HADSA | 18

4.8K 425 1.4K
                                    

HI, HADSAVERS!
Gimana rasanya di ghosting author?

Yang sedang mencintai dalam diam semoga suatu saat nanti dipersatukan dengan dia yang selama ini kalian harapkan. Jikapun tidak semoga orang itu lebih baik dari yang kalian inginkan. Semangat berjuang <3

💖 Terimakasih support systemnya 💖
Maaf baru sebagian balesin komenannya

PLEASE JANGAN JADI SILENT READERS
Aku udah usahain buat update seminggu dua kali masa kalian males buat vote and komen? Asal kalian tau vote and komen kalian sangat berarti buat seorang penulis. Kalau kalian aja males buat vote and komen aku juga jadi males buat update. Dan itulah alasan kenapa aku mutusin buat gak update seminggu dua kali lagi 😌

Jangan lupa pincet bintang biar bintangnya ramai kayak di langit 🚀

NOTE : 4,5K KATA
Tandai jika ada typo yaps 🚧

DniarDniar
HAPPY READING

18. TASMANIAN DEVIL 2

Jam sepuluh pagi Gemi baru balik ke rumah setelah mengantarkan Mama nya ke butik. Memasuki halaman rumah yang tidak begitu luas dia di kejutkan oleh seseorang yang duduk diatas motor besar. Turun dari motor matic nya dia berjalan menghampiri orang yang sangat dikenalnya itu.

"Lho, Sultan? K-kamu ngapain pagi-pagi kesini?" tanya Gemi, kaget sekaligus bingung.

Mengalihkan pandangan dari layar ponsel Sultan buru-buru memasukkan benda pipih itu ke dalam saku hoodie putih. Dia menghadap Gemi yang masih tampak begitu terkejut akan kehadiran nya.

"Hai, Gem. Sorry kalau gak bilang mau kesini. Aku datang kesini cuma ingin bawain sayur bening buat kamu." Sultan mengangkat totbag ditangannya, melihat kebingungan di wajah cewek itu terpaksa dia menjelaskannya.

"Tadi pagi aku gak sengaja buka kulkas terus lihat sayur bayam sama jagung jadi aku minta ajarin sama Bibi buat masak sayur bening. Sebenarnya aku kesini dari jam tujuh tapi rumah kamu sepi, aku telpon gak di angkat sama kamu jadi aku putusin buat tunggu disini." Sultan mengusap tengkuknya tidak enak kala ditatap begitu serius oleh cewek didepannya, "tapi sepertinya sayurnya udah dingin. Eum gimana kalau aku pulang dulu buat masak yang baru untuk makan siang kamu biar ini aku buang."

Gemi merasakan gelenyar aneh dalam dirinya tapi tetap perasaan ini tidak seperti perasaan dia ke Haidar. Baginya Sultan cuma sebatas sahabat, seperti yang cowok itu bilang sendiri kalau dia cuma sebatas tempat istirahat.

Jujur sekarang ia merasa tidak enak, Sultan rela datang pagi membawakan sayur buatannya sendiri sementara dirinya baru kembali. Tiga jam cowok itu menunggunya disini. Sebelum cowok itu membuangnya ia lebih dulu mengambil totbag itu dari tangan Sultan. "Kenapa harus di buang, kan bisa di panaskan. Makasih ya sayurnya."

"Tapi kata Papa vitaminnya akan berkurang."

"Gapapa kan cuma berkurang bukan hilang."

Dari kecil Sultan hidup dalam aturan Papa nya. Meskipun pekerjaan sang Papa seorang Dokter spesialis bedah tapi laki-laki itu amat sangat posesif dalam kehidupannya terutama kesehatan. Sejak SMP sampai sekarang Papa nya selalu mengajarkan tentang ilmu kedokteran. Makanya ia sedikit-sedikit paham soal penyakit dan ia pun sekarang paham bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan terlebih kegiatan mendasar dalam mengobati luka. Bahkan belakangan ini jika ia terluka ia bisa mengobati sendiri hingga tidak perlu repot-repot datang kerumah sakit.

HADSA | Nikah SMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang