“Aku tidak pernah tau mengapa Tuhan memberiku sebuah naskah hidup seperti ini, kenapa harta yang disebut sebut sebagai sumber kebahagiaan semua orang tidak berlaku untukku. Namun, satu yang selalu aku percaya Tuhan adalah penulis skenario terbaik yang mutlak, mungkin ini yang terbaik untukku. Aku hanya berharap aku sanggup sampai bukunya ditutup”
–HeaJung-•
D O P P E L G A N G E R
•Kening Hea berkerut merasakan sesuatu sedang menimpa keningnya, hangat. Mata Hea terbuka, mendapati sosok Jimin yang sedang mengompres dirinya dengan begitu telaten
Tunggu, jam berapa ini? Berapa lama Hea tertidur
Hea bangun dari posisinya, duduk bersandar pada punggung ranjangnya. Melepas kompresan yang diletakkan Jimin disana, Hea demam. Jimin tau itu sebab awalnya Jimin ngin masuk kekamar hanya sekedar untuk mengcek keadaan gadis itu, tapi saat tangan Jimin menyentuh kulit Hea, tubuh gadis itu panas jadi Jimin berinisiatif untuk mengompressnya
“Jim, kau disini? Nanti papa---
“---Papamu pergi ke Belanda pagi ini, aku baru saja mengantarnya” Jimin tersenyum menjelaskan dengan begitu perlahan pada gadis nya yang masih lemah ditempat tidurnya “Tidur lagi Hee, tubuhmu panas hari ini kan libur kuliah, jadi istirahat ya” Ujar Jimin lemah lembut
“Belanda? Ini jam berapa?” Hea melirik jam dindingnya tidak menghirukan ucapan Jimin, pukul 4 pagi tertera disana, itu artinya papanya pergi sekitar jam 3 pagi tadi, lalu mengapa beliau tidak pamit pada Hea. Apa sebegitu tidak pentingnya Hea sampai untuk sekedar pamit saja sang ayah enggan melakukannya
Mata Hea kosong menatap jam dindingnya, ada secerca kekecewaan tersorot disana. Jimin juga melihanya, mengetahui arti dari tatapan Hea. Tangan Jimin terulur untuk menarik dagu kekasihnya membawa pandangan wajah teuh Hea untuk menatap wajahnya
“Mungkin Papamu buru buru, jadi tidak sempat mengabarimu hemm” Tutur Jimin lembut. Jimin mencoba sebaik mungkin agar perasaan Hea tidak kembali kacau
“Papa benci yaa aku Jim” Ucap Hea gemetar, Jimin menggeleng dihapusnya kembali air mata Hea yang jatuh tanpa permisi dari pelupuk mata cantiknya
“Tidak ada yang bisa membenci gadis seperti mu Hee” Ucap Jimin menguatkan, Hea memejamkan matanya sejenak menarik nafasnya dalam dalam, menurunkan tangan Jimin dari wajahnya lalu memalingkan wajahnya dari sang kekasih
“Kau tidak perlu menghiburku, aku baik baik saja” Hea mengarahkan pandangannya kelain arah, dia tidak ingin Jimin tau jika kini matanya tengah memanas dan membendung sebuah liquid bening yang siap jatuh kapan saja
“Hee, kau tidak perlu menahannya sendirian Hee, aku disini” Jimin menggenggam tangan Hea erat erat, melewati sebuah sentuhan kulitnya yang lembut dirinya ingin mengatakan pada Hea jika Jimin ada untuknya membagi luka
“Aku tau kau disini---“ Hea membalik pandangannya, kini Jimin melihat mata gadis itu berkaca kaca, Hea sedang menahan tangisannya “Aku tau kau disini, sekarang---tidak tau jika lain waktu” Sambung Hea dengan raut wajah pilunya
“Hee---apa yang---“
“---Kau disini sekarang---“ Sela Hea “---tapi dilain waktu kau juga akan meninggalkanku iyakan?” Ujar Hea, terdengar begitu menyakitkan saat gadis itu mengatakannya “ Kau tau, sejujurnya. Setiap hari, setiap malam setiap detik, aku selalu berfikir sampai kapan kita akan bertahan, melihat kemungkinan untuk bersama begitu kecil, kuyakin kau juga tau itu kan Jeon Jimin?” Suara Hea gemetar
“Kau pengecut!! Kau takut pada Papa, kau takut pada hartanya. Bahkan aku yakin didalam hatimu sendiri kau tidak yakin dengan cinta kita berdua iyakan??!!!” Hea menatap pedih Jimin, entahlah gadis itu sedang sangat emosional sekarang, pikirannya kacau sekacau perasaannya
KAMU SEDANG MEMBACA
DOPPELGäNGER
Teen FictionDoppelgänger adalah tanda penyakit yang akan datang atau nasib buruk. Dan kalau kamu bertemu dengan doppelganger mu sendiri, berarti katanya kamu akan segera meninggal. Hea aku mencintaimu, aku harap kau tau itu -Jimin- Cast: • Aliciana Hea Jung •...