BAGIAN 11

46 47 52
                                    

•• JUSTIN ••

Kringg...kringg...

Bel menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar telah selesai dan semua murid berhamburan keluar kelas.

Terlihat Karina yang sedang berdiri di dekat gerbang.

"Aduh...terus gw pulangnya gimana dong, kenapa juga tadi gw tolak tebengannya Ellen, tau gini kan gw nebeng dia tadi, mana tadi Raina pulang duluan lagi." gerutu Karina karena dia bingung mau pulang naik apa. Masalahnya tadi dia berangkat sama supir dan sekarang supirnya tidak bisa menjemput, katanya sih ban mobilnya bocor, mau pesan ojol tapi ponselnya mati kehabisan baterai, mana udah sore lagi.

Brumm...brumm...

Suara motor terdengar begitu nyaring, dan tak lama motor besar berwarna hitam yang ditumpangi seorang laki-laki itu berhenti tepat di depan Karina sampai membuatnya heran.

Laki-laki itu membuka helm full facenya dan membuat Karina terkejut.

"Lah Ryan ngapain lo masih di sekolah?" ya, laki-laki yang berhenti di depan Karina adalah Ryan.

"Tadi gw bantuin pak Budi beresin alat-alat olahraga. Lo sendiri ngapain masih disini?" tanya Ryan.

"Gw mau pulang cuma bingung mau naik apa. Tadinya sih mau pesen ojol tapi ponsel gw mati kehabisan baterai." jawab Karina.

"Kalo gitu gw anterin pulang."

Karina yg mendengar ucapan Ryan pun dibuat heran, pasalnya mana pernah Ryan mau menebenginya

"Tumben amat lo mau nebengin gw." ucap Karina.

"Ya lo mau nggak, kalo nggak mau sih ya udah gw pulang duluan." kemudian Ryan mengenakan helm dan akan menghidupkan motornya.

"Hati-hati ya pulangnya bentar lagi hujan, kalau gitu gw duluan." saat ingin menghidupkan motornya, tiba-tiba ada yang menahan tangannya.

"Ehh tunggu-tunggu, oke gw nebeng lo." ucap Karina.

"Naik."

Dengan segera Karina naik ke motor Ryan, kemudian Ryan melepaskan jaketnya dan memberikannya kepada Karina.

"Pakai." ujar Ryan

Karina dibuat heran lagi dengan sikap Ryan."Ehh nggak usah gw gapapa."

"Ck! Buat nutupin paha lo."

"Ohh, oke."

Sepanjang perjalan hanya ada keheningan di antara keduanya. Namun hujan tanpa ada tanda-tanda pun mengguyur kota Jakarta.

"Yahh pake segala hujan." ucap Karina

"Bentar gw cari tempat buat berteduh."

Kemudian Ryan menghentikan motornya di warung pinggir jalan dan keduanya segera turun untuk berteduh.

"Bu saya numpang berteduh ya." ucap Ryan kepada ibu pemilik warung.

"Ahh iya silahkan mas gapapa." jawab ibu pemilik warung.

"Terima kasih bu."

Karina hanya diam duduk dikursi panjang depan warung sambil melihat jalanan yang sepi terguyur hujan.

"Pakai aja jaketnya biar nggak kedinginan."

"Makasih." ucap Karina dengan suara yang bergetar karena menahan dingin.

Ryan yang melihat Karina kedinginan pun merasa kasihan.

"Kar lo gapapa?" tanya Ryan.

"Gw gapapa cuma kedinginan biasa."
"Bentar." ucap Ryan kemudian memasuki warung.

"Bu saya pesen teh panas satu ya."
"Oo iya mas saya buatkan dulu."

Setelah itu Ryan kembali keluar, dan mendapati Karina yang sepertinya tambah kedinginan.

"Lo nggak tahan dingin ya?" tanya Ryan.
"Ahh iya udah dari kecil sih." jawab Karina.

"Siniin tangan lo." Ryan meraih tangan Karina lalu meniup dan menggosokan tangannya dan tangan Karina.

Karina yang diperlakukan seperti itu pun membuat jantungnya seperti ingin meledak.

Lahh anjirr jantung gw pliss hiks -batin Karina

Mata mereka berdua bertemu membuat keduanya terpaku dengan tatapan masing-masing.

Kok gw deg-degan ya-batin Ryan

"Ini mas tehnya." suara ibu pemilik warung menyadarkan mereka dari lamunan.

"Ahh iya makasih bu." ucap Ryan

"Iya sama-sama mas. Mas sama mbaknya pacaran ya? romantis deh jadi keinget dulu jaman ibu muda." ucap ibu pemilik warung.

"Kita nggak pacaran bu." ucap Ryan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Gitu ya, ibu kira kalian pacaran. Ya udah kalo gitu ibu masuk dulu ya." ibu itu berlalu memasuki warungnya.

"Nih diminum dulu tehnya." Ryan menyodorkan teh yang tadi dia pesan kepada Karina.

Karina meminum tehnya sambil menatap hujan.

Gw kira Ryan orangnya dingin banget, tapi ternyata nggak seburuk yang gw pikirin. Tapi kenapa dia kadang bersikap dingin ya, atau jangan-jangan dia punya kepribadian ganda. Ehh tapi nggak lah nggak mungkin -batin Karina

Hujan mulai reda, dan sudah ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang.

"Udah reda nih mau pulang sekarang? " tanya Karina kepada Ryan.

"Iya pulang aja, udah mau gelap juga takut lo dicariin orang rumah, baju lo juga udah basah nanti sakit. Bentar gw bayar tehnya dulu." ucap Ryan kemudian masuk ke warung.
Tak lama kemudian Ryan keluar.

"Ayo" Ryan menggandeng tangan Karina menuju motornya, dan bisa dilihat pipi Karina memerah seperti kepiting rebus.

Kemudian mereka berlalu dari warung tersebut.

•••

Tak berselang lama, mereka pun sampai di rumah Karina.

"Makasih ya yan udah nganterin gw pulang, sama makasih tadi tehnya." ucap Karina.

"Sama-sama."

"Ehh jaket lo gw cuci dulu ya."

"Iya. Gw balik."

"Sekali lagi makasih ya, hati-hati di jalan."

Tanpa membalas perkataan Karina, Ryan langsung pergi begitu saja.

"Ishh nyebelin banget sih, tadi aja manis banget sampe bikin anak orang baper. Ehh sekarang malah balik dingin lagi, dasar aneh." gerutu Karina kemudian masuk ke rumah.








TBC.

Gimana nih upnya? Penasaran nggak sama couple satu ini?😆

Beri satu kata buat Ryan sama Karina😅

Semoga couple satu ini nantinya bisa official ya hahaha🤣

•••

Jangan lupa follow Instagram:
@onyourm_raa

HAPPY READING GUYSS!!
JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, AND COMMENT!

JUSTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang