Halo, ketemu lagi di bulan september. Yang masih nungguin, terima kasih ya.
Happy reading, guys
***
Enam bulan sudah terlewati, walaupun banyak sekali tantangannya. Sejak Yumna mengajak kami ke kajian saat itu, kami berempat semakin dekat. Banyak sekali yang kita lalui bersama-sama.
Aku, dan kedua sahabatku; Nara dan Adina sangat bersyukur bisa bertemu Yumna di taman setahun yang lalu.
Ah iya, soal Yumna, dia sudah pindah ke sekolah kami. Bukan tanpa alasan, abinya memang sedari dulu menginginkan Yumna sekolah disana. Ditambah lagi ia sudah mengenal aku, Nara dan Adina sebagai sahabat anak perempuannya. Maka dari itu, Yumna dipaksa untuk pindah, dan dengan senang hati Yumna turuti, alasannya karena ada kami berempat.
Hari ini adalah hari terakhir sekolah, karena mulai besok sekolah akan libur kenaikan kelas selama seminggu.
Aku bergegas memasukkan buku dan alat tulis kedalam tas setelahnya mengajak Adina untuk keluar kelas. "Kita tunggu Nara sama Yumna di meja bundar dekat taman aja," ajak Adina. Langkah kami terayun ke tempat yang ingin dituju.
Selang beberapa menit, Nara dan Yumna datang beriringan. "Jadi jalan-jalannya?" Yumna bertanya duluan.
"Jadi, dong." Nara terdengar sangat antusias, seperti biasa. Aku, Nara dan Yumna itu memang ekspresif. Berbeda dengan Adina yang kadang terkesan cuek dan santai.
"Yaudah, yuk berangkat," ajak Adina, kami berjalan beriringan menuju parkiran, dimana mobil Adina berada.
Mobil Adina sudah berbaur dengan pengendara lain di jalanan. Kami akan pergi ke Mall siang ini.
Setengah jam sudah berlalu, kami baru sampai di parkiran. Setelahnya, berjalan beriringan memasuki Mall. Tujuan utama kami adalah restoran jepang. Sebelum menghabiskan waktu disini, ada baiknya perut diisi terlebih dahulu.
"Makan dulu, biar kita nggak loyo, lemah dan lesu pas mau borong semua isi Mall." begitu kata Nara barusan.
"Lagaknya kayak yang banyak duit aja," cibir Adina.
"Lha, emang kita banyak duit, 'kan?"
Aku terkekeh mendengar perkataan Nara. "Mulai deh, Nar sombongnya. Bagus, terusin," ujarku mengompori.
"Bukan sombong, ini kenyataan."
Kulirik Yumna yang sedang terkekeh, "Istighfar Nar istighfar," katanya mengingatkan.
"denger tu ustaja." kami serempak tertawa mendengar Adina.
Aku mengedarkan pandangan saat sudah sampai di tempat tujuan, mencari tempat duduk yang nyaman dan pas. Setelahnya, kita segera memesan makanan masing-masing.
"Eh, foto yuk. Kita berempat tuh, jarang banget ada foto bareng. Padahal hampir tiap hari ketemuan." kami mengangguk menyetujui perkataan Nara. Ia mulai mengarahkan kamera mengarah pada kami yang sedang duduk berjejer. Hanya dua kali mengganti gaya, kami tidak terlalu sering mengabadikan momen, hanya kadang-kadang saat merasa perlu. Sisanya, kami lebih suka untuk menikmati waktu bersama tanpa perlu terganggu oleh ponsel.
"kirim di grup dong, mau gue storyin," ujarku meminta pada Nara. "Bentar, gue edit dulu biar estetik."
Tak lama, makanan datang, kami meletakkan handphone masing-masing lalu mulai untuk makan.
***
Malam ini, ketiga sahabatku sedang menginap dirumah. Kami ingin menggunakan waktu libur pertama untuk bersenang-senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Hijrah
Teen FictionDisini kalian akan kuceritakan tentang diriku, si pengagum rahasia yang tidak hanya mengagumi satu orang, tapi bisa lebih dari itu. Hanya sebatas mengagumi. Karena pada akhirnya, ia terjebak pada satu pria. Pria itu, yang akan jadi tokoh utama dal...