23. Cheating?

5.7K 504 226
                                    

"Gue mau keluar."

Mona memperhatikan penampilan Albiru yang sudah begitu rapi. "Kemana?"

"Rumah Kakek."

Mendengar itu, Mona mengubah posisinya menjadi duduk. "Gue boleh ikut nggak?" tanyanya penuh minat, pasalnya dia begitu tidak dekat dengan keluarga Albiru.

Albiru mengusap-usap pelan kepala Mona. "Besok-besok aja, ya? Gue takut pulang kemalemam."

Mona berdecih kemudian menepis kasar tangan Albiru yang berada di kepalanya. "Oke."

Laki-laki itu meraih sebuah kotak kayu yang ada di atas meja kemudian menyerahkannya untuk Mona. "Buat lo."

Menatap kotak tersebut sebelum beralih ke wajah Albiru, Mona mengernyit heran. "Gue lagi nggak ulang tahun."

"Buka dulu!"

Mona memang sudah melihat kotak itu dari tadi, tapi dia tidak minat bertanya. Takutnya jawaban Albiru akan membuatnya sakit hati, Mona pikir bahwa kotak tersebut berisi sesuatu untuk perempuan simpanannya itu.

Membuka kotak tersebut dengan hati-hati, Mona melihat beberapa lilin aromaterapi dengan berbagai macam wangi. Meraih salah satu lilin dengan wangi sweet vanila, Mona menatap Albiru menuntut penjelasan.

"Kalau lo nggak bisa tidur, nyalain lilin ini biar lebih rileks."

"Gue nggak butuh lilin, gue cuma butuh lo." Mona menjawab dengan nada meyakinkan.

Sengaja hanya ingin melihat reaksi laki-laki itu. Mona muak berpura-pura tidak tahu kelakuan laki-laki itu, tapi dia juga tidak mau melihat Albiru menang.

Memang Albiru pikir akan berhasil menghancurkan Mona sepenuhnya? Walau memang begitu adanya, tapi Mona masih berusaha menepis semua fakta itu.

Albiru mematung mendengar pengakuan itu, dia harus bekerja ekstra untuk berusaha meyakinkan Mona. "Gue takut kalau beberapa hari ke depan lebih sibuk, bahkan nggak bisa pulang."

"Sibuk ngapain?"

"Kakek minta gue ngurusin salah satu garmen. Lo bisa ngerti, 'kan?" tanya Albiru semeyakinkan mungkin.

"Lo ninggalin gue demi pekerjaan?" tanya Mona tidak habis pikir dengan isi kepala Albiru, harusnya laki-laki itu bisa saja membawanya ikut ke rumah Paul. "Gue lagi hamil, lo lupa?"

"Buat kebaikan kita," jawab Albiru berharap Mona bisa mengerti.

Sejujurnya apa yang dikatakan Albiru hanya kebohongan, faktanya dia hanya akan menyelesaikan sesuatu dengan Kakeknya.

Mona meletakkan lilin-lilin itu di sebelah tubuhnya. "Tapi gue udah terlanjur biasa tidur sama lo."

"Sekarang biasakan lagi tidur tanpa gue," jawab Albiru tenang tapi mampu membuat Mona menahan diri untuk tidak memakinya.

Albiru meraih kunci motor di atas nakas, padahal Mona belum memberikan keputusan.

"Kalau nggak pulang, lo tidur dimana?"

"Di rumah Kakek," jawab Albiru jujur.

"Gue bener-bener nggak bisa ikut?" tanya Mona masih penuh harap.

AlmontTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang