•• JUSTIN ••
Kringgg...kringgg
Bel sekolah berbunyi menandakan berakhirnya kegiatan belajar. Seluruh siswa-siswi berbondong-bondong keluar kelas memenuhi koridor Dan parkiran.
Terlihat seorang Justin berjalan sendirian menuju parkiran sepeda.
Jika kalian bertanya Raina dimana, jawabannya adalah Raina sudah pulang terlebih dahulu tanpa sepengetahuan Justin.
Bahkan Justin berfikir bahwa Raina marah padanya karena telah berbohong."Hoii Justin!"
Teriakan seseorang membuat Justin menghentikan jalannya dan menoleh ke sumber suara.
"Haidar ada apa?" tanya Justin kepada Haidar. Ya yang berteriak adalah Haidar dengan Ryan di sisi kirinya.
"Udah lama nih kita bertiga nggak nongki-nongki, Cafe kuy?" ajak haidar sambil merangkul bahu Justin dan Ryan.
"Duh gimana ya?"
Melihat Justin terlalu lama berfikir membuat Haidar jengah, kemudian ditariklah tangan Justin.
"Kelamaan mikir lo ahh."
Ketiganya berjalan menuju parkiran dengan Haidar yang masih menyeret tangan Justin dan Ryan berjalan di belakang dengan tampangnya Yang datar.
"Ihh Haidar bentar dulu!"
"Apa lagi sih njir."
"Aku mau ambil sepeda dulu."
"Ribet amat sih cuk." Haidar memutar bola matanya dengan malas.
"Bentar ya" Justin berlari mengambil sepedanya.
Tak butuh waktu lama Justin sudah mengambil sepedanya dan mengayuh menuju gerbang yang sudah ada Haidar dan Ryan yang duduk diatas motornya.
"Udah?" tanya Ryan dan dibalas anggukan oleh Justin.
"Lo duluan, kita ngikutin dari belakang." Ucap Ryan
Kemudian mereka melenggang pergi meninggalkan sekolah.
•••
Waktu menunjukkan pukul 07.15 WIB.
Justin baru saja sampai rumah karena saking asiknya mereka jadi lupa waktu.
Terlihat mobil hitam yang Justin yakini adalah mobil pribadi milik ayahnya yang terparkir sempurnya di halaman rumahnya.
Justin yang melihat itu pun menghembuskan nafasnya pelan, kemudian menuntun sepedanya menuju garasi.
"Justin pulang."
"Gini kerjaan kamu kalo nggak ada orang tua di rumah?!" bukan disambut dengan pelukan kerinduan tetapi disambut dengan suara bentakan yang begitu keras.
Justin yang merasakan aura seram ayahnya dibuat menciut dan hanya mampu menundukan kepalanya dalam.
"Ayah jus-"
"BUKANNYA BELAJAR MALAH KELUYURAN NGGAK JELAS? KAMU JUGA TAWURAN IYA?!" suara keras ayahnya menggema di seluruh rumah. Kenapa ayahnya menuduh dirinya tawuran, karena luka pukula dari jeno masih membekas.
"ANAK GATAU DIRI! BISANYA CUMA MALU-MALUIN ORANG TUA! MAU HUKUMAN APA KAMU KALI INI HAH?!"
"ayah Justin nggak tawuran."
PLAKKK
Sebuah tamparan keran mendarat dipipi Justin sampai mengeluarkan darah segar di sudut bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTIN
Ficção Adolescente[On Going] Berawal dari sebuah kesalah pahaman hidup seorang JUSTIN KALANDRA JONSON berubah 180°. Takdir mempermainkan alur hidupnya yang berwarna menjadi kelabu dan kesepian, hingga seseorang bernama Raina hadir di dalam hidupnya. • • • RAINA SHER...