10 . ✔

1.6K 246 6
                                    

10. Selimut

"Bang Chandra, Aska udah bobo."

Rosi baru saja selesai membacakan cerita pada Aska anak pertama abangnya yang sekarang baru 4 tahun dan anak kedua baru 1 tahun 3 bulan.

"Bagus," Chandra memberikan jempol pada Rosi yang sedang mengambil susu di kulkas dengan Wendy sedang bersandar pada Chandra yang sedang melihat serial televisi.

"Gak layak tayang didepan gue." Rutuk Rosi saat melihat Chandra yang mulai kecup-kecup teh Wendy.

"Tumben kamu gak nginep-nginep dirumah Jeffry, Ci?" Tanya Wendy.

"Males aja."

Rosi dan Jeffry itu sudah memiliki tempat masing-masing di rumah, dirumah Jeff ada satu kamar yang khusus untuk Rosi tepat di samping kamar Jeff begitupula dengan Jeff yang memiliki kamar di rumah Rosi.

"Tu Jeffry dari magrib ada dibangku depan rumah nungguin lo?" Chandra menatap adiknya yang bersidekap dada bersandar pada kulkas "daritadi disuruh masuk kagak mau sambil natap jendela kamar lu."

"Terserah dialah hidup-hidup dia juga." Rosi kembali meminum susunya.

"Gak boleh gitu kasian kedinginan dia mana ada angin, samperin."

"Gak mau gak mood liat muka dia, Oci naik ya mau bobo." Tanpa menunggu balasan dari kakak dan kakak iparnya Rosi berlari kekamar dan mengunci pintu.

Kembali seperti beberapa bulan yang lalu Rosi dan Jeffry kembali saling perang dingin awal-awalnya karena prilaku Jeffry yang selalu ketus pada Yanu dan berakhirlah saling diam.

Walaupun masih berangkat dan pulang bareng mereka juga hanya saling membalas sekenanya Rosi juga masih dengan mudah masuk kerumah Jeffry entah untuk makan bersama keluarga itu atau masak-masak bersama mami Jessica saat ada waktu kosong dan dirumah sendiri.

Jika sudah pulang masuk kerumah masing-masing jika sudah disekolah Rosi akan terus menemani Yanu ia juga jadi cukup dekat dengan Jio karena perempuan itu ingin mencoba mengambil perhatian Jeffry dengan mendekati Rosi.

Rosi dan Yanu juga semakin dekat karena Yanu menawarkan diri untuk mengajari beberapa pelajaran jadi sering main sambil belajar.

"Mingusss~" Rosi memanggil kucing pemberian dari Lisa satu tahun yang lalu itu yang sedang tertidur di kasur Rosi setengah tertutupi selimut lalu memeluknya.

Diberi nama mingus karena waktu itu yang nganterin kucing ini dari rumah Lisa kerumahnya itu Minggu pas hari minggu sore, mingus itu MingguSore.

Terpikirkan Jeffry yang masih duduk di depan rumah Rosi dengan menggendong mingus membuka pintu balkon dan melihat kebawah.

"Na lo keluar juga!" Teriak Jeff melihat Rosi.

Malas berteriak-teriak Rosi menyimpan minggus dan mengambil handphonenya.

Beban om rivan 🐽

Lo ngapain disitu|

|nunguin lo
|udahan dong marahannya

Lo yang mulai|
Oh ya makasih buat fotokopian |
catatan lo
Nanti gue ganti uangnya |

Rosi gak lupa kok buat berterimakasih sama orang lain yang membantunya.

|sama-sama ☺
|gk usah cinta

Oke kalo gitu Nino |
Sana masuk angin |

|gak ah disini kursinya empuk

"Empuk sebelah mananya Jepri kursi besi begitu." Rutuk Rosi lalu mengambil selimut berwarna biru yang ia pesan di sebuah olshop dengan gambar kepala mingus.

"Keras kepala!" Teriak Rosi membuat beberapa remaja yang emang sering nongkrong di depan rumah sambil ngopi atau makan seblak menoleh pada Rosi.

"Sini!" Jeff melambai lalu menepuk kursi disebelahnya.

Tak menggubris Rosi melempar selimut berukuran sedang di tangannya ke arah Jeff untung Jeffry nangkapnya pas kalo engga kena orang yang lewat pake motor.

"Pake dingin!" Rosi lalu kembali masuk mengunci pintu balkon yang terbuat dari kaca itu dan juga tirai putihnya.

"Selamat bobo mingus," Ucap Rosi pada minggus yang tidur disebelahnya lalu mematikan lampu.




Rosi mingus

Rosi mingus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FeldgrauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang