Hoodie white.
Najun sedang asik menonton film saat bel rumah nya berbunyi.
Bersungut kesal, menekan tombol pause agar ia tak ketinggalan sedikit pun adegan dalam film.
Membersihkan hoodie nya yang terkena remahan cemilan, kemudian menarik tudung hoodie hingga menutupi kepala.
Saat membuka pintu, ia mendapati punggung tegap yang seperti nya Najun tau siapa.
"Janji?"
Yang dipanggil langsung menoleh, namun dengan mata yang masih fokus ke handphone, "nih seblak. Bentar ya Najun, ini gue bales chat dulu"
Tangan Najun bergerak menerima sekantong plastik yang disodorkan Janji.
Menatap Janji yang masih fokus dengan aktivitas nya, Najun merasa jengah. Ia menarik Janji ke dalam rumah nya.
Mendudukkan Janji di sofa yang tak terlalu besar, tapi cukup untuk diduduki berdua.
"Gue ambil mangkuk dulu"
Setelah kepergian Najun, Janji menyimpan handphone nya ke dalam saku.
Melihat sekeliling. Pandangan nya jatuh pada televisi yang sedang mempause suatu film.
Najun datang dengan membawa mangkuk yang sudah berisi seblak, kaget saat film sudah kembali berjalan.
"Ih Janji. Gue ketinggalan nonton nya" segera mengambil tempat duduk di sebelah Janji.
"Barusan kok gue play"
Najun menyamankan duduk nya, tampak fokus dengan film dan seblak yang dipangku nya.
"Janji, mau seblak ga?"
Janji menggeleng.
"Lagian kenapa beli satu doang sih?"
"Lo mau nya dua?"
Najun melotot kemudian menggeleng, "bukan gitu. Kenapa ga beli dua. Buat lo sama gue"
"Ga lagi pengen makan itu"
Najun menggerakkan tubuh nya agak berdempet ke Janji, "lo ngapain dah tiba tiba kesini ngasi seblak"
Janji mengendikkan bahu nya, "gabut. Gue ga ada jadwal kelas, karna inget lo ga ada jadwal kelas juga, gue main ke rumah lo deh. Eh pas di jalan ketemu abang seblak. Yaudah gue beli"
"Abang seblak nya?"
Janji terkekeh, "seblak nya lah. Lucu lo"
"Lo nonton film apa sih ini. Ga jelas" tanya Janji saat menyadari film apa yang mereka tonton.
"Takut ya lo"
Janji merolling eyes. Muka Najun sungguh menyebalkan.
Hening. Kedua nya sama sama larut dalam layar televisi yang menampilkan film bergenre horror.
Suara yang menjadi latar belakang film membuat Janji ketar ketir. Dia menyembunyikan setengah wajah nya ke punggung Najun yang malah keliatan santai memakan seblak nya.
Dan, benar kan. Muncul jumpscare yang sungguh Janji benci saat sedang menonton film horror.
Tak ada teriakan, namun dia langsung menenggelamkan wajah nya ke punggung Najun.
Najun tertawa sambil menepuk nepuk paha Janji. Menenangkan tubuh Janji yang terasa bergetar ketakutan.
"Cemen lo. Nonton beginian doang aja takut"
"Ga takut. Kaget" jawab Janji yang masih tetap bersembunyi dibalik punggung Najun karena suara seram masih terdengar jelas.
"Dih?" Tawa Najun menggelegar memenuhi ruangan.
Lengan hoodie Najun digenggam kuat oleh Janji, begitu kembali muncul jumpscare, Janji menarik nya dan menggunakan lengan nya sebagai penutup mata.
Untung Najun masih bisa menahan mangkuk nya, kalo engga, bisa bisa kuah seblak yang panas menyiram ke wajah Janji.
Terganggu acara me-time nya. Tapi entah kenapa, dia malah tertawa senang dengan kehadiran Janji di samping nya. Suasana jadi tak terasa sepi.
_________________.
KAMU SEDANG MEMBACA
hoodie and the owner.
Storie brevi"Kenapa emang nya kalo pake hoodie melulu? Gemes kok" - Janji to Najun.