BAGIAN 6

63 68 24
                                    

••JUSTIN••

Kringggg...kringggg...

Bel pulang berbunyi, semua murid SMA Bratawijaya berbondong² keluar kelas.

Kini terlihat justin tengah memasukkan buku²nya ke dalam tas.

"Brader lo pulang naik sepeda lagi?"

"Iya"

"Ya udah kalo gitu gw sama ryan balik duluan ya." ucap haidar kemudian merangkul pundak ryan dan keluar dari kelas.

Justin memandang kepergian kedua sahabatnya kemudian menghela nafas panjang. Dia sebenarnya takut jika pulang pasti bundanya atau ayahnya akan marah karena dia pulang dengan muka penuh lebam seperti ini.

"Loh justin lo nggak pulang?" tanya salah satu temannya yang masih berada dikelas karena jadwal piket

"Ini mau pulang, kalo gitu aku duluan ya."

Sesampainya diparkiran sepeda dia terkejut karena ban belakang sepedanya bocor. Terpaksa dia harus menuntun sepedanya dan mencari bengkel.

•••

"MAMAHHHH RAINA PULANGGG, YUHUUU." teriak raina begitu memasuki rumah.

Mamah raina kemudian datang dengan tangan berkacak pinggang ."Astaga sayang, kamu itu kalo masuk rumah salam kek ini malah teriak² emang hutan apa."

"Hehe mamahku yang cantik" ucap raina dengan cengengesan.

"Ck! Sana ke kamar, ganti baju terus turun makan. Jangan tidur awas kalo tidur".

Sesampainya di kamar raina segera merebahkan diri dikasur queen sizenya.
Disaat dia ingin memejamkan matanya tiba² saja dia teringat justin.

"Ehh gimana ya luka justin, apa dia udah dirumah. Ahh mending gw chat dia. Ehh iya lupa gwkan gapunya nomor justin,aduhh gimana sih lo rain" rutuk raina kepada dirinya

"RAINA CEPAT MANDI TERUS TURUNNN" teriak mamah raina

"IYA MAHHH"

•••

Setelah memasukkan sepedanya di garasi, justin segara masuk ke dalam rumah. Terlihat kedua orang tuanya sedang menonton TV di ruang tamu.

"Justin pulang"

"Udah pulang kamu" ucap ayah justin dengan nada dingin.

"Itu kenapa mukanya babak belur?"

Mendengar bundanya yang menanyakan luka diwajahnya dia segera menundukan kepala.

"Justin jawab bunda!"

"Kamu tawuran justin?! Iya? Apa selama ini ayah mengajarkan kamu untuk mengikuti tawuran? Dasar anak tidak berguna!" bentak ayah justin kemudian memukul anaknya.

Bughh...

Justin kemudian tersungkur karena pukulan ayahnya begitu keras.

"Ayah justin nggak tawuran" cicit justin.

"Berani menjawab ayah kamu?!!"

Kemudian ayah justin menyeretnya sampai ke kamar mandi dekat dapur. Dan mendorong justin hingga pelipisnya terbentur ujung bak air sampai mengeluarkan darah.

Terlihat ayahnya melepas sabuk dan setelah itu mencambuk seluruh badan justin.

Ctakkk...ctakk...

"Dasar anak kurang ajar!"

Ctakkk...ctakk...

"Ay....ahh cuk....up" ucap justin terbata menahan tubuhnya yang begitu sakit.

Tak sampai disitu, ayah justin mengambil gayung dan menyiram justin dengan air yang terasa begitu dingin di kulitnya, bahkan luka cambukannya terasa begitu perih. Berualang kali ayah justin mencambuk anaknya dengan tanpa belas kasihan.

Byurrr...byurrr...

"Bisanya hanya mempermalukan orang tua!" bentak ayah justin dengan penuh amarah, kemudian tariknya rambut justin hingga kepalanya terangkat dan dibenturkan ke dinding kamar mandi.

Duaghh...

Justin tidak bisa berbuat apa² karena tubuhnya sudah lemas, menggigil kedinginan, dan kepala yang terasa begitu sakit.

Ctakkk...ctakk...

Suara cambukan yang dilayangkan ayah justin terdengar begitu keras memenuhi rumah.

Bi inah sang art pun berusaha untuk menghentikan sang majikan agar tidak menyakiti justin.

"Tuan saya mohon berhenti." ucap bi inah sambil menggedor pintu kamar mandi dan terisak karena tidak tega melihat anak majikannya disiksa seperti itu.

"Bi inah jangan coba² untuk membantu justin atau bi inah saya pecat."

"Tapi nyonya...kasian den justin"

"Sekali lagi kamu membantah saya benar² akan memecat kamu sekarang juga!"

Cklekk...

Suara pintu kamar mandi terbuka menampilkan ayah justin yang begitu berantakan. Setelah itu ayah justin mengunci pintu kamar mandi dan mengurung justin di dalamnya

"Bi inah, jangan berani membuka pintu kamar mandi dan menolong justin untuk keluar atau keluarga bi inah di kampung akan saya celakai." ancam ayah justin

"Baikk tuan"

Kemudian ayah dan mamah justin berlalu pergi.

Bi inah mendekat ke pintu kamar mandi "den justin maaf bibi tidak bisa membantu aden"
Tidak terdengar suara sama sekali dari dalam

"Aden! Aden dengar suara bibi?" teriak bi inah dengan gelisah karena tak kunjung mendapat jawaban dari dalam, dan sudah dipastikan justin tak sadarkan diri didalam sana.







TBC.

Gimana guys double upnya? Maaf banget baru sempet up huhu🤧



HAPPY READING GUYSS!!
JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, AND COMMENT!

JUSTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang