パート10

1.9K 392 47
                                    

Sebelum penentuan nilai

"Daniel, urus ujian Haruto. Itu kan gampang, tinggal coret 0 saja."

Daniel mengiyakan, ia kemudian mengambil lembaran ujian milik muridnya Watanabe Haruto. Biasanya pemuda itu selalu mendapatkan jawaban di soal yang salah, tidak ada satupun yang benar hingga akhirnya mendapatkan 0 hampir di semua pelajaran. Tidak jarang juga anak itu tidak mengosongkan jawabannya dikarenakan ia sibuk tidur di mejanya.

Begitu menempatkan pantatnya di kursi, Daniel lalu mengangkat kertas ujian Haruto dan hendak menulis 0 ketika melihat semua kertas jawaban tertulis silang sempurna di seluruh soal, ia begitu terkejut dan membaca semua ujian tersebut sembari melihat kertas jawaban asli dari guru.

Soal pertama benar...

Soal kedua benar...

Soal ketiga benar...

Soal keempat benar...

Soal kelima benar...

Begitu seterusnya sampai soal kelima puluh, bahkan jawaban essay saja semuanya tertulis rapi tanpa ada typo. Daniel menatap kertas ujian Matematika dan bahasa Korea itu dengan tatapan horor, terlalu terkejut.

"Ahh, Junkyu seperti biasa dapat nilai tinggi dan peringkat tertinggi. Sayang sekali dia cuma salah tulis 2 huruf, tapi tidak apa-apa." Ucap Jennie sedikit keras, mungkin dia terdengar bangga dengan keberhasilan kesekian kali dari seorang Ketua OSIS.

"Aku rasa tidak..." Daniel bergumam.

Para guru pun menyernyit, bingung dengan wajah pucat pasi dari Daniel.

"Jihoon!" Panggil Daniel.

Niatnya ingin memanggil Park Jihoon, si penjaga ujian Haruto. Tapi yang menanggapi panggilannya malah Park Jihoon, murid kelas biasa yang barusan berjalan melewati ruang guru.

Bisa bedakan?

"Iya pak kenapa?" Tanya Jihoon.

"Bukan Jihoon kamu weh, sana balik ke kelas!" Daniel menoyor jidat Jihoon membuat pemuda itu meringis.

Ketika Jihoon si murid telah pergi, kini giliran Jihoon si guru yang muncul. Daniel sedikit menggerutu karena kedua orang itu memakai nama yang sama hingga tercipta salah panggilan.

"Namamu bisa ganti gak sih? Udah 3 kali loh saya salah panggil Jihoon." Ketus Daniel.

Jihoon hanya tertawa kecil, "yah kalau mau protes salahin tuh ibu saya yang kasih nama, omong-omong kenapa manggil?"

Daniel lalu menatap serius ke Jihoon.

"Haruto ada melakukan kecurangan? Contek? Atau sesuatu?"

Jihoon memiringkan kepalanya karena bingung, maksudnya apa?"

"Tidak, sudah 3 anggota OSIS yang menggeledah seragamnya sampe ke kulit-kulitnya. Seluruh mejanya dan lain-lain, mereka juga sudah memperhatikan Haruto teliti. Jadi tidak mungkin anak itu mencontek, kenapa?" Jawab Jihoon.

Guru bernama Kang Daniel itu semakin terkejut.

"Tapi...bagaimana bisa? Dia dapat nilai sempurna?"

"APA?!" Pekik seluruh guru yang mendengarkan obrolan mereka.

Satu persatu guru-guru itupun tergopoh-gopoh untuk ikutan menelisik kertas ujian Haruto, mereka ikutan heran dengan keajaiban dari murid bernama Watanabe Haruto. Yang nilainya tidak pernah sempurna bahkan nyaris mendapatkan 0 di seluruh raport-nya mendadak saja semua soalnya menjadi nilai 100?

"Sungguh dia tidak mencontek???" Tanya Irene masih penasaran, Jihoon membalas anggukan.

Hingga akhirnya, mereka harus mengubah kembali penetapan nilai yang sempat mereka jadikan Junkyu sebagai yang pertama. Kira mereka Junkyu yang akan menjadi peringkat pertama, namun semuanya akan berubah.

🌼🌼🌼

Junkyu termenung di kursi OSIS-nya, masih memikirkan bagaimana cara Haruto mendapatkan peringkat 1 hanya dalam beberapa Minggu. Terdengar mustahil apalagi mengingat Haruto adalah King Zero–disebut seperti itu karena dia selalu mendapat nilai 0–di seluruh sekolah.

Apalagi tadi ia bertanya kepada 3 anggota OSIS yang disuruh menjaga Haruto selama ujian, dan mereka juga kompak memperhatikan Haruto seksama selama seminggu ini. Yang artinya Haruto memang jujur mengerjakan.

Saking bingungnya Junkyu, dirinya bahkan tidak sadar Haruto masuk kedalam ruang OSIS-nya. Ditangan pria itu membawa sekotak susu coklat untuk diberikan ke Junkyu.

"Masih mengira aku mencontek?"

Junkyu terlonjak kaget, ia menatap garang ke Haruto yang hanya tersenyum miring. Tangannya meletakkan kotak susu tadi di meja Junkyu, lalu mengambil kursi terdekatnya dan duduk didepan Junkyu.

"Aku masih tidak percaya, kau pakai ilmu hitam?!" Junkyu menuduh, namun tangannya mengambil susu tadi diam-diam.

Haruto terkekeh, "orang bodoh mana yang memakai ilmu hitam hanya demi ujian konyol?" Cibirnya.

Junkyu meneguk susunya perlahan, tapi sedikit kuat. Ia lalu meletakkan susu tadi kemudian menghela nafas panjang.

"Oke, kau mau apa?"

Seketika Haruto mengeluarkan senyum sumringah, ini pertanyaan yang sudah ditunggu olehnya.

"Nanti sore pulang sekolah, kau ikut denganku ke sesuatu tempat. Tapi ganti bajumu dulu kalau pulang sekolah nanti." Ucap Haruto.

"Oke."

"Oh iya, kamu juga harus memakai penutup mata." Tambah pria itu membuat Junkyu berkacak pinggang.

"OHH KAU PASTI MAU MEMBAWAKU KE TEMPAT MAKSIATMU, IYA KAN?!" Tuduh Junkyu curiga.

"Sembarangan kau, hyung."

"Bukan tempat aneh-aneh bodoh, hanya tempat rekreasi biasa." Haruto menjitak kepala Junkyu.

"HEY! JANGAN SEMBARANG JITAK, AKU HYUNG BODOH!"

"Wleee tidak peduli."

Junkyu kemudian melempar-lempar kertas yang digulung bola ke Haruto, sedangkan lawannya hanya tertawa karena lucu melihat Junkyu meledak seperti itu.

Sedangkan di lain tempat, Doyoung masih menganga lebar melihat sekumpulan Somi semakin banyak. Mereka semua juga ingin melihat interaksi Harukyu di jarak dekat, kata mereka kekurangan momen.

"Astaga...Somi kenapa jadi berbelah banyak gini?!" Ketus Doyoung, ia lalu pergi meninggalkan geng fujo Somi, mau menjenguk pacarnya aja deh.

🌼🌼🌼

Double update! Maaf kalau agak pendek, tapi semoga kalian suka dengan chapter ini.

Kira-kira Haruto kok bisa yah dapat peringkat 1? 🤔 Sampe-sampe satu sekolah, murid dan guru kagetnya bukan main.

Thank you for reading, jangan lupa voment gaes. Hargai penulisnya yeh jan kebiasaan siders ^^ anyway, have a nice day! 💗

- Fio ✨🌙, 27 Agustus 2021

Gypsophila • Harukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang