu membuat nya mabuk dan berakhir tenggelam dengan tatapan hangat itu.
"This heart is really in love with u" ucap Najun.
Janji terkejut, memahami apa maksud dari ucapan Najun.
"Tapi gue engga"
Najun terdiam. Penolakan langsung ini begitu mencelos ke hati nya. Najun langsung berbalik kembali melanjutkan langkah nya.
Janji dengan cepat menarik tangan Najun, "- lebih tepat nya belum"
Kini Janji yang berdiri di hadapan Najun, memandangi wajah indah bak pahatan tuhan yang paling sempurna. Sedikit memiringkan kepala kala melihat bibir semerah mawar itu mengerucut.
"You got me losing my mind, The way you got me fired up" ucap Janji.
Menggandeng tangan yang lebih kecil, melanjutkan langkah mereka yang terhenti.
"Itu lirik lagu yang lo dengerin pas di bus" ucap Janji setelah membiarkan Najun diam dalam pikiran nya.
"Hah?"
Janji tersenyum, melirik Najun sekilas, "orang yang nabrak lo di bus, itu gue"
Najun terdiam, membuka kembali ingatan ingatan lama. Setelah ingat, Najun mengangguk anggukan kepala.
Hari itu, mendadak mama nya ingin pergi ke butik menggunakan mobil nya, sedangkan pada hari itu juga motor nya sedang di service. Sehingga menyebabkan Janji harus naik bus. Tak disangka dia menabrak seseorang yang ternyata itu Najun. Mereka saat itu pun belum saling mengenal.
Melihat yang ditabrak agak kesal walau tak ditampakkan, Janji segera meminta maaf.
Aneh. Sungguh aneh. Semesta mempertemukan mereka dengan cara yang aneh. Tapi mereka menjalani nya seolah nyaman dengan kehadiran satu sama lain.
Janji memandang taman di seberang sana, "Jujur, ini juga pertama kali nya gue jatuh cinta, sama kayak lo"
Najun menoleh, kaget dengan ucapan Janji.
Janji terkekeh melihat raut wajah Najun, "Fyi aja, temen lo yang nama nya Jewa itu suka keceplosan cepu. Ya jadi gue tau"
Jewa, lo gue tandain gede pake spidol merah.
"Gue juga pertama kali nya ngerasa beda di hidup gue. Tapi aneh ga si kalo baru sebentar saling kenal, udah jatuh cinta aja. Makanya gue pengen meyakinkan perasaan ini, Najun"
Janji mengeratkan genggaman tangan nya, "baby, don't leave me. I know u still love me. Gitu kan, lirik lagu boyband korea kesukaan lo"
"Mungkin lo udah jatuh cinta sama gue. Jangan tinggalin gue. Tolong bantu gue untuk meyakinkan perasaan ini, Najun"
Janji kembali berdiri di hadapan Najun, melihat Najun yang menahan tangis sembari menggigit bibir bawah nya.
Janji menarik nya ke dalam dekapan penuh hangat. Memeluk nya erat seakan tak mau kehilangan.
Najun hanya bisa meremat ujung hoodie Janji, menenggelamkan wajah nya pada ceruk leher Janji. Menghirup aroma yang waktu itu tercium samar, tapi sekarang dengan begitu jelas masuk ke indra penciuman Najun. Aroma maskulin, tidak menyengat tapi menenangkan.
"Kita jalanin bareng bareng ya, jun. Mungkin sekarang bukan saat nya pacaran, tapi saat nya saling mengenal lebih dalam dan meyakinkan perasaan masing masing. Dengan begitu selanjutnya kita tinggal ikuti alur"
"Gue akan mencoba menyayangi lo. Dan sebaliknya lo juga"
Mereka berusaha menulis di atas lembaran kosong. Entah itu akan menjadi cerita dengan ending yang bahagia, atau cerita yang diakhiri dengan tangisan. Setidaknya mereka pernah bersama merajut kisah yang setiap detail chapter nya hanya mereka berdua yang tau.
Jadi ini lah yang dimaksud goresan warna dalam hidup yang monoton. Seperti bintang dan bulan yang menghiasi langit.
Semoga semesta bukan hanya mempertemukan mereka, namun juga ditakdirkan untuk bersama. Bukan sekedar tempat singgah, tapi menjadi sebuah rumah.
__________________.
Janji dan Najun.
Finish.
KAMU SEDANG MEMBACA
hoodie and the owner.
Short Story"Kenapa emang nya kalo pake hoodie melulu? Gemes kok" - Janji to Najun.