Part 1: Stubborn

1K 84 1
                                    

Tap...tap...tap..

Suara sepatu dengan sol tebal menggema di koridor sekolah.

Seoul Commercial High School.

Sekolah elite untuk para keturunan kelas atas dan yang beruntung saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekolah elite untuk para keturunan kelas atas dan yang beruntung saja. Bicara mengenai gema, pantas saja suara sepatu itu menggema. Sekarang pukul setengah tujuh. Tak banyak siswa maupun siswi yang sudah berangkat mengingat kelas dimulai pukul 8 pagi.

Gadis itu terus berjalan, mata dengan marbel hitamnya memandang lurus. Rambut terurai berwarna abu, anting swarovski, cardigan balmain, sepatu spencer alexander wang berwarna putih. Ah, dari penampilannya saja, dapat disimpulkan ia adalah anak dari orang terpandang.

'Hwang Yeji' nametag bertuliskan warna emas ditempel didadanya.
Hari ini yeji sengaja berangkat awal karna ia ingin berlatih choreo cheer dance. Aneh memang, ia memang memiliki prinsip yang kuat untuk menjadi seorang cheer.

Yeji telah sampai di lapangan baseball di belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeji telah sampai di lapangan baseball di belakang sekolah. Ia telah mengganti pakaiannya dengan pakaian seragam cheer yang ia bawa.

Yeji mulai memasang airpods di telinganya. Ekpresinya yang tadinya tajam kini berputar 180° menjadi muka ceria yang menggemaskan.
Tangannya mengepal kemudian diangkat ke atas, yeji memulai tarian cheer.

"YAY!!!" Teriaknya mengikuti lagu sorakan.

Tanpa yeji sadari sepasang mata menatapnya terkejut dan keheranan karena yeji tengah menari cheers seorang diri.

"Apa yang dia lakukan? Mengagetkanku saja" ucap lelaki dengan kacamata hitam tebal, ia menggeleng dan meneruskan kegiatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang dia lakukan? Mengagetkanku saja" ucap lelaki dengan kacamata hitam tebal, ia menggeleng dan meneruskan kegiatannya. Kegiatan mengoleskan cat diatas kanvas berukuran sedang miliknya.

Teriakan yeji bisa didengar dalam radius beberapa meter. Lelaki itu mulai kehilangan konsentrasinya hingga sampai saatnya ia kehilangan kesabarannya juga.

"Permisi bisa pelankan suaramu?" Tanya lelaki itu pada yeji, namun sayang, yeji tak mendengarnya karena airpods nya.

"Permisi! Bisa pelankan suaramu?!" Lelaki itu menaikan volume suara nya, yeji tetap tak mendengar. Akhirnya lelaki itu menarik nafas panjang dan

"PERMISI!!! BISA PELANKAN SUARAMU?!" Teriaknya lantang.

Yeji menyadari ada sesuatu yang berbicara padanya, ia pun menoleh dalam keadaan pose menaikkan kakinya 180°. Yeji yang penasaran melepas airpodsnya.

"Kau bicara padaku?" Tanya yeji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau bicara padaku?" Tanya yeji.

Lelaki itu nampaknya tidak senang, ia tampak kesal karena teriakannya tak tersampaikan.

"Ya, kau, bisa pelankan suaramu?" Tanya lelaki itu dengan wajah kesal khas miliknya.

Yeji tersenyum sinis, ia mendekati lelaki yang kini sedang duduk di branchline bagian tengah. Kini yeji berdiri dihadapan lelaki itu dan memandangnya angkuh.

"Sebaiknya kau yang pergi jika tidak ingin mendengar suaraku tuan..." yeji melirikkan mata tajamnya pada nametag lawan bicaranya.

"Hyunjin" sambung yeji, sebenarnya yeji penasaran kenapa tak ada nama marganya di nametag lelaki itu.
Hyunjin tersenyum tak percaya pada yeji.

"Aku yang lebih dahulu datang disini nona.." ucap hyunjin mencoba tenang.

"Hwang yeji" sambungnya sambil berdiri.

Kini hyunjin dan yeji berhadapan, keduanya melakukan pose menantang. Menaruh kedua tangan dipinggang.

"Pergilah, Kau tidak tau siapa ayahku?!" Mulai yeji sambil memajukan langkah 5 cm kedepan hyunjin, yeji sama sekali tidak memalingkan tatapannya pada kedua mata hyunjin.

"Tidak" jawab hyunjin singkat membalas tatapan yeji dari balik kacamatanya.

"Ayahku adalah dewan komite utama di sekolah ini, penyumbang terbesar, jadi enyahlah dari hadapanku" yeji memajukan langkahnya lagi.

"Aku adalah siswa disini, dan aku juga membayar" jawab hyunjin tak terima.

"Besar juga nyalimu" sambung yeji diikuti senyum liciknya, kini badan mereka hampir menempel. Tak ada satupun dari mereka yang mengalah.

"Aku hanya memintamu untuk mengecilkan suaramu" ucap hyunjin menundukkan kepalanya untuk menatap yeji, yeji terkejut dari jarak sedekat ini mata pria ini tak kalah tajam dengan matanya.

Yeji menoleh mendengar ada seruan beberapa orang yang telah datang ke sekolah, ini artinya jadwal latihan yeji harus sudah habis.

Kemudian yeji kembali menatap hyunjin.

"Urusan kita belum selesai" yeji menunjuk hidung mancung hyunjin kemudian mendorong hyunjin namun dada bidang itu tak mudah terdorong. Yejipun bergegas meninggalkan hyunjin menuju ruang ganti.

Hyunjin mengepak barang barangnya juga dan menatap kepergian yeji. Baru kali ini ia melihat seorang gadis yang benar benar keras kepala padahal hanya perkara volume.



♤TBC♧

Upload setiap malam around 10-11 PM.
Wishing you guys Health and Wellness
#hyunjin #yeji #2hwang #hyunjinyeji

OBVIOUS ♤ [ Hyunjin X Yeji ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang