You? - 너?

475 58 8
                                    

"I love you, and I hope you know that"

Katakan siapa yang tidak akan shock saat baru saja mengalami kejadian yang hampir melecehkan dirimu sendiri? Ditambah lagi Hea juga pernah memiliki trauma pelecehan yang ia simpan sendiri sejak dulu, tapi jauh dari batas kekhawatiran dan rasa trauma nya soal kejadian tadi, Hea lebih bingung dengan sikap Jimin

Ada segudang pertanyaan yang timbul didiri Hea, seperti Kenapa Jimin diam saja saat Hea nyaris kehilangan harga dirinya, Kenapa Jimin hanya duduk disana memperhatikan?, apa jimin benar benar sudah tidak seperduli itu dengan Hea?, Apa Jimin benar benar sudah tidak punya otak hingga mengatas segalakan egonya dari pada hati nuraninya untuk menolong Hea, Apa sebegitu khawatirnya Jimin soal pertemanan rahasia mereka hingga rela mengorbankan harga diri Hea

Semua pertanyaan itu berputar dan terus berputar dikepala Hea, membuatnya begitu kecewa atas tindakan Jimin dan ingin sekali mencabik wajah pria itu. Apa Jimin benar benar sudah gila, sebegitu takutnya dia pada orang tua Hea ketimbang nyawa Hea

"Eyy Hee, kenapa melamun?" Jungkook menjentikkan jarinya beberapa kali didepan Hea, gadis itu melamun sejak tadi begitu dibawa keruang kesehatan

Jungkook menyeret sebuah kursi untuk duduk disisi bangkar Hea, memberi gadis itu segelas teh hangat dan selimut untuk sekedar menenangkan dirinya "Kau sudah aman Hee, apa ada yang sakit? Ada terluka tidak? Kau butuh sesuatu" Jungkook memegang kening Hea memastikan jika gadis tu tidak sakit karena shock

Hea tersenyum lembut, memegang tangan Jungkook yang ada dikeningnya menurunkannya untuk digenggam oleh Hea, tampaknya dari pada Hea Jungkook sendiri lebih cemas dan khawatir soal keadaan gadis itu "I'm ok Koo, terima kasih yaa. Aku tidak tau bagaimana nasibku jika tidak ada kau tadi" Tutur Hea tulus

"Ngomong ngomong kok kau tadi bisa ada disana? Kebetulan atau kau punya feeling padaku heum?" Hea bertanya kembali karena jujur ia sedikit bingung mengenai keberadaan Jungkook disana, setau Hea Jungkook tidak pernah bawa kendaraan untuk kekampus, pria itu selalu diantar jemput oleh sopir pribadinya sebab malas berkendara, jadi tidak mungkin Jungkook ada dibasemant, ada keperluan apa dia?

Jungkook tersenyum, pria itu merapatkan kursinya ke angkar Hea lalu mulai menatap gadis itu dengan mata besarnya, hea sempat diam diam tertawa, Jungkook sangat menggemaskan ketika ada dimode serius seperti ini "Ini bukan feeling atau kebetulan Hee, tadi itu sebenarnya ada yang mengirim pesan padaku, nomornya asing dan dia bilang kau dalam bahaya"

Jungkook tersenyum, pria itu  merapatkan kursinya ke angkar Hea lalu mulai menatap gadis itu dengan mata besarnya, hea sempat diam diam tertawa, Jungkook sangat menggemaskan ketika ada dimode serius seperti ini "Ini bukan feeling atau kebetulan He...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jelas Jungkook, mata pria itu membulat sempurna menjelaskan hal yang sebelumnya ia kira adalah sebuah prank dari orang iseng yang menganggunya dipagi hari

"Aku sempat berfikir jika ini nomormu, aku berfikir kau ingin mengerjaiku atau semacamnya, tapi syukurlah aku tetap datang dan bisa menolongmu jika tidak mungkin aku akan menyesali diriku sendiri jika sampai mengabaikan pesan tadi" Hea mengerutkan keningnya ketika Jungkook bercerita panjang lebar mengenai kenapa dirinya bisa tiba disana tadi

DOPPELGäNGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang