Part 3: lucky unlucky

530 74 1
                                    


Yeji memarkirkan mobil Audi R8 berwarna putih kesayangan miliknya di halaman lobby, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, ia telah menghabiskan banyak waktu bersama para gadis memakan jjangmyeon di restoran.

Rumah yeji, ah ini bukan rumah, ini adalah mansion.

Mansion keluarga hwang sangat megah, pilar sangat besarlah yang menyangga bangunan berwarna putih gading tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mansion keluarga hwang sangat megah, pilar sangat besarlah yang menyangga bangunan berwarna putih gading tersebut. Rumah ini terlalu besar untuk dihuni keluarga kecil seperti keluarga yeji. Ayah ibu dan yeji, tiga orang anggota rumah dan banyak pelayan.

“aku pulang” yeji menghampiri ibu dan ayahnya yang kini tengah berada di ruang keluarga menikmati segelas wine.

“sayang, kenapa baru pulang? Apakah sekolahnya lancar? Apakah sudah makan malam?” Bu hwang nampak sedikit khawatir melihat putrinya dan menepuk sofa sebelahnya.

“ne eomma, aku sudah makan, maafkan aku terlambat pulang, ada pergantian jadwal kursus matematika” ya, yeji bohong

“bagus, ayah berharap kali ini kau bisa benar benar berada di peringkat satu” ucap sang ayah mengalihkan pandangan dari tabletnya dan fokus menatap yeji

Yeji menelan ludah dan hanya mengangguk pasrah, itulah ayahnya. Ia sangat menginginkan segala sesuatu sempurna dan sejalan dengan apa yang ia inginkan. Ayahnya adalah pria tegas yang tidak segan segan untuk memarahinya dengan emosi jika ia membuat kesalahan. Menakutkan.

“kalau begitu aku akan ke kamar dulu, aku ingin istirahat” pamit yeji seraya beranjak dari ruang tengah menuju kamarnya.

‘seluruh hidupku nampak seperti kompetisi dimatanya’ gerutu yeji pelan.

------------------Seaside Field--------------------

Lagi lagi yeji datang pagi untuk melakukan latihan, ia menyadari tak ada lelaki aneh itu di branchline. Tandanya ia bisa berlatih dengan bebas.

‘ayah berharap kali ini kau bisa benar benar berada di peringkat satu’

Sialan, yeji tak bisa konsentrasi dalam latihannya pagi ini. ia masih memikirkan apa yang dikatakan oleh ayahnya semalam. Menari lebih dari hobinya, menari adalah darah yeji. Gerakannya menjadi sedikit berantakan, bagaikan dikejar sesuatu. Tariannya sedikit kacau.

Yeji memilih menyudahi latihannya setelah lagu dua kali diputar. Ia bergegas mengganti baju dan menuju loker. Raut wajah yeji masih dapat ditutupi dengan ekpresi datarnya. Namun matanya, tidak bisa berbohong.

“selamat pagi yeji!” ucap gadis yang ia tak tahu namanya melewatinya.

“selamat pagi” jawab yeji tersenyum kepada gadis itu.

“selamat pagi yeji” ucap lelaki yang ia tak tahu namanya melewatinya.

“selamat pagi juga” jawab yeji lagi.

OBVIOUS ♤ [ Hyunjin X Yeji ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang