08. Bangke
"Jeffry makannya apa~""Bangke!" Lisa mendapatkan delikan dari Jeff.
"Rosi juru masaknya~"
"LONTE!"
"Napa bawa-bawa gue njir!" Rosi melemparkan botol susu bekas pada Minggu dan Jeri.
Setelah istirahat tadi Enu sebagai ketua murid mengatakan hingga jam akhir mereka jamkos tapi dilarang untuk langsung pulang karena diluar sedang ada badai angin dan hujan.
Kelas cukup berantakan sekarang karena beberapa murid lelaki dan perempuan bermain perang kertas sampai sampah dibawah meja menjadi alat perang mereka, ada juga yang memilih untuk tidur, bergosip, bernyanyi, menjadikan meja sebagai gendang, ada yang pacaran sampai mencoret-coret papan tulis.
"Kelas ini emang berisik level akut mohon maklum ya," Rosi beralih pada Yanu yang sedari tadi hanya diam memainkan resleting jaketnya "eh apa niehh main seret aja!" Sentak Rosi saat Jeff menarik tangannya untuk berdiri.
"Pulang!"
"Kan masih ba-"
"Udah berhenti ayo pulang," Potong Jeff berjalan keluar dan sebelumnya pamit pada kawan-kawannya.
"Ini badainya udah berhenti kan?" Tanya Rosi saat melewati lorong cukup sepi dan masih banyak orang di dalam kelas lain karena selama badai tadi berlangsung jendela kelas ditutup jadi tidak terlihat.
"Udah."
"Tu dalam kelas masih banyak orang belum pada keluar, mana sepi gini ni lorong." Ucap Rosi berubah jalan tepat didepan Jeff, takut kalau tiba-tiba kaya di film ada yang narik kakinya.
"Sepi, rame begini."
"Dikelas rame disini kosong." Rosi menuntun tangan Jeff agar memegang ransel Rosi sebagai tanda pria itu ada di belakangnya.
"Mending begini," Jeffry memeluk Rosi dari belakang dan menumpukan dagunya pada kepala Rosi "parnoan lo, makanya jangan nonton kolor mulu!"
"Ngomong aja typo lo," Rosi membiarkan Jeff memeluknya ia benar-benar parno takut kaya di film-film "mending kaya kita waktu kecil Jep." Rosi kembali riweuh menaikan kakinya pada kaki Jeffry.
"Anjir Na sepatu baru nih!"
"Biar kenalan sepatu lo sama sepatu gue, sekarang go! Majuu!" Teriak Rosi mengangkat tangan, dengan kesusahan Jeff berjalan juga menahan sakit kakinya yang diinjak Rosi.
"Dulu sama sekarang sama aja lo beratnya," Dulu yang Jeff maksud adalah saat mereka masih kecil, mereka sering melakukan ini dengan Jeff yang berjalan dengan kaki Rosi diatas kakinya.
Jeff bersyukur parkiran tidak terlalu jauh jadi ia juga tidak perlu lama-lama mengangkat Rosi yang banyak maunya, mana susah sambil turun tangga.
"Ah anjir sepatu baruu gueee." Ujar Jeff melihat tapak sepatu Rosi di sepatu hitamnya.
"Kan kenalan, hallo salam kenal gue Adid*as." Dengan sengaja Rosi kembali menginjakkan sepatunya.
"Oh salam kenal gue Nike*." Jeffry balas menginjak sepatu putih Rosi dengan tidak berperasaan.
"Arghhh kelingking gue kejepit."
"Udah jangan kaya anak kecil, pake jaket dulu niehh." Jeff mengeluarkan jaket dari tas saat terlihat Rosi yang ingin menginjak.
Setelah mengikat jaket Jeff di pinggangnya untuk menutupi pahanya Rosi tanpa aba-aba langsung menaiki klx hitam Jeffry, karena terkejut klx hampir terjatuh untung saja Jeff menahan.
"Anje*g! Jatoh lecet nih si bedug. "
"Klx butut gini mending pake matic yang di garasi lo dah berdebu itu, ribet tau gak." Rosi memeluk Jeffry saat pemuda itu menyalakan motor.
"Enak tau pake motor gini tuh."
"Enak di elo bisa dempetan joknya kecil begini." Rosi menegeratkan pelukannya saat terasa hawa dingin pada pahanya.
Setelahnya sampai Jeff memoarkirkan motornya dihalaman rumah karena dari rumah sampai sekolah tidak terlalu jauh hanya 10 menit kalo pake motor sekitar setengah jam lebih kalo jalan.
"Mandi pake air anget, pake baju yang tebel jangan pake baju bang Chandra!" Peringat Jeff melihat Rosi yang berlari kerumah sebrang.
"IYAA BABON BAWELL!" jawab Rosi menjulurkan lidah mengejek Jeff lalu menutup pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feldgrau
RandomDitahan terasa sesak jika diucapkan takut merusak. Feldgrau (Selesai ☑) piwuuxzy © Agustus 2021 - Juli 2022 🥂🥂