Jehaan Key Alvano.
Mahasiswa kedokteran yang bisa membuat gula darahku naik, tengkuk sakit, emosiku meluap.
Orang bilang, dia nyaris sempurna. Tapi bagiku, dia tidak lebih dari orang yang nyaris kurang mental.
Tatapannya membuatku muak, senyumnya...
Jehaan Key Alvano. Si dingin yang nge gemesin kali depan istri 🤣
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat bertemu, jangan lupa kasih semngat yang banyak biar aku sering update💜💜
Oiya,,, ini cerita manis kok 😁
Sayang kalian 😘😘😘😘
_
_
_
"Jehaan! Gasnya belum dipasang, tolong pasangin dulu!"
Jehaan yang baru selesai mengganti bola lampu diruang tengah kontrakan Aiza berjalan menghampiri gadis itu. Aiza sedang berdiri di dapur memegang selang gas seakan memang sudah menanti kedatangan Jehaan.
Pemuda itu mendecak, mengambil alih selang ditangan Aiza, "kenapa belum bisa pasang sendiri sih. Udah berapa lama gasnya habis?" Kata Jehaan sembari menancapkan regulator pada tabung gas.
"Tiga hari. Gue belum bisa, entar kalo meledak gimana?"
Jehaan memutar regulator gas tersebut, "jadi menurut lo, kalo gue yang masang gasnya nggak meledak. Emang di badan gue ada anti peledak gas." Kesal Jehaan.
Bibir Aiza mengerucut, "ye! Bukan gitu. Ikhlas kali kalo mau bantu. Gue ini istri lo, jadi suami yang bertanggung jawab dong!" Aiza berkacak pinggang, "kalo lo nggak mau, besok gue minta tolong ama Asta ajah deh. Biar dia ajah yang masangin."
Jehaan menekan regulator kuat setelah yakin bahwa sudah terpasang dengan baik, "gue bunuh lo kalo berani masukin Asta ke kontrakan ini!" Jehaan memutar tuas kompor, "tuh, udah bisa. Apinya udah nyala, lo bisa masak. Jangan makan mie instan lagi. Kasihan lambung lo!"
Jehaan beralih pada galon air minum yang terletak disamping lemari pendingin, mengangkatnya dan meletakkan pada dispenser milik Aiza. "Tenaga lo kuat, tapi kenapa harus selalu gue yang ngangkat galon. Kalo gue gak datang, lo pasti bakal minum dari galonnya langsung ampe tuh air kandas dan kosong lagi."
Aiza tertawa. Gadis itu berjalan meninggalkan Jehaan yang terus saja mengeluh tentang betapa berantakannya kontrakan Aiza. Jehaan berkomentar saat Aiza membiarkan saluran air tersumbat, toiletnya rusak, belum lagi meja makan Aiza yang kaki mejanya hampir terlepas.
"Ini sebabnya gue mau lo tinggal bareng gue." Jehaan memukul paku dengan palu pada kaki meja, "lo nggak bisa ngelakuin apapun. Gini kan jadi repot. Tiap kali gue datang, ada ajah yang rusak." Keluh Jehaan lagi.