Day One - Arrival

263 18 4
                                    

Los Angeles

Matahari bersinar terang, membuat Kwon Joo menyipitkan matanya. Sekarang bulan November dan udara sedikit lebih sejuk dari biasanya. Kwon Joo merapatkan mantel musim gugurnya, memeriksa dompet dan paspornya yang ada di tas ranselnya, lalu menarik kopernya keluar dari pintu utama bandara.

Ia sedang menimbang- nimbang apakah ia perlu naik taksi atau bus untuk ke hotel, saat seseorang yang ia kenal berlari ke arahnya. Kwon Joo tersenyum, menatap pria yang ia kenal itu sedang mengatur napas di depannya setelah berlari. Pria itu masih sama. Berambut pendek, memakai kaus dengan jaket kulit cokelat dan jeans panjang, dengan sepatu olahraga hitam.

"Sudah lama tidak bertemu."

"Detektif Cho," Kwon Joo membungkuk dengan sopan. "Iya, sudah lama tidak bertemu. Apa kabar?"

Derek tersenyum lebar hingga deretan gigi putihnya yang rapi terlihat. "Saya baik- baik saja. Bagaimana dengan Centerjang? 6 bulan ini berlalu dengan baik?"

Kwon Joo menganggukkan kepala, rambutnya yang sekarang sudah lebih panjang hingga sedikit melewati bahu membuatnya terlihat semakin cantik. Derek harus meninju pahanya sendiri supaya ia tidak menatap gadis itu terlalu lama. Tapi mungkin Kwon Joo sudah tahu ia memang menatapnya terlalu lama.

Sekarang Kwon Joo menatap Derek dengan pandangan bertanya.

"Ah, Agen Park menghubungi saya." Derek menjelaskan, berusaha terdengar santai. "Kalau anda akan pergi berlibur."

"Lalu--"

Derek tersenyum malu- malu. "Saya yang meminta Agen Park untuk membujuk anda berlibur ke sini. Saya bahkan sudah meminta cuti dari pekerjaan selama seminggu untuk menjadi pemandu anda."

Mata Kwon Joo melebar. "Apa tidak masalah? Saya bisa jalan- jalan sendiri, anda tidak perlu repot- repot."

Sambil menggeleng, Derek mengambil alih gagang koper Kwon Joo. Ia sedikit tidak menyangka Kwon Joo hanya akan membawa satu koper ukuran sedang seperti ini untuk liburan satu minggu. Bukankah biasanya perempuan selalu membawa lebih banyak barang dari laki- laki jika pergi liburan?

"Detektif Cho," Kwon Joo berusaha mengambil lagi kopernya, tapi Derek sudah berjalan mendahuluinya, membuatnya terpaksa mengikuti.

"Anda akan baik- baik saja jika bersama saya, Centerjang. Lagipula bukankah lebih enak jika ada pemandu lokal pribadi? Anda tidak perlu repot- repot memikirkan bahasa Inggris karena ada saya."

Kwon Joo menelengkan kepalanya sambil berjalan di sebelah Derek menuju lapangan parkir. "Saya juga bisa bahasa Inggris, Detektif Cho."

Protes Kwon Joo membuat Derek tertawa, dan ia berhenti berjalan. Ia menatap Kwon Joo dengan senyuman. "Bukan maksud saya untuk menghina, hanya saja saya merasa anda akan membutuhkan saya selama berada di sini. Anda menerima saya dengan baik di Korea, jadi sekarang saya yang akan memandu anda di sini."

Tidak terpikirkan protes lain, Kwon Joo balas menatap Derek. Akhirnya ia mengangguk. "Tapi jika di hari berikutnya anda ada urusan, anda harus memberitahu saya."

Anggukan kepala Derek membuat Kwon Joo lebih tenang. Ia mengikuti Derek ke sebuah mobil sport hitam dengan atap terbuka. Seketika kening Kwon Joo berkerut. "Ini mobil anda?"

Derek meletakkan koper Kwon Joo di kursi belakang, menatap Kwon Joo dengan heran. "Iya. Kenapa?"

Kwon Joo memaksakan senyuman. "Mungkin saya bisa naik bus--"

Tanpa menunggu Kwon Joo menyelesaikan kalimatnya, Derek menarik pergelangan tangan Kwon Joo ke sisi kanan mobil, membukakan pintu untuknya.

"Detektif Cho--"

Travel LogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang