[4] Private But Not Secret

847 145 47
                                    





Halo... jumpa si tengil Jehaan nih💜

 jumpa si tengil Jehaan nih💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udah rindu gak sama mereka?

Jangan lupa kasih cinta yang banyak 💜💜

Dan untuk cerita lain, kalian bisa kunjungi IG @yuan_jyyyy, disana ada beberapa cerita yang bisa kalian nikmati  💜💜

Sayang kalian💜💜💜

Selamat datang dalam dunia Jehaan 😘😘


_



_





_



_







"Mah, Aiza mana?"

Jehaan menghampiri ibunya yang sedang menyiapkan beberapa sarapan untuk mereka di meja makan. Pemuda itu menuangkan satu gelas air, "dari tadi aku cari gak ketemu," lanjutnya kemudian meneguk air tadi.

"Ada dibelakang, lagi nyuci." Ibu Jehaan meletakkan sendok diatas piring, "Aiza bilang selimut yang ada dikamar kalian udah gak bisa ditolong. Direndam dalam sepulu deterjen pun baunya gak ilang."

Mata Jehaan melotot, "gak mungkin. Selimutnya baru aku ganti mah."

Ibu Jehaan mengangkat bahunya santai, senyumnya lebar sekali. "Kalo kamu nggak percaya, tanya Aiza sana. Istri kamu kasihan, dari tadi belum istrahat."

Jehaan mengangguk. Dia berjalan menuju taman belakang tempat Aiza berada. Jehaan menggunakan celana training hitam, kaus merah oversize, rambutnya berantakan, belum lagi wajah bareface yang begitu menggoda. Aiza beruntung bisa melihat keindahan itu pagi ini.

Jehaan menahan senyum saat melihat Aiza yang sedang menekan selimut didalam ember menggunakan kakinya. Rambut Aiza digulung keatas, celana pendeknya basah, kaus yang dipakai Aiza juga milik Jehaan, jadi lucu— Aiza seperti ditelan oleh baju Jehaan.

"Lagi ngapain?" Goda Jehaan sembari melipat tangan didada, bersandar pada pintu pembatas antara halaman belakang dengan rumah.

Aiza memutar bola mata, "lagi ngukur tingkat kekebalan tubuh gue sama matahari." Sarkas Aiza. Sengaja, agar Jehaan tahu bahwa dirinya cukup lelah dengan kegiatannya dibawah terik matahari yang sudah mulai naik.

Jehaan menggulum senyum, telunjuknya menggesek hidungnya sendiri, "oh gitu. Terus hasilnya gimana?"

Aiza berkacak pinggang, "sayang banget, tubuh gue lebih kebal ternyata. Buktinya gue masih bertahan dengan selimut menyebalkan ini disini!"

Jehaan hampir saja meledakkan tawanya. Mata Aiza menyipit saat matahari menyinari wajahnya, kaki kecilnya masih digunakan menekan selimut kesal. Jehaan mengangkat celana trainingnya sampai lutut kemudian ikut bergabung bersama Aiza. Mencuci selimut didalam ember menggunakan kaki.

'MY ENEMY'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang