Setelah kejadian malam waktu itu, dimana Jisoo langsung mendaratkan tamparan pada wajah tampan Seokjin. Karna sudah berani menciumnya, waktu itu dengan kasarnya Jisoo mendorong tubuh Seokjin untuk keluar dari rumahnya.
Setelah itu dia tidak memperdulikan lagi Seokjin yang terus menggedor pintunya dengan ucapan kata-kata maaf, Jisoo hanya bisa terdiam dan tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipinya. Waktu itu Jisoo menangis dibalik pintu setelah suara Seokjin tidak lagi terdengar.
Ia menangis karna Seokjin kembali berbicara tentang ungkapannya waktu itu, apa yang ia harapkan kalau memang pria itu membenarkan ucapannya? Tidak ada, walaupun ia juga tidak yakin kalau perasaan itu ada pada dirinya.
Jisoo selalu menegaskan dirinya sendiri kalau Seokjin sudah bertunangan dan tidak perlu mengharapkan apapun dari nya, karna Jisoo tidak ingin kalau tunangannya Seokjin itu mengetahui akan kejadian yang sudah mereka alami sebelum atau akhir-akhir ini.
.
Ini hari minggu, yang seharusnya jadi rutinitas malas itu dilakukan sepanjang hari. Tapi agaknya Jisoo harus meninggalkan rutinitasnya tersebut kali ini, karna stock bahan makanan di kulkas maupun di dapurnya sudah sangat menipis.
Dan juga tidak mungkin dia terus memakan-makanan instan atau siap saji seperti belakangan ini, karna Jisoo sedang malas untuk sekedar memasak buat dirinya sendiri.
Huft, Jisoo membuang nafasnya asal. Sambil mendorong troli yang sudah berisikan beberapa yang ia butuhkan, malas sekali kalau sudah berbelanja itu. Kalau perempuan lain berbelanja itu pasti menyenangkan, tapi bagi Jisoo tidak. Dia malas mengantri dan memilih-milih barang yang ia butuhkan, tapi dia suka makan. Ah sudahlah.
Di saat sedang memilih bahan bumbu dapur, ia berpapasan dengan seseorang. Dan orang tersebut tersenyum ketika menyadari kalau dihadapannya sekarang dikenalinya.
"Hai." sapanya ceria, tersenyum sampai menampilkan jejeran giginya yang rapih.
"O-oh hai." balas sapa Jisoo, tersenyum canggung.
"Lama tidak bertemu ya, bagaimana kabarmu?" tanya nya masih dengan tersenyum. Sangat cantik pikir Jisoo.
"B-baik, kau sendiri Baik kan?" tanya balik Jisoo.
"Aku baik, akhirnya kita ketemu lagi ya." ujarnya terlihat senang, Jisoo hanya tersenyum tipis. "Mungkin kau belum mengenaliku, namaku Irene. Tapi aku sudah tau namamu." lanjutnya memperkenalkan dirinya,
Tapi Jisoo sudah mengetahui nama perempuan ini karna waktu itu Taehyung pernah bercerita waktu pasca kecelakaan."Ah nde, kau sendiri?" tanya Jisoo melirik sekitar, karna takut perempuan ini bersama kekasihnya. Jisoo sangat menghindari hal itu.
Irene tersenyum menatap Jisoo, "Aku dengan Jungkook, kekasihku sedang bekerja." jelasnya lalu memasang wajah cemberut.
"Hari minggu bekerja? Sepertinya kekasihmu pekerja keras sekali ya." ujar Jisoo terkekeh garing, ia menghela nafasnya lega. Karna yang ditakuti tidak akan terjadi.
"Kata nya sih ada masalah, mangkanya dia lembur." ujarnya.
"Ah begitu, baiklah. Sepertinya aku sudah selesai, dan ingin ke kasir." ujar Jisoo tersenyum, ia menundukan kepalanya untuk berpamit dengan Irene, tapi perempuan itu mencegahnya dengan memegang troli di samping. "Sebentar, aku juga sudah selesai. Kita bersama saja." ujar Irene.
Jisoo menganggukan kepalanya, dan tersenyum. Lalu mereka berdua ke kasir bersama, dengan sedikit obrolan.
Setelah membayar mereka berdua berdiri didepan supermarket karna Jisoo hendak pulang dengan jalur yang berbeda dengan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loiterer✓
Cerita Pendek[END]. . Semua hanya dari rasa penasaran lalu menjadi kasihan dan mungkin rasa yang seharusnya tidak ada menjadi ada ketika selalu bersama. "Aku juga tidak tau sejak kapan rasa ini muncul, yang aku tau aku selalu nyaman bersamamu." . Jinsoo fanfacti...