09. Dilra
"Tanam-tanam ubi tak perlu dibaje~" Aska anak pertama Chandra yang sekarang baru 5 tahun itu bernyanyi.
"Bacot kau babi kita gelut saje~" Aska yang mendengar sahutan Jeffry mempause televisi dan menatap.
"Salah lirik Jep,"
Hari minggu, hari ini Rosi dan Jeffry di titah mengasuh Aska dan Wanda oleh Chandra dan Wendy yang sejak pagi sudah pergi ke toko roti milik bunda Rosi yang sekarang di kelola oleh Wendy.
Aska anak yang baru memasuki taman kanak-kanak itu sedang menonton upin-ipin dan adik Aska, Wanda anak perempuan 2 tahun yang baru bisa terduduk sendiri itu sedang mengacak promina puffs yang tumpah di karpet.
"Jup jep jup jep! Pake aa kek atau kakak atau abang." Protes Jeffry, gini nih ajaran seorang Rosiati.
"Orang berbudi bukan bacot kau babi." Aska tak menggubris protesan Jeff.
"Sama aja elah bocah."
"Beda! Aska laporin ke ateu oci nanti dimarahin!" Aska menodongkan remot mengancam.
"Jagain adeknya bentar," Jeff berjalan menuju dapur melihat Rosi yang sedang membuat makan untuk Wanda "SEMARAKAN HARI INI BAKU HANTAM RAMAI-RAMAI!" teriak Jeff mengejek Aska.
"SALAHH!!" teriak Aska mengundang tangisan Wanda yang terkejut.
"Jeff ih lo mah!" Rosi mendorong Jeff yang masih mengejek Aska "jangan ditemenin om Jeprinya udah Aska nonton si botak lagi." Rosi menggendong Wanda membawanya ke belakang rumah untuk mencoba menghentikan tangisannya sambil menyuapinya makan.
"Anj– om?!" Jeffry tidak terima.
–*–
Besoknya disekolah
"Oci go! Beli batagor atau mie ayam?" Tanya Lisa saat keluar kelas.
"Mie ayam aja hampir seminggu kemarin bakso sama batagor terus kan?"
"Oci, Lisa ayoo! Mie ayam menunggu!" Chaca datang dari belakang lalu mengandeng tangan Rosi dan Lisa.
"Ngagetin!" Rosi memukul bahu Chaca.
"Tumben gak sama Enu biasanya makan makanan sekolah?" Tanya Lisa.
"Lagi marahan gue diakan hampir seminggu gak sekolah gak ngabarin gue lagi ternyata liburan kerumah neneknya."
"Oh begitu, hayulah lari takut kepenuhan tukang mie ayamnya." Baru saja akan berlari seseorang memanggil Rosi.
"Rosianna!"
Rosi menoleh melihat Jio yang berlari "ya?"
"Maaf boleh berteman?" Jio mengulurkan tangannya.
"Tiba-tiba?" Balas Chaca memicing curiga.
"Maaf buat pertemuan pertama saat pertandingan basket kurang menyenangkan, boleh berteman?" Tanyanya.
"Gue berteman dan bergaul sama siapa aja," Rosi menerima uluran tangan Jio.
"Kalo gitu kita makan bareng dikantin?"
"Ya, kita ke kantin makan mie ayam." Jawab Lisa.
"Emmm gak ke kantin sekolah aja?" Tanya Jio kebingungan.
"Makanannya gak bikin kenyang itu-itu terus makanannya, sup, nasi." –Lisa
"Kayak makanan rumah sakit." –Chaca
"Kemarin gue lihat menunya beda bukan sup lagi, mending ke kantin sekolah aja." Rosi tau sebenarnya mungkin Jio lebih tidak nyaman ada dikantin yang biasa Rosi dan Lisa kunjungi.
Sekolah ini punya 2 kantin yang satu kantin yang makanannya disediain sekolah dari uang makan yang termasuk ke dalam spp ada juga kantin yang bentuknya kaya gerobak-gerobak gitu itu penjualnya biasanya masyarakat yang ada di sekitar sekolah.
"Yaudah coba kesana aja gimana?" Tanya Rosi pada Lisa dan Chaca.
"Tapi nanti ada nenek lampir yang suka ngebacotin lo gimana?" –Lisa
"Gapapa yuk,"
Mengantri yang cukup jauh membuat Lisa menggerutu malasnya dia di kantin ini karena antriannya yang sepanjang jalan kenangan karena hampir 60% murid lebih memilih istirahat dan makan disini dengan alasan gue udah bayar spp yakali harus beli dikantin sebelah
"Males gue anjer ke kantin ini lagi." Rutuk Lisa saat sudah mendapatkan bagian dan duduk dikursi.
"Huss jangan ngumpat didepan makanan!" Rosi menekan tangan Lisa menggunakan sumpit.
Rosi menatap makanan di nampannya ada nasi di mangkuk kecil, sup ayam, sosis, ayam balado, jeruk dengan air putih segelas, mana kenyang nasi cuma secuil doang.
Tanpa suara mereka berempat memakan jatah masing-masing dengan tenang.
"Wahh ada si gembul!"
Ahh saus ubur-ubur
Yang membuat Rosi malas ke kantin ini, ini nih kakak kelasnya yang suka ngejek dia sejak dia duduk dibangku SMP.
"Tumben ke kantin ini mbull." Ucap Dilra kakak kelas Rosi.
Hanya karena Rosi yang memang sejak kecil suka makan membuat pipinya naik saat SD dan SMP ia diejek gembul, apalagi sejak Dilra pernah menyatakan cintanya ke Jeffry dan si bagong menolaknya lalu gandeng Rosi yang membuat Dilra marah semakin menjadi.
"Masalah buat elo?" Tanya Lisa.
"Harusnya kalian sebagai teman yang baik kasih bagian jeruk kalian sama ni cewe gembul." Dilra menyimpan jeruk bagiannya di nampan Rosi disusul 3 teman yang juga menyimpan jeruk bagiannya.
"Gak usah gak butuh." Rosi menyingkirkan jeruk itu.
"Jangan suka gitu mana kenyang makan cuma senampan? Biasanya sampe 2 kali nambah." Ya awal-awal SMP yang juga di sekolah ini dia sering minta tambah isi nampan karena itu juga dia sering di ejek
"Lagipula dari sekolahnya juga bebas tuh buat nambah mau 50 kali nambah juga bisa." Jio membela membuat Rosi menatap wanita dengan wajah garang itu.
"Ya mikirlah ngabisin nasi murid lain." ––Dilra
"Ngomong-ngomong gue juga bayar uang sekolah bukan lo doang! Itu juga hak gue buat bisa makan dikantin ini" Rosi harap Jeffry datang sekarang.
"YA LO MAKAN BANYAK GAK KENYANG-KENYANG CUNGKRING LAGI!"
"Lah kok ngamuk!" –Lisa
"Daripada lo makan dikit paha nambah gede," Jeffry yang baru saja datang "ngapain ke kantin ini, pindah kantin sebelah." ajak Jeff pada orang yang semeja dengan Rosi tadi.
Ngapain harus bawa-bawa paha sih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Feldgrau
RandomDitahan terasa sesak jika diucapkan takut merusak. Feldgrau (Selesai ☑) piwuuxzy © Agustus 2021 - Juli 2022 🥂🥂