Last Day - A Good Bye

210 18 40
                                        

Setelah Kwon Joo selesai memasukkan koper, ia berjalan mendekati Derek yang sedang berdiri bersandar pada sebuah tiang lampu di bandara. Derek melihat Kwon Joo berjalan ke arahnya dan ia segera tersenyum menyambut.

"Apa yang anda ingin lakukan?" Derek tersenyum, melihat sekelilingnya. "Mau beli sesuatu--"

"Tidak ada yang ingin saya beli," Kwon Joo menjawab singkat, memeluk boneka Stitch yang diberikan Derek kemarin. Tiba- tiba ia merasa canggung. Mungkin karena ia merasakan waktu perpisahan dengan Derek sudah mendekat. Jujur, ia tidak ingin berpisah. Tapi ia masih belum bisa mengatakan dengan jelas bahwa ia juga menyukai pria itu.

Derek menatap Kwon Joo yang sekarang menundukkan kepalanya. Ia sebenarnya ingin mengajak Kwon Joo berbelanja atau melakukan apapun selain berdiri menunggu tanpa melakukan apa- apa. Apalagi hanya tersisa 20 menit sebelum panggilan masuk ke ruang tunggu.

Sebelum Derek sempat mengatakan apa- apa lagi, tiba- tiba ia merasakan seseorang memegangi lengannya. Ia menoleh ke sisi kirinya. Kwon Joo berdiri di sisi kanannya.

"Hai, Derek!" suara manja seorang gadis membuat Kwon Joo langsung menegakkan kepalanya. Ia menoleh pada seseorang yang memeluk lengan Derek dengan manja.

Tinggi gadis itu mungkin tidak sampai 160cm. Ia berkulit pucat, bertubuh mungil dengan rambut panjang hingga ke pinggang, mengenakan gaun musim panas berenda warna merah muda. Tanpa malu- malu ia menarik tangan Derek ke bawah sehingga pria itu sedikit membungkuk dan ia mencium pipi Derek.

Kwon Joo berdiri di tempatnya tanpa ekspresi. Siapa gadis itu?

"Hai, Ayame," Derek tersenyum kecil, membalas ciuman gadis itu dengan menempelkan bibirnya ke pipi gadis itu singkat. "Lama tidak bertemu."

"Iya! Aku sudah merindukanmu! Aku hampir tidak mengenalimu karena kau sudah menjadi semakin tampan!" gadis itu berceloteh riang, masih memeluk lengan Derek. Kemudian gadis itu menyadari keberadaan Kwon Joo. Ia melirik Kwon Joo dengan senyuman lebar. "Temanmu?"

Derek menganggukkan kepalanya. Ia ingin berkata "ia pacarku", tapi Kwon Joo belum mengatakan apa- apa soal hubungan mereka, jadi ia hanya bisa menganggukkan kepalanya. Tapi kemudian Kwon Joo menarik tangan kanannya dengan satu hentakan keras hingga pelukan Ayame terlepas.

Kwon Joo menatap Derek yang sekarang berdiri dekat di sebelahnya, menatapnya dengan mata melebar. Dengan serius Kwon Joo bertanya. "Apa kita hanya teman?"

Tanpa bisa menahan diri Derek tersenyum lebar, mengecup pipi Kwon Joo dengan mesra lalu menoleh pada Ayame. "Kami lebih dari teman ternyata."

Ayame mengerucutkan bibirnya, mengulurkan tangan untuk kembali memeluk lengan Derek, tapi Kwon Joo tidak membiarkannya melakukan apa yang ia inginkan.

Dengan satu gerakan cepat Kwon Joo menempelkan bibirnya di bibir Derek. Ia bisa mendengar Ayame menghela napas dan mengucapkan perpisahan sampai akhirnya berjalan menjauh. Mata Kwon Joo mengawasi Ayame, dan saat gadis itu sudah berjalan cukup jauh, ia baru melepaskan Derek.

Kwon Joo masih mengamati Ayame sampai gadis itu menghilang di balik orang- orang yang memenuhi bandara. Setelah itu ia menoleh pada Derek.

Pria itu sedang berdiri dengan mata melebar dan mulut sedikit terbuka. Ia menyadari saat ini Kwon Joo sedang menoleh padanya, jadi ia ikut menoleh pada Kwon Joo. Ia sampai cegukan karena terlalu syok. "Yang tadi itu--"

Tanpa menunggu Derek melanjutkan perkataannya, Kwon Joo menarik kerah kaus polo Derek ke arahnya. Sebelum ia kembali menempelkan bibirnya ke bibir Derek, ia berkata dengan tegas. "Kau milikku."

-----

Dua minggu kemudian, Kwon Joo membuka pintu apartemennya dan menemukan Derek berdiri di depan pintunya dengan satu buket besar mawar merah dan sebuah cincin berlian.

------————--------
END FOR NOW
mungkin dilanjut, mungkin ngga ya, tergantung inspirasi yg didapat 😁
Thank you semuanya udah baca dan komen.
Seneng banget dpt feedback dari kalian.

Untuk saat ini aku lg nulis buat Vacation Undercover ya

Travel LogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang